Bartolomeus Cheong Mun-ho (1801-1866) adalah seorang martir Katolik Korea. Lahir pada tahun 1801 di Imcheon di Provinsi Ch’ung-ch’ŏng, dia tinggal di Provinsi Cheolla. Sebelum dia dibaptis, dia menjabat sebagai gubernur di suatu daerah. Ketika penganiayaan baru dimulai, dia berusia 65 tahun.
Setelah dibaptis, Bartolomeus mengundurkan diri dari semua jabatan publik. Kepribadiannya sangat baik sehingga dia dicintai dan dihormati oleh semua orang baik umat Katolik maupun orang-orang non-Katolik. Dia mengajarkan katekismus kepada orang-orang. Inilah alasan lain mengapa dia sangat dihargai.
Ketika Bartolomeus mendengar berita tentang penganiayaan di Provinsi Cheolla, dia mengirimkan seorang utusan ke Cheonju untuk meyakinkan berita itu. Utusan itu kebetulan seorang non-Katolik. Sebelum utusan itu kembali, sekelompok polisi menyerbu desa di mana Bartolomeus tinggal dan menangkap dia bersama dengan enam orang Katolik lainnya pada tanggal 3 Desember 1866.
Ketika ketujuh orang itu dibawa ke kantor jaksa daerah, mereka terlihat sangat senang. Mereka ditempatkan di gudang. Bartolomeus sangat tergoda untuk menyangkal imannya, namun teman-temannya, terutama Petrus Cho, menyemangati dia. Bartolomeus bertobat dan tetap teguh. Dia berdoa dengan keras dan menahan segala siksaan dan menderita dengan berani. Dia berkata kepada jaksa bahwa dia lebih baik mati daripada menyangkal Allah. Dia terlihat sangat senang ketika dia dibawa ke tempat eksekusi kematiannya pada tanggal 13 Desember. Para algojo terkejut mendengarkan dia membisikkan doa. Dalam perjalanan menuju Supjeong-i di Cheonju untuk menjadi martir, dia berkata kepada Petrus Cho, “Hari ini kita akan menjalani ujian surgawi. Benar-benar hari yang menyenangkan!” Dia membandingkan kemartiran dengan kepastian berada di Surga. Bartolomeus dipenggal di Supjeong-i di Cheonju pada tanggal 13 Desember 1866, pada usia 65 tahun.[1]
Referensi