Bukti tidak langsung adalah bukti yang bergantung pada inferensi untuk menghubungkannya ke sebuah kesimpulan fakta, seperti sidik jari di tempat kejadian perkara. Sebaliknya, bukti langsung mendukung kebenaran dari asersi secara langsung, tanpa perlu bukti tambahan atau inferensi apapun.
Bukti tidak langsung memungkinkan lebih dari satu penjelasan. Bagian-bagian yang berbeda dari bukti tidak langsung mungkin diperlukan, sehingga masing-masing bagian saling menguatkan kesimpulan yang ditarik. Bersama-sama, bagian-bagian itu mungkin lebih kuat mendukung satu inferensi tertentu di antara yang lain.
Bukti tidak langsung memungkinkan trier fakta untuk menyimpulkan keberadaan fakta.[1] Dalam hukum pidana, inferensi dibuat oleh trier fakta untuk mendukung kebenaran dari sebuah asersi (rasa bersalah atau tidak adanya rasa bersalah).
Bukti tidak langsung terutama penting dalam kasus perdata dan pidana di mana bukti langsung tidak mencukupi.