Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah.
Amerika Serikat sedang membebaskan wilayah Britania di Pasifik dan memperluas pengaruhnya. Sehingga, hal tersebut dipandang sebagai bentuk perintah politik dan militer oleh Pemerintah Britania Raya untuk mengembalikan kehadiran Britania Raya di kawasan tersebut dan menyebarkan angkatan Britania melawan Jepang. Pemerintah Britania Tmemutuskan bahwa wilayahnya seperti Hong Kong, harus diambil kembali oleh angkatan Britania.
Pemerintah Britania Raya awalnya tidak sepakat pada komitmen Armada Pasifik Britania. Winston Leonard Spencer Churchill, khususnya, menentangnya, tidak ingin menjadi mitra yang terlihat baru dalam pertempuran yang sepenuhnya dilakukan AS. Winston Churchill juga menganggap bahwa keberadaan Britania tidak disambut baik dan harus dipusatkan di Burma (kini Myanmar) dan Malaya Britania. Perencana AL, didukung oleh Ketua Staf, percaya bahwa komitmen seperti itu akan memperkuat pengaruh Britania dan Ketua Staf Britania mempertimbangkan pengunduran diri massal, dan mempertahankan pendapatnya dengan kuat.[2]
Pemerintah Australia telah meminta bantuan militer AS pada tahun 1942, ketika dihadapkan pada kemungkinan serangan Jepang. Di saat memberi sumbangan yang bermakna pada Perang Pasifik, Australia tidak pernah menjadi mitra sejajar dengan rekannya AS dalam hal strategi. Terbukti bahwa kehadiran Britania akan menjadi pengaruh imbangan pada kehadiran AS yang kuat dan meningkat di Pasifik.[4]
Angkatan pendukung
Pasokan
Operasi
Tank minyak pembantu FAA Corsair terbakar saat melakukan pendaratan darurat di atas HMS Victorious.
Bagian Kelompok Udara Induk ke-8. Skuadron tersebut bergabung dengan Armada Pasifik Britania pada bulan Mei 1945 sebagai bagian dari Kelompok Udara Induk ke-8 yang mengawal serangan ke Truk dan menjadikan Jepang sasaran hingga telah Hari Kemenangan atas Jepang.[7]
Di laut pada Hari Kemenangan atas Jepang dalam perjalanan ke Taiwan, sebagai bagian dari Kelompok Tugas 111.2, Skuadron Induk Pesawat ke-11, beralih menuju Hong Kong dan tiba pada tanggal 29 Agustus.
Ikut serta dalam serangan terhadap pangkalan udara dan sasaran pesisir Pulau Sakishima Gunto dan Formosa; pada awal bulan Juni 1945 bergabung dengan Kelompok Udara Angkatan Laut ke-2 untuk serangan di Jepang pada bulan Juli
Bagian Sayap Serangan Laut no. 2 untuk serangan di kilang minyak Pangkalan Brandan dan Palembang, Sumatra pada bulan Januari 1945; serangan di Kepulauan Sakashima Gunto dan Formosa, serangan dekat Tokyo pada bulan Juli 1945, ketika pesawat 849 melancarkan serangan bom pertama pada kapal indukKaiyō.
Ikut serta dalam penyerangan di Belawan dan Palembang; kemudian ikut serta dalam serangan di Kepulauan Sakishima Gunto; pada bulan Juli 1945 bergabung dengan Kelompok Udara Induk ke-3 dan tidak ada aksi lanjutan
Ikut dalam serangan ke Belawan, Pangkalan Brandan, dan Palembang pada bulan Desember 1944 dan January 1945; serangan berkelanjutan 2 bulan kemudian di Kepulauan Sakishima Gunto dan Formosa; tidak ada aksi lanjutan sebelum Hari Kemenangan atas Jepang, namun kemudian bertempur dengan perahu bunuh diri Jepang pada tanggal 31 Agustus dan 1 September1945 dekat Hong Kong
Mengawal serangan di Pulau Truk pada bulan Juni 1945; pada akhir bulan tersebut bergabung dalam Kelompok Udara Induk ke-8; bergabung dalam serangan di Jepang.
Memberikan perlindungan tempur untuk armada; pesawat dilengkapi ulang pada bulan Juni 1945, namun tidak ikut aksi lagi sebelum Hari Kemenangan atas Jepang
Ikut serta dalam serangan atas kilang minyak di Palembang, Sumatra pada bulan Januari 1945; serangan di Kepulauan Sakashima Gunto; serangan di sekitar Tokyo tepat sebelum Hari Kemenangan atas Jepang
Ikut serta dalam operasi terhadap kilang minyak Palembang di Sumatra, Januari 1945; pada bulan Maret dan April 1945 menyerang sasaran di Kepulauan Sakishima Gunto, dan kemudian menyerang daratan Jepang tepat sebelum Hari Kemenangan atas Jepang.
Pada bulan November 1944, skuadron tersebut menumpangi HMS Indefatigable ke Timur Jauh, lalu ikut serta dalam penyerangan kilang minyak di Palembang, Sumatra pada bulan Januari 1945. Kemudian skuadron ini terlibat dalam serangan atas Kepulauan Sakashima Gunto dan Formosa.[9]
Naik lagi sebagai bagian dari Kelompok Udara Induk ke-8 yang ikut serta dalam penyerangan ke Truk pada bulan Juni 1945, dan kemudian serangan ke daratan Jepang.[10]
Bagian dari Sayap Tempur Laut ke-5, berlayar pada bulan Januari 1944 ke Sailan untuk Armada Timur. Penyisiran pada bulan Maret 1944 dilancarkan di Teluk Benggala, pada bulan April 1944, menyerang prasarana pantai musuh di Sabang, dan pada bulan Mei 1944, dilakukan operasi di Surabaya. Pada bulan Juni 1944, menuntaskan penyerangan di Kepulauan Andaman, dan pada bulan Juli, melancarkan operasi atas Sabang. Kemudian, pada bulan Agustus 1944, kapal tersebut berlayar ke Durban untuk diperlengkapi lagi, skuadron mendarat di Wingfield dan ditempatkan di sana bulan Oktober 1944, meningkat memiliki 18 pesawat. Pada bulan Desember 1944-Januari 1945, skuadron tersebut turut serta dalam penyerangan kilang minyak Palembang di Sumatra, yang setelahnya, kapal itu bergabung dengan Armada Pasifik Britania. Pada bulan Maret-April 1945, menuntaskan operasi penyerangan Kepulauan Sakishima Gunto, namun setelah rusak oleh kamikaze Jepang, kapal tersebut kembali dengan 1830 skuadron ke Britania Raya. Skuadron dibubarkan pada bulan Juli 1945.[13]
Pada bulan Maret 1944, dilakukan penyisiran di Teluk Benggala, pada bulan April 1944, prasarana pantai musuh di Sabang diserang, dan pada bulan Mei 1944, dilakukan operasi di Surabaya. Pada bulan Juni 1944, menuntaskan penyerangan atas Kepulauan Andaman, dan pada bulan Juli, operasi dilakukan di Sabang. Kemudian, pada bulan Agustus 1944, kapal tersebut berlayar ke Durban untuk diperlengkapi ulang, skuadron mendarat di Wingfield dan ditempatkan di sana hingga bulan Oktober 1944, meningkat memiliki 18 pesawat. Pada bulan Desember 1944-Januari 1945, skuadron tersebut turut sertad dalam penyerangan ke kilang minyak Palembang di Sumatra, yang setelahnya, kapal bergabung dengan Armada Pasifik Britania. Pada bulan Maret-April 1945, dituntaskanlah operasi yang menyerang Kepulauan Sakishima Gunto, namun setelah rusak oleh kamikaze Jepang, kapal tersebut kembali ke Britania Raya dengan anak buah pesawat skuadron 1833 tanpa pesawatnya dan dibubarkan pada bulan Juli 1945.[15]
Skuadron tersebut turut serta dalam serangkaian penyerbuan di Sumatra, termasuk kilang minyak Palembang pada bulan Januari 1945. Kemudian, kapal itu bergabung dengan Armada Pasifik Britania dan memulai serangan atas Kepulauan Sakishima Gunto antara bulan Maret-Mei 1945. Pada bulan Juni 1945, skuadron tersebut bergabung dengan Kelompok Udara Induk ke-1 di Schofields, dan menumpangi HMS Victorious untuk serangkaian serangan di daratan utama Jepang sekitar wilayah Tokyo.[16]
Pada bulan Juli 1944 skuadron tersebut menyerang fasilitas penyimpanan minyak dan pangkalan udara di Sabang, Pulau Weh. Operasi berlanjut di daerah tersebut hingga bulan Januari 1945 dengan penyerangan prasarana perminyakan di Palembang, Sumatra. Skuadron ini kemudian terlibat dalam serangan di Kepulauan Sakashima Gunto, dan kemudian bergabung dengan Kelompok Udara Induk ke-1. Belakangan, skuadron itu bertolak kembali dengan HMS Victorious pada bulan yang sama untuk serangan pada bulan Juli 1945 terhadap daratan Jepang dekat Tokyo hingga Hari Kemenangan atas Jepang.[17]
In July 1944 the squadron embarked on HMS Indomitable, providing cover during attacks on Sumatra. In December 1944 and January 1945 the squadron took part in the strikes on the Palembang, Sumatran oil refineries, and with the ship joined the British Pacific Fleet to attack the Sakishima Gunto islands. On 24 January 1945 Sub Lt RF Mackie RNZN of 1839 sqdn flying Hellcat JV141 "116/W" shot down a Japanese Ki44 aircraft at Palembang. In April 1945 the squadron absorbed 1840 squadron, and subsequently the 5th Naval Fighter Wing disbanded into the 11th Carrier Air Group in June 1945. In early August the squadron embarked on HMS Indomitable but saw no action before VJ-Day.[18]
The squadron joined the 3rd Naval Fighter Wing at Eglington, and subsequently in December 1944 embarked on HMS Speaker for the Pacific, where it provided fighter coverage of the British Pacific Fleet train, but was absorbed into 1839 squadrons and disbanded in April 1945.[19]
Embarked on HMS Speaker for the Pacific, where it provided fighter coverage of the British Pacific Fleet train, but was absorbed into 1839 squadrons and disbanded in April 1945.[20]
In March 1945 the squadron re-equipped with Corsair IV. In April and May 1945 the squadron took part in operations against the Sakishimo Gunto islands, and in June the 6th Naval Fighter Wing merged into the 2nd Carrier Air Group. Shortly before VJ-Day the squadron was involved in attacks against the Japanese mainland near Tokyo, two aircraft being lost but the aircrew rescued by a US submarine.[21]
From October till December 1944 was spent ashore at China Bay, the squadron then re-embarked on HMS Indomitable for strikes on oil installations at Belawan Deli in Sumatra, and in January 1945 airfields and shore targets were attacked at Pangkalan Brandan as well as the oil refineries at Palembang. The ship then sailed for Australia and the squadron disembarked at Nowra where it was re-equipped with 18 Hellcat IIs. On re-embarking the squadron then took part in attacks on the Sakishima Gunto islands, and on Formosa. Further operations planned for August 1945 were cancelled due to VJ-Day.[22]
September 1944 the squadron joined the 6th Naval Fighter Wing, sailing with HMS Formidable for the Far East, detachments disembarking at North Front, Gibraltar, Dekheila and Colombo till January 1945, embarking again on HMS Formidable in the middle of the month and arriving at Puttalam in February 1945. In March 1945 the squadron re-equipped with Corsair IV. In April and May 1945 the squadron took part in operations against the Sakishimo Gunto islands, and in June the 6th Naval Fighter Wing merged into the 2nd Carrier Air Group.
Shortly before VJ-Day the squadron was involved in attacks against the Japanese mainland near Tokyo, two aircraft being lost but the aircrew rescued by a US submarine. The ship then withdrew to Australia. The squadron disembarked temporarily to Ponam just after VJ-Day, re-embarking for Nowra the following day and onwards to the UK in HMS Victorious.[23]
Ehrman, John (1956b). Grand Strategy: October 1944 – August 1945. History of the Second World War: United Kingdom Military Series. VI. London: Her Majesty's Stationery Office. OCLC817053601.
Hobbs, David (2011). The British Pacific Fleet: The Royal Navy's Most Powerful Strike Force. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN9781591140443.