Chromolaena odorata
Chromolaena odorata (sinonim: Eupatorium odoratum;[2] bahasa Muna: komba-komba; bahasa Inggris: Siam weed) atau Kirinyuh adalah tumbuhan berkayu (tree) dan termasuk ke dalam keluarga Asteraceae. Nama lain antara lain Siam-Kraut, agonoi, bitter bush, chromolaena, hagonoy, herbe du Laos, huluhagonoi, jack in the bush, kesengesil, mahsrihsrihk, masigsig, ngesngesil, otuot, rumput belalang, rumput golkar, rumput putih, sandanezw, triffid weed, dan wisolmatenrehwei.[3] Tumbuhan ini berakar tunggang. Batangnya berwarna kekuning-kuningan dan dapat tumbuh hingga 1 meter dan batang seminya bisa mencapai 7 meter. Tumbuhan ini dapat tumbuh di tanah yang kering hingga cukup air. Tumbuhan ini dapat ditemukan di Indonesia. Salah satu tempat persebarannya ada Kawasan Hutan Cagar Alam Napabalano, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.[4] Chromolaena odorata mengandung senyawa aktif fenolik, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin dan steroid. Daun tumbuhan ini oleh masyarakat lokal digunakan untuk mengobati luka luar dengan cara dilumatkan, kemudian air hasil lumatan di tempelkan ke bagian yang terluka. Ekstrak akar dan daunnya juga dapat digunakan untuk mengobati sakit maag atau muntah darah. Karena khasiatnya, daun kirinyuh diperjualbelikan secara bebas. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai pestisida nabati untuk pengendalian hama, seperti pada pencucuk buah kakao, rayap, kecoa dan bekicot, bahkan dalam penelitian yang lain, diketahui jika tumbuhan inidapat menjadi racun bagi beberapa spesies nyamuk. Referensi
|