Bunuh diri di Korea SelatanBunuh diri di Korea Selatan adalah tingkat tertinggi ke-10 di dunia menurut Organisasi Kesehatan Dunia, serta tingkat bunuh diri kedua dalam OECD setelah Lithuania.[1][2] Pada 2012, bunuh diri menjadi sebab kematian tertinggi keempat di Korea Selatan.[3] Tingkat bunuh diri yang tinggi berbanding dengan negara-negara maju lainnya yang sebagian besar timbul dari kaum lansia. Salah satu sebab bunuh diri di kalangan lansia Korea Selatan adalah karena merebaknya kemiskinan di kalangan warga senior di Korea Selatan, dengan nyaris setengah penduduk lansia di negara tersebut hidup di bawah garis kemiskinan. MetodeKeracunan karbon monoksidaPada tahun-tahun terkini di saat wabah bunuh diri Korea Selatan, pembakaran yeontan dipakai sebagai metode bunuh diri karena dapat menimbulkan keracunan karbon monoksida.[4] Lompat dari jembatanLompat dari jembatan juga dipakai sebagai metode bunuh diri oleh orang-orang Korea Selatan yang bunuh diri. Jembatan Mapo di Seoul kerap dipakai untuk bunuh diri,[5][6] yang membuat jembatan tersebut dijuluki "Jembatan Bunuh Diri" dan "Jembatan Kematian".[7][8][9][10][11][12][13] otoritas Korea Selatan berusaha untuk menangkalnya dengan menjuluki jembatan tersebut dengan sebutan "Jembatan Kehidupan" dan memasang pesan-pesan pemulihan di bagian tepiannya.[14] Kasus terkenalPada 2005, aktris Lee Eun-ju, bintang film-film hit yang meliputi Taegukgi dan The Scarlet Letter, meninggal akibat bunuh diri dalam usia 24 tahun.[15] Mantan Presiden Roh Moo-hyun meninggal akibat bunuh diri pada 23 Mei 2009 dengan cara lompat dari tebing gunung. Supermodel[16] Daul Kim bunuh diri pada 19 November 2009 di Paris.[17] Pengusaha konstruksi Sung Wan-jong meninggal akibat bunuh diri pada April 2015 karena dituduh korupsi dan meninggalkan catatan bunuh diri dimana ia menyebut nama-nama orang yang ia klaim terlibat dalam korupsi.[18] Artis U;Nee gantung diri pada 2007 dalam usia 25 tahun.[19] "Aktris Bangsa" Choi Jin-sil meninggal akibat bunuh diri pada 2008,[20] demikian pula mantan suaminya Cho Sung-min pada 2013. Terdapat juga kasus bunuh diri terkenal sebagai tanggapan terhadap tragedi. Dua hari pasca musibah feri Sewol pada April 2014, seorang kepala sekolah yang selamat meninggal akibat bunuh diri. Ia mengadakan pesiar tersebut untuk para muridnya. Presiden perusahaan feri tersebut juga kemudian ditemukan meninggal juga akibat bunuh diri. Pada Oktober 2014, seorang pejabat keamanan pemerintah meninggal akibat bunuh diri usai 16 orang tewas dalam sebuah konser pertunjukan grup K-Pop 4Minute yang diawasi olehnya.[21] Pada 2015, usai kecelakaan bus fatal yang ditumpangi oleh para PNS Korea Selatan yang mengunjungi Tiongkok, seorang pejabat pemerintah yang terlibat dengan organisasi tersebut meninggal akibat bunuh diri dengan cara melompat keluar dari kamar hotelnya di Tiongkok. Pada 18 Desember 2017, Kim Jonghyun, seorang vokalis utama dari grup Korea Selatan Shinee, meninggal akibat bunuh diri. Ia ditemukan dalam keadaan tak sadar di kamar hotel oleh paramedis usai mengirim catatan bunuh diri ke saudarinya dan kemudian dinyatakan meninggal saat dibawa ke rumah sakit.[22] Sebuah catatan bunuh diri menyatakan soal perjuangannya melawan depresi selama bertahun-tahun. Catatan tersebut mencantumkan kata-kata seperti "Aku hancur", "Aku benci diriku" dan rujukan kepada dokter yang menyatakan bahwa ia depresi karena kepribadiannya.[23][24] Pada 14 Oktober 2019, Sulli, seorang aktris dan mantan anggota F(x), meninggal akibat bunuh diri. Ia ditemukan meninggal di rumahnya oleh manajernya.[25] Referensi
|