Blaxploitation
Blaxploitation adalah sebuah subgenre etnis dari film eksploitasi yang muncul di Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an, ketika momentum gabungan dari gerakan hak-hak sipil, gerakan kekuatan kulit hitam, dan Black Panthers memacu para seniman Afrika-Amerika untuk merebut kembali kekuatan penggambaran etnis mereka, dan lembaga-lembaga seperti UCLA untuk memberikan bantuan keuangan bagi para mahasiswa Afrika-Amerika untuk belajar pembuatan film. Hal ini dikombinasikan dengan penerapan sistem pemeringkatan yang kurang ketat oleh Hollywood pada tahun 1968.[1] Istilah ini, gabungan dari kata "black" dan "exploitation", dicetuskan pada bulan Agustus 1972 oleh Junius Griffin, presiden cabang NAACP Beverly Hills–Hollywood. Ia mengklaim bahwa genre ini "menyebarkan pelanggaran" terhadap komunitas kulit hitam dalam pelestarian stereotip yang sering terlibat dalam kejahatan.[2] Setelah film-film bertema ras pada tahun 1940-an dan 1960-an, genre ini muncul sebagai salah satu genre pertama yang menempatkan karakter dan komunitas kulit hitam sebagai protagonis, bukan hanya sekadar ajudan, karakter pendukung, atau korban kebrutalan.[3] Awal mula genre ini bertepatan dengan pemikiran ulang mengenai hubungan ras pada tahun 1970-an. Film-film blaxploitation awalnya ditujukan untuk penonton Afrika-Amerika di perkotaan, namun daya tarik genre ini segera meluas melampaui batas ras dan etnis.[3] Hollywood menyadari potensi keuntungan dari perluasan penonton film-film blaxploitation. Variety menganggap Baadasssss Song karya Sweet Sweetback dan film yang didanai Hollywood yang kurang radikal, Shaft (keduanya dirilis pada tahun 1971) sebagai penemu genre blaxploitation, meskipun Cotton Comes to Harlem dirilis pada tahun sebelumnya.[4] Film-film blaxploitation juga merupakan film pertama yang menampilkan soundtrack musik funk dan soul.[5] Lihat pula
Referensi
Bacaan lebih lanjut
Pranala luar |