Christos Christou adalah presiden internasional Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) saat ini. Ia berasal dari Yunani.[1] [2]
Christou lahir di Trikala, Yunani[3], Inggris adalah negara tempat ia memulai karirnya sebagai dokter. Di MSF ia bekerja sebagai ahli bedah di Kamerun, Irak, dan Sudan Selatan sebelum terpilih sebagai Wakil Presiden. Kemudian ia terpilih sebagai Presiden MSF Yunani dan selanjutnya menggantikan Joanne Liu sebagai Presiden Internasional MSF.
Pendidikan
Ia menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Universitas Aristoteles, kemudian ia juga menyelesaikan pendidikan Master di bidang Kesehatan Internasional dan Manajemen Krisis Kesehatan dari Universitas Athena serta Ph.D di bidang bedah dari Universitas Nasional dan Kapodistrian. [4] [5]
Karier
Christou pernah bekerja sebagai spesialis bedah darurat, di Rumah Sakit Universitas North Middlesex dan Rumah Sakit King's College di London, Inggris sebagai awal karirnya di bidang medis. [5]
Pada awal bergabung dengan MSF pada tahun 2002, Christou bertugas sebagai ahli bedah dan sukarelawan[4] yang bertugas menangani masalah HIV dan kesehatan pengungsi di Kamerun, Irak, dan Sudan Selatan . [5]
Kemudian ia bertugas sebagai Sekretaris Umum sebelum terpilih sebagai Wakil Presiden MSF Yunani. Pada tahun 2005, ia terpilih sebagai presiden MSF Yunani.[5]
Ketika pemilihan presiden internasional MSF pada Juni 2019, Christou berhasil terpilih sebagai presiden internasional pada organisasi tersebut.[4]
Pada tahun 2019, melalui sebuah surat terbuka kepada para pemimpin Uni Eropa, Christou menganjurkan agar mereka menghentikan kebijakan menghentikan perjalanan pencari suaka di kepulauan Yunani.[6]
Pada tahun 2020, ia menanggapi sebuah surat terbuka dari staf MSF yang mengkritik tentang rasisme institusional. Selain menyambut baik mengenai kritik tersebut, ia juga mempertanyakan mengenai seberapa luas rasisme terjadi di dalam MSF.[7] [8] [9]
Terkait dengan Covid-19, Christou mengkritik pemerintah karena gagal menerapkan rencana layanan kesehatan yang efisien pada awal pandemi virus corona, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah.[10] Ia juga mengeluarkan kritik kepada perusahaan farmasi karena tidak membagikan kekayaan intelektual vaksin COVID-19. Selain itu Christou juga mengkritik pengelolaan pandemi COVID-19 oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro .[11] [12]
Pada tahun 2021 Christou berbicara tentang pentingnya mengatasi perubahan iklim, dan serta tentang meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di Afghanistan. [3]
Referensi