Bill Kovach

Bill Kovach adalah seorang wartawan, editor dan kurator berkebangsaan Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai salah satu penggagas prinsip-prinsip jurnalisme dalam penulisan berita. Salah satu karyanya yang terkenal berjudul The Elements of Journalism yang ditulisnya bersama dengan Tom Rosenstiel.

Pekerjaan

Bill Kovach bekerja sebagai seorang wartawan.[1] Pekerjaannya sebagai wartawan dimulai pada tahun 1960 untuk The Tennessean hingga tahun 1967.[2] Setelah itu, Bill Kovach menjabat sebagai kepala biro untuk New York Times di Washington. Ia juga bekerja sebagai editor untuk Atlanta Journal-Constitution. Bill Kovach juga bekerja di Universitas Hahrvard sebagai kurator untuk Persekutuan Jurnalisme Nieman.[3]

Sumbangsih pengetahuan

Kebenaran dalam jurnalisme

Bill Kovach bersama dengan Tom Rosenstiel menyatakan pendapat bersama mengenai arti dari jurnalisme. Keduanya berpendapat bahwa jurnalisme sebuah sistem pemasokan berita yang dibuat oleh masyarakat.[4] Bill Kovach menyatakan pendapat yang sama dengan Tom Rosenstiel mengenai kebenaran dalam jurnalisme. Keduanya menyatakan bahwa kebenaran dalam jurnalisme sulit untuk didefinisikan. Kebenaran dalam jurnalisme hanya dapat tercapai melalui wawancara terhadap suatu persoalan kepada ribuan orang.[5] Bill Kovach menetapkan sebanyak sembilan elemen jurnalisme yang harus menjadi keyakinan dan ideologi dalam jurnalisme. Kesembilan elemen ini digagasnya melalui pengalamannya di bidang kebebasan pers yang berubah-ubah sesuai dengan regulasi pemerintah. Dari pengalamannya tersebut, ia menemukan sembilan elemen jurnalistik yang tetap ada pada kondisi apapun.[6]

Konsep verifikasi berita

Konsep verifikasi menurut Bill Kovach bersama dengan Tom Rosenstiel adalah pembeda antara jurnalisme dengan disiplin ilmiah yang lainnya. Keberadaan konsep verifikasi membedakan antara jurnalisme dengan hiburan, propaganda, seni dan fiksi.[7] Bill Kovach bersama dengan Tom Rosenstiel memberikan lima konsep mengenai verifikasi. Konsep pertama adalah tidak menambahkan maupun mengurangi isi berita. Konsep kedua adalah tidak menipu atau menyesatkan pemikiran pembaca, pemirsa maupun pendengar. Konsep ketiga adalah mengungkapkan seluruh metode dan motivasi dalam pelaksanaan reportase dengan penuh kejujuran. Konsep keempat adalah melakukan reportase secara mandiri. Konsep kelima adalah memiliki sikap rendah hati.[8]

Hati nurani dalam jurnalisme

Bill Kovach menetapkan elemen-elemen jurnalisme berdasarkan pertimbangan hati nurani. Pertimbangan ini berlaku kepada wartawan. Pemberian ruang untuk hati nurani merupakan pembeda antara gagasan jurnalisme Bill Kovach dengan pemikir-pemikir sebelumnya. Sebelum Bill Kovach mencetuskan gagasannya ini, para pemikir jurnalisme hanya mempunyai gagasan jurnalisme ideal yang terdiri dari keseimbangan dan netralitas wartawan.[9]

Karya tulis ilmiah

The Elements of Journalism

The Elements of Journalism adalah buku yang ditulis bersama oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.[10] Buku ini pada dasarnya berisi tentang prinsip-prinsip jurnalisme dan penjelasannya masing-masing.[11] Edisi pertamanya diterbitkan pada tahun 2001 dengan judul lengkap The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect.[12] Dalam edisi pertama dari The Elements of Journalism, dibahasa sebanyak 9 prinsip jurnalisme.[13] Prinsip-prinsip jurnalisme ini digunakan untuk melaporkan kebenaran melalui penulisan berita. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya ini menyatakan bahwa melaporkan fakta yang sesuai dengan kebenarannya dan bukan memanipulasi fakta merupakan prinsip utama dari penulisan berita. Fakta dalam suatu berita tidak boleh ditambah apalagi dikurangi karena sifatnya yang suci bagi kebenaran.[14] The Elements of Journalism yang ditulis oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel telah menjadi pedoman jurnalis dalam memahami prinsip-prinsip pers.[15]

Blur: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi

Blur: Bagaimana Mengetahui Kebenaran di Era Banjir Informasi adalah buku yang ditulis bersama oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Di dalam buku ini terdapat dua jenis pemaparan. Pertama, pemaparan tentang cara warga, media massa dan wartawan dalam menyikapi informasi. Kedua, pemaparan tentang cara agar warga dan media massa dapat bekerja sama dalam era banjir informasi sehingga tetap selalu dapat menyampaikan kebenaran.[16]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Setia, Pandu (2007). Amerika Mengobarkan Perang: 20 Intervensi Militer & Upaya Penggulingan Mulai dari Bung Karno sampai Saddam Hussein. Jakarta: Mediakita. hlm. 94. ISBN 979-794-075-6. 
  2. ^ Bliss, J., dan Schmitt, B. (13 Februari 2019). "In their own words: Community members reflect on 1100 Broadway and journalism". The Tennessean. 
  3. ^ Berdik, Chris (20 Mei 2007). "Bill Kovach Urges Baccalaureate Celebrants to Challenge "Unjust Realities""". BU Today. 
  4. ^ Wibawa, Darajat (2020). Saputra, Danis Tri, ed. Jurnalisme Warga Perlindungan, Petanggungjawaban, Etika dan Hukum (PDF). Bandung: CV. Mimbar Pustaka. hlm. 59. ISBN 978-623-93889-0-4. 
  5. ^ Zein, Mohamad Fadhilah (2020). Dari Menara62 untuk Indonesia. Jakarta: Menara62 Institute. hlm. 91. 
  6. ^ Putra, Dedi Kurnia Syah (2019). Political Social Responsibilty: Dinamika Komunikasi Politik Dialogis. Jakarta: Prenadamedia Group. hlm. 129. ISBN 978-623-218-174-8. 
  7. ^ Posetti, J., dkk. (2019). Ambardi, K., dkk., ed. Jurnalisme, Berita Palsu dan Disinformasi. Diterjemahkan oleh Wendratama, Engelbertus. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. hlm. 117. ISBN 978-92-3-000076-9. 
  8. ^ Koespradono, Gantyo. Merekayasa Fakta Menjadi Berita: Kreatif Menulis Efektif Menggunakan Bahasa Indonesia Jurnalistik. Gantyo Koespradono. hlm. 155. 
  9. ^ Syah, Sirikit (2014). Membincang Pers, Kepala Negara, dan Etika Media. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 263. ISBN 978-602-02-3996-5. 
  10. ^ "The elements of journalism". American Press Institute. 
  11. ^ Nugraha 2013, hlm. XIII.
  12. ^ Howard, Marcus E. (2019). How Jurnalist and The Public Shape Our Demcracy: From Social Media and “Fake News” to Reporting Just the Facts (PDF). Atlanta: Georgia Humanities Council. hlm. 11. 
  13. ^ Abrar, Ana Nadhya (2019). Menatap Masa Depan Jurnalisme Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 96. ISBN 978-602-386-075-3. 
  14. ^ Nugraha 2013, hlm. XIII-XIV.
  15. ^ Putra, Dedi Kurnia Syah (2019). Komunikasi CSR Politik: Membangun Reputasi, Etika, dan Estetika PR Politik. Jakarta: Kencana. hlm. 95. ISBN 978-602-422-965-8. 
  16. ^ Sugeng (2020). Hukum Telematika Indonesia. Jakarta: Kencana. hlm. 171. ISBN 978-623-218-303-2. 

Daftar pustaka