Dalam beberapa kilometer di sebelah barat Cho Oyu terdapat Nangpa La (5.716 meter/18.753 kaki), sebuah lintasan glasial yang berfungsi sebagai jalur perdagangan utama antara Tibet dan Suku SherpaKhumbu. Jalur ini memisahkan antara Khumbu dan RolwalingHimalaya. Karena kedekatannya dengan lintasan ini dan lereng yang umumnya mudah diakses dari jalur penggunungan barat laut, Cho Oyu dianggap puncak dengan ketinggian 8.000 meter paling mudah untuk didaki.[3] Cho Oyu juga tujuan populer bagi para pendaki.
Ketinggian
Ketinggian puncak Cho Oyu awalnya diukur dengan ketinggian 8.153 meter (26.750 kaki) dan pada saat pendakian pertama dianggap sebagai gunung tertinggi ketujuh di bumi, setelah Dhaulagiri dengan ketinggian 8.167 meter (26.795 kaki), Manaslu, 8.163 meter (26.781 kaki), dan juga diperkirakan lebih rendah pada ketinggian 8.125 meter (26.658 kaki) .[4] Perkiraan pada tahun 1984 dengan ketinggian 8.201 meter (26,906 kaki) membuat Cho Oyu naik ketempat keenam. Pengukuran baru yang dilakukan pada tahun 1996 oleh Departemen Survei Pemerintah Nepal dan bekerjasama dengan Institut Meteorologi Finlandia dalam persiapan untuk peta Topografi Nepal menempatkan ketinggian Cho Oyu dengan ketinggian 8.188 meter,[5] pengukuran ini sangat mirip dengan buku tahun 1955 oleh Edmund Hillary yang berjudul High Adventure dengan ketinggian 8.189 meter (26.867 kaki).[6]
Sejarah pendakian
Pendakian Cho Oyu pertama kali dicoba pada tahun 1952 oleh sebuah ekspedisi yang diselenggarakan dan biaya oleh Komite Bersama Himalaya Britania Raya sebagai persiapan untuk melakukan pendakian di Gunung Everest pada tahun berikutnya. Ekspedisi ini dipimpin oleh Eric Shipton dan termasuk Edmund Hillary dan Tom Bourdillon.[7] Pendakian yang dilakukan oleh Hillary dan temannya George Low dihentikan karena kesulitan teknis dan bahaya longsor di tebing es pada ketinggian 6,650 meter (21,820 kaki) dan laporan pasukan Tiongkok jarak pendek yang melintasi perbatasan mempengaruhi Shipton untuk mundur dari pendakian daripada terus mencoba untuk mencapai puncak.[8]
Pendakian gunung ini pertama kali dilakukan pada 19 Oktober 1954, melalui pegunungan utara-barat oleh Hilbert Tichy, Joseph Jöchler, dan dibantu oleh pendaki lokalPasang Dawa Lama dari ekspedisi Austria.[9] Cho Oyu adalah puncak tertinggi 8000 meter kelima yang didaki, setelah Annapurna pada Juni 1950, Gunung Everest pada Mei 1953, Nanga Parbat pada Juli 1953 dan K2 pada Juli 1954. Sampai pendakian Gunung Everest oleh Reinhold Messner dan Peter Habeler pada tahun 1978, ini adalah puncak gunung tertinggi yang didaki tanpa oksigen tambahan.[10]
Pendakian
Cho Oyu dianggap sebagai delapan-ribuan termudah untuk didaki,[11] dengan rasio kematian-puncak terendah (⅟25 dari Annapurna).[12][13] Cho Oyu juga sebagai paling banyak didaki dari delapan-ribuan setelah Everest (yang ketinggiannya membuatnya populer), dan memiliki lebih dari empat kali pendakian dari delapan-ribuan paling populer ketiga. Cho Oyu juga dipasarkan sebagai "Puncak trekking" yang dapat dicapai untuk pendaki yang memiliki kebugaran tinggi, tetapi pengalaman mendaki gunung rendah.[14] Namun, Cho Oyu memiliki dataran tinggi puncak datar tanpa ada batu/piramida penanda dan prayer flags (bendera doa adalah kain segi empat berwarna-warni, sering ditemukan di sepanjang pegunungan dan puncak tinggi di Himalaya dan digunakan untuk memberkati daerah sekitarnya dan untuk tujuan lain) yang tidak menandai pertemuan "teknis",[15] yang dapat menjadi sumber kebingungan dan perdebatan dikalangan para pendaki.[16]
1958 Pendakian kedua sampai ke puncak oleh ekspedisi India. Pasang Dawa Lama mencapai puncak untuk kedua kalinya dan juga kematian pertama pendaki di Cho Oyu.[9]
1959 Empat anggota tewas dalam longsoran salju selama ekespedisi perempuan internasional yang gagal.[9]
1964 Pendakian ketiga yang kontroversial oleh ekspedisi Jerman karena tidak ada bukti mencapai puncak. Dua pendaki gunung tewas kelelahan di Kamp 4 pada ketiggian 7.600 meter (24,930 kaki).[9]
1978 Edi Koblmüller dan Alois Furtner dari ekspedisi Austria untuk menuju puncak melewati wajah-tenggara dan mengahadapi kesulitan.[9]
1988 Pada 2 November, ekspedisi yang dilakukan oleh pendaki Slovenia yang terdiri dari Iztok Tomazin, Roman Robas, Blaž Jereb, Rado Nadvešnik, Marko Prezelj, and Jože Rozman, mencapai puncak melalui wajah-utara yang belum pernah dilalui sebelumnya.
1994 Pada 13 Mei, Carlos Carsolio menetapkan pendakian kecepatan rekor dunia dari base camp menuju puncak, hanya dalam 18 jam dan 45 menit.[17]
1994 Pendakian solo pertama melalui wajah-barat selatan oleh Yasushi Yamanoi.[18]
2007 Pendakian kedua yang dilakukan pendaki India, ekspedisi dipimpin oleh Abhilekh Singh Virdi.[20]
2009 Clifton Maloney, suami dari DPR Amerika Serikat Carolyn Maloney dan pada waktu itu merupakan orang-tertua yang mencapai puncak delapan-ribuan.,[21] meninggal pada usia 71 tahun setelah mendaki pada 25 September 2009. Kata-kata terakhirnya adalah "Saya orang yang paling bahagia di dunia. Saya baru saja mencapai puncak gunung yang indah."[22]
2011 Pendaki asal Belanda, tewas setelah tidak sehat pada ketinggian 8.000 meter (26.250 kaki).[23][24]
^Dari empat belas gunung yang melebihi angka ajaib 8000 meter, dianggap sebagai yang paling mudah untuk didaki, dan hanya yang tertinggi, Everest; yang memiliki lebih banyak pendakian."Goddess of Turquoise: my attempt on Cho Oyu". Mark Horrell. August 2010.
^"Stairway to heaven". The Economist. 29 May 2013. Diakses tanggal 2015-09-07As of March 2012
^Banyak orang yang mendaki Cho Oyu di Tibet berhenti di satu set bendera doa (prayer flags) dengan pemandangan Everest dan percaya bahwa mereka telah mencapai puncak, tanpa menyadari mereka masih harus berjalan selama 15 menit melintasi dataran tinggi sampai mereka dapat melihat Danau Gokyo di Nepal."When is a summit not a summit?". Mark Horrell. 12 November 2014.
^Miss Hawley menggunakan "apakah Anda melihat Everest" sebagai pertanyaan standarnya, saya telah menyebutkan ini padanya juga. Saya telah mendaki Cho Oyu 4 kali dan akan menuju kelima saya di musim yang akan datang ini. Setiap kali saya menyaksikan orang Korea dan Jepang hanya pergi ke tempat mereka dapat melihat Everest, bukan puncak, karena mereka tahu ini adalah apa yang akan ditanyakan."Cho Oyu summit: Where is it exactly". Explorersweb.com. September 2017.