Biji-bijian sisa penyulingan adalah produk sampingansereal dari proses distilasi.[1] Biji-bijian yang tidak terpakai ("draff") selama proses penyulingan biasanya mengacu pada barley yang diproduksi sebagai produk sampingan dari pembuatan bir, sedangkan biji-bijian sisa penyulingan adalah campuran jagung, beras dan biji-bijian lainnya.
Ada dua sumber utama biji-bijian ini. Sumber tradisional berasal dari pembuatan bir. Baru-baru ini, etanol dari pabrik biofuel adalah sumber yang sedang dikembangkan. Biji-bijian sisa penyulingan diperoleh dari tempat penyulingan, setelah proses pengeringan mashing (proses mencampurkan biji-bijian dengan air dan kemudian dipanaskan untuk melarutkan zat-zatnya), dijual untuk berbagai keperluan, biasanya sebagai pakan untuk ternak (terutama hewan ruminansia). Biji-bijian jagung dari industri etanol umumnya dijual sebagai pakan ternak berprotein tinggi yang meningkatkan efisiensi dan menurunkan risiko asidosis sub-akut pada sapi potong.[2]
Baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa biji-bijian sisa penyulingan yang telah dikeringkan dengan soluble (DDGS), dapat digunakan sebagai sumber makanan untuk 'dikonsumsi manusia' dan memiliki beberapa manfaat dalam mengurangi risiko penyakit jantung.[3]