| Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Cokronegoro I di jv.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Raden Adipati Aryo Cokronegoro I adalah bupati Purworejo yang menjabat pada 1831-1856.[1] Putra dari Raden Ngabehi Singowijoyo, ia lahir di Bragolan, Bagelen pada Rabu Pahing, 17 Mei 1779. Ayahnya tersohor di Kasunanan Surakarta dan sekitaran Bagelen.
Cokronegoro dibesarkan di lingkungan Kasunanan dan diberi gelar Mas Ngabehi Resodiwiryo (1805-1815). Pada 1810, ia diutus ke Ampel, Boyolali untuk belajar pengaturan irigasi. Pada 1815, ia diangkat menjadi Raden Ngabehi Resodiwiryo dan pada Agustus 1825, ia diangkat menjadi Raden Tumengung Resodiwiryo dan menjadi wakil lingkungan Surakarta yang dikirim ke Bagelen untuk memimpin Pangeran Kusumoyodo untuk melawan pasukan Diponegoro yang bergerak menuju Kasunanan melewati Kedhu di bagian selatan dan Menoreh
Dalam perang tersebut, Resodiwiryo (juga disebut Reksodiwiryo) berhasil memenangkan pertempuran. Sebagai balasannya, Resodiwiryo diangkat menjadi Bupati pada Desember 1828 sampai digantikan oleh Kusumoydo pada Januari 1829. Pada 21 September 1829, Resodiwiryo berhasil mengalahkan Pangeran Joyokusumo I dan dua putranya: Joyokusumo II dan Atmokusumo di Gunung Kelir.
Setelah Perang Jawa, Jenderal de Kock mengangkat Resodiwiryo menjadi Bupati Brengkelan sampai digantikan oleh Raden (atau Kyai) Adipati Cokrojoyo pada 9 Juni 1830. Belum genap setahun, pada 26/27 Februari 1831 Kabupaten Brengkelan digabung dengan sejumlah kabupaten lain untuk membentuk Kabupaten Purworejo dan Cokrojoyo mempertahankan jabatannya dan mengambil nama Raden Adipati Aryo Cokronegoro.[1]
Menurut Basah Ngabdullatip Kerto Pengalasan, Cokronegoro membuat buku Babad Kedhung Kebo pada tahun 1840 untuk mengisahkan Perang Jawa. Cokronegoro melepaskan jabatan bupatinya pada 1856 dan digantikan oleh putranya, Cokronegoro II.[1]
Referensi
- ^ a b c Carey, Peter (2017). Judul: Sisi Lain Diponegoro – Babat Kedung Kedo dan Historiografi Perang Jawa. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-424-680-8.