Bunuh diri menggunakan pembakaran arangBunuh diri menggunakan pembakaran arang adalah bunuh diri dengan membakar arang di kamar atau ruang tertutup. Kematian terjadi akibat keracunan karbon monoksida. Mekanisme aksiKarena pembakaran arang, konsentrasi karbon monoksida (CO) meningkat bertahap. Karena toksisitasnya (dan bukannya kehabisan oksigen seperti yang terkadang dipikirkan) konsentrasi CO yang bertambah satu banding seribu dapat menjadi fatal jika didiamkan selama dua jam.[1] RiwayatSebagai metode bunuh diri, hal tersebut disebutkan oleh Eugène Sue dalam Yahudi Pengembara (1844).[2] Pada Juli 1994, dua murid Perguruan Tinggi Putri Tingkat Satu Taipei melakukan bunuh diri dengan membakar arang di sebuah hotel di Su'ao, Yilan dengan sebuah catatan yang tak menyatakan alasan yang jelas, meskipun beberapa media massa menduga bahwa mereka adalah sepasang lesbian.[3] Pada November 1998, seorang wanita usia menengah di Hong Kong melakukan bunuh diri dengan metode tersebut di dalam kamar tidur kecilnya yang tersegel. Ia memiliki latar belakang teknik kimia.[4] Hong Kong mengalami tekanan ekonomi pada masa itu, dan bunuh diri umumnya meningkat. Setelah penjelasan bunuh diri tersebut ramai disebarkan oleh media massa lokal, beberapa orang lainnya melakukan bunuh diri dengan cara tersebut (contoh dari efek Werther). Dalam dua tahun, pembakaran arang menjadi cara bunuh diri terbesar ketiga di Hong Kong.[5] Bunuh diri menggunakan pembakaran arang meliputi 1.7% tindak bunuh diri di Hong Kong pada 1998 dan 10.1% pada 1999.[6] Pada 2001, tindakan tersebut menyalip tindakan gantung diri sebagai metode bunuh diri paling umum kedua di Hong Kong (hanya setelah lompat diri), meliputi sekitar 25% dari seluruh kematian akibat bunuh diri.[5] Sejak itu, metode tersebut menyebar ke Tiongkok daratan, Taiwan dan Jepang.[7] Referensi
|