Boris Havel adalah seorang ilmuwan politik, sejarawan, dan penerjemah asal Kroasia, Havel juga merupakan seorang pakar Timur Tengah. Pamannya adalah Tomislav Vidović, seorang Pejuang asal Kroasia dan tahanan politik dari Sarajevo. Havel adalah seorang profesor madya di Fakultas Ilmu Politik di Universitas Zagreb.
Dari tahun 2005 hingga 2016, Havel menjadi pegawai Kementerian Luar Negeri dan Urusan Eropa Republik Kroasia. Ia juga adalah juru bahasa pengadilan untuk bahasa Inggris, Ibrani, dan Swedia.
Havel meraih gelar doktor dari Fakultas Ilmu Politik Universitas Zagreb pada tahun 2012 dengan topik "Aspek Keagamaan dari Konflik Arab-Israel" (Religijski aspekt arapsko-izraelskog sukoba). Ia sebelumnya memperoleh gelar magister dalam bidang agama komparatif dari Universitas Ibrani di Yerusalem, serta gelar sarjana dalam bidang hubungan internasional dan sejarah dari Universitas Livets Ord di Uppsala, cabang dari Universitas Oral Roberts, Amerika Serikat.
Havel juga dikenal sebagai pembawa acara "Tribine Trećeg programa" di Radio Kroasia[1], dan sesekali menulis sebagai kolumnis di berbagai publikasi, seperti mingguan "Fokus", publikasi bulanan komunitas Yahudi Bet Israel "Ruah Hadaša", "Obzora" yang merupakan bagian dari harian Večernji, majalah mingguan Globus, serta "Cahaya Sabda", sebuah publikasi bulanan Fransiskan Sarajevo.
Saat ini, Havel bekerja sebagai profesor madya di Fakultas Ilmu Politik Universitas Zagreb, di mana ia mengajar program sarjana dan pascasarjana dengan topik yang berfokus pada Timur Tengah dan Israel, baik dalam bahasa Inggris maupun Kroasia.[2] Selain itu, ia juga menjadi dosen eksternal di Universitas Katolik Kroasia, di mana ia mengajar mata kuliah "Israel Kontemporer: Agama, Politik, dan Sejarah Negara Yahudi", serta di Universitas Zadar, di mana ia mengajar di program doktoral.
Havel juga sering berpartisipasi dalam berbagai media, forum, dan diskusi meja bundar, di mana ia menyampaikan pandangannya yang konservatif mengenai isu-isu sosial, seperti pendidikan (terutama dalam bidang Orientalisme), migrasi, keamanan nasional, anti-Semitisme, nasionalisme, dan kedaulatan Kroasia, serta peran pandangan dunia Kristen dalam proses sosial dan politik.[3]
Pada tahun 2023, Havel menerima Penghargaan Negara untuk Sains atas bukunya yang berjudul "Israel: Bangsa yang Lahir dalam Sehari, Buku Satu: Sejarah Israel dari Abraham hingga Bar Kohba (Izrael: narod u danu rođen. Knjiga prva: povijest Izraela od Abrahama do Bar Kohbe)"
Referensi