Atap jerami
Jenis Atap JeramiJenis jerami yang dapat digunakan sebagai atap rumah antara daun alang-alang, daun lontar, daun sagu (rumbia), daun nipah bakau, daun tebu, rumput gajah, dan serat pohon enau (ijuk). Bahan utama untuk atap jerami mudah didapatkan terutama di daerah beriklim tropis dan sedang. Tanaman penghasil jerami, sebagai bahan utama atap jerami, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik terutama di daerah tropis atau sedang. Karena itu, atap jerami dapat dengan mudah didapatkan dan tergolong murah. Berbahan dasar dari tumbuhan, atap jerami merupakan jenis atap yang bebas dari bahan berbahaya sehingga pemakaiannya dapat mengurangi limbah kimia. PembuatanJerami yang digunakan untuk pembuatan atap merupakan jerami yang sudah dikeringkan. Pembuatan atap jerami dilakukan dengan menata jerami dan menyatukannya hingga berbentuk seperti papan tanpa celah. Supaya jerami tertata rapi, tidak berantakan dan kuat, diperlukan papan, bambu, atau tali (biasanya tali rotan) yang diletakkan di bawah dan atau di atas jerami dengan posisi melintang untuk mencegah jerami bergeser. Cara lain untuk pembuatan atap jerami yaitu dengan mengikat pangkal-pangkal tumpukan kecil jerami (kurang lebih segenggam atau dua genggam). Selanjutnya, tumpukan kecil jerami disusun di kerangka atap dengan terlebih dahulu meletakkan untuk bagian atap bawah sehingga pangkal jerami bawah akan tertutup oleh ujung jerami di atasnya. Panjang dan ketebalan atap jerami disesuaikan dengan kebutuhan. FungsiAtap jerami berfungsi sebagai penutup bagian atas rumah, tidak hanya melindungi isi rumah dari air hujan ataupun sengatan cahaya secara langsung, tetapi juga berperan dalam mengatur suhu dalam rumah sehingga rumah tidak terlalu dingin ataupun terlalu panas pada musim-musim tertentu[2]. Selain itu, tampilan rumah dengan atap jerami yang dulunya memberi kesan miskin dan tidak teratur, kini menjadi tampilan yang unik dan mewah sehingga banyak dipilih sebagai bagian dari pembangunan rumah modern karena memiliki nilai estetik. Referensi
|