Baysunghur ShahnamehBaysunghur Shahnameh adalah naskah kuno berilustrasi yang menceritakan sejarah mitologi Persia kuno, kisah para pahlawan dan tokoh terkenal dalam sejarah Iran. Naskah yang berisi 62 cerita ini diceritakan ke dalam 990 bab dengan 60.000 bait berima dan dibagi menjadi 3 bagian yaitu zaman mitos, heroik dan sejarah. Zaman mitos terdiri dari penciptaan dunia dan manusia pertama. Zaman heroik terdiri dari kisah tentang cinta legendaris, pahlawan epik dan pertempuran. Zaman sejarah terdiri dari catatan sejarah dimulai dari dinasti raja-raja Parthia setelah wilayah Iran dibebaskan dari Yunani dan Makedonia. Kisah-kisah tersebut berdasarkan karya sejarah sebelumnya namun dikombinasikan dengan fiksi dan mitologi. Shahnameh jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti Pustaka Raja-raja, ditulis oleh penyair Iran yang sangat dihormati bernama Abu al-Qasim Ferdowsi. Tujuan besar penulisan karya ini adalah menghidupkan kembali budaya, mitologi, dan bahasa Persia kuno setelah invasi kekhalifahan Islam di Arab. Penulisan pada tahun 1426 atas perintah Baysunghur Mirza dan selesai dikerjakan pada tanggal 5 Jumada 833 atau 31 Januari 1430. Naskah tersebut saat ini disimpan di Museum Istana Golestan yang terletak di Teheran. Naskah yang ditulis dalam kertas berukuran 26 x 38 cm ini ditulis dalam bahasa Persia. Ilustrasi yang terdapat di dalamnya dibuat oleh orang pelukis bernama Ja'far Al-Tabrizi. Manuskrip Baysunghur Shahnameh menjadi satu manuskrip Shahnameh yang paling penting dan terkenal dan pernah dipamerkan di London pada tahun 1931 serta pada pameran Karya Lukisan Persia di Museum Teheran pada tahun 2005. Sejarawan seni internasional menganggap teks ini sebagai salah satu teks terpenting yang pernah dihasilkan. Teksnya juga sangat penting, menjadikan bahasa Persia tidak hanya sebagai bahasa yang monumental, tetapi juga teks penting dari epik kekaisaran. Sebelum menulis Baysunghur Shahnameh, Ferdowsi mengumpulkan bahan sastra dari sumber-sumber kuno seperti dari karya Pahlavi Persia tengah bernama Khodaynameh. Beberapa sumber kuno menyatakan bahwa tradisi sastra Persia yang mencatat peristiwa kerajaan dan cerita mitos telah ada setidaknya sejak zaman Achaemenid abad ke-6 SM. Pada halaman awal dijelaskan bahwa manuskrip tidak disalin dari satu naskah tapi hasil dari membandingkan beberapa salinan yang telah ada Baysunghur Shahnameh dianggap sebagai salah satu karya sastra penting bagi Persia dan menjadi satu diantara dua naskah Iran yang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu Warisan Ingatan Dunia (Memory of The World) pada tahun 2007[1]. Profil Abu al-Qasim FerdowsiAbolghassem Mansour-ibn-Hassan Firdausi Tousi (Ferdowsi) adalah seorang penyait terkemuka di Iran dan penyair nasionalis Kekaisaran Persia. Ia dilahirkan di kota Tous, Iran pada tahun 941 dan meninggal pada tahun 1020, sepuluh tahun setelah ia menyelesaikan karya epik utamanya, Shahnameh (Kitab Raja-Raja). Ini salah satu karya klasik dunia berbahasa Persia dan setara dengan 'Iliad' dan 'Aeniad' dari komunitas budaya Yunani-Romano. Pengerjaan karya ini juga memiliki arti penting karena pada masa itu bahasa Arab menjadi bahasa utama bagi ilmu pengetahuan dan sastra, namun Ferdowsi menggunakan bahasa Persia serta menghidupkan kembali bahasa tersebut dan menjadi bahasa penting di dunia. Sekarang bahasa Persia telah dituturkan lebih dari 65 juta orang di Iran, Afghanistan, Tajikistan dan Pakistan. Shahnameh juga menjadi teks penting di seluruh Asia Tengah, India, dan Kekaisaran Ottoman. Naskah tersebut telah disalin berkali-kali dan tiga salinan ini dapat dikatakan telah mendunia yaitu: “Demotte Shahnameh” dibuat pada awal tahun 1300-an, abad ke-16 “Houghton Shanameh”4; dan “Bayasanghori Shahnameh”, yaitu dibuat pada tahun 1430 untuk Pangeran Bayasanghor (1399-1433), cucu dari raja legendaris Asia Tengah, pemimpin Timur (1336-1405). Hanya “Bayasanghori Shahnameh” yang bertahan dan disimpan di Istana Kekaisaran Perpustakaan Istana Golestan di Teheran. Shahnameh mewakili intisari estetika dan nilai-nilai sastra para penguasa elit Renaisans Timurid yang mendominasi Asia Tengah dan Barat pada abad ke-15. Isi singkat Bayshugur ShahnamehNaskah ini pertama-tama membahas raja-raja Persia yang legendaris: Gayumars, Hushang,Tahmures dan grup paling terkenal, Jamshid. Tahun Emas pemerintahan mereka diikuti oleh era tiran jahat Zahhak yang tergoda oleh Ahriman (Iblis), nenek moyangnya sendiri. Dia menjadi semakin lalim sampai Kaveh, seorang pandai besi, menggulingkannya setelah memerintah bertahun-tahun. Ferydun dinobatkan sebagai raja dan memerintah kerajaan beserta ketiga putranya. Dia memberikan tanah Iran kepada Iraj; Turki ke Tur dan Arab ke Salm (yaitu Semit). Pada intinya di dalam puisi tersebut disisipkan sketsa indah yang menceritakan tentang cinta Pangeran Persia Zal, dan Putri Rudabeh, putri Raja Kabul (Afghanistan). Mereka mempunyai seorang putra, pahlawan Rostam– Hercules Iran. Epik ini berkembang melalui legenda Persia hingga masa bersejarah, menelusuri masa pemerintahan raja-raja Sassanid hingga masuknya Islam ke Persia dan kematian Yazdegerd III pada tahun 651. Terjadinya pergolakan di kawasan Asia Tengah, dan keserakahan pedagang seni swasta, menyebabkan berkurangnya manuskrip dii zaman tersebut yang masih ada namun Baysunghur Shahnameh masih bertahan. Sekolah kaligrafi Herat dan lukisan miniatur didirikan di bawah naungan Baysunghur. Baysunghur juga mendirikan kelompok yang terdiri lebih dari empat puluh pelukis, iluminator, dan kaligrafi di bawah kepemimpinan Ostad Ja'far al Bayasanghori, ahli kaligrafi Shahnameh. SignifikansiBaysunghur Shahnameh tidak hanya langka tapi juga unik. Ada dua naskah yang serupa yaitu Demotte Shahnameh, dan Houghton Shahnameh. Yang pertama, 400 halaman mahakarya buatan Tabriz, dipotong-potong oleh pedagang seni Belgia, G.J. Demotte, pada tahun 1909 dia menjual ilustrasinya satu per satu dengan harga lebih tinggi. Hasilnya hanya 58 dari 200 miniatur yang asli, oleh para pakar seni disebut sebagai ‘mahakarya paling awal yang masih ada lukisan Persia’ [2]telah hilang dari dunia. Referensi
|