Arkeologi lingkunganArkeologi lingkungan merupakan salah satu cabang ilmu dari arkeologi yang berusaha untuk merekonstruksi hubungan antara manusia pada masa lampau dengan lingkungan tempat mereka tinggal.[1] Cabang ilmu ini menggabungkan pendekatan arkeologi dengan paleoekologi untuk meneliti lingkungan pada masa lampau.[2] Pada dasarnya, cabang ilmu ini berusaha untuk memahami apakah lingkungan dari manusia pada masa lampau memaksa manusia untuk mengubah suatu kebudayaan, atau merupakan faktor dalam perkembangan kebudayaan tersebut. Rekonstruksi lingkungan masa lalu yang dilakukan dapat membuat para arkeolog mengerti mengenai adaptasi apa yang diperlukan untuk manusia pada saat itu agar dapat bertahan hidup, dan bagaimana perubahan lingkungan dapat berperan dalam hilangnya suatu kebudayaan.[3] Arkeologi lingkungan sering kali mempelajari tentang sisa-sisa lingkungan masa lalu untuk mengetahui spesies apa yang ada pada saaat itu, termasuk diantaranya manusia yang berinteraksi dengannya dan cara mereka mempergunakannya. Cabang ilmu ini juga sering kali meneliti bahan-bahan yang terdapat pada lingkungan tersebut, termasuk diantarnaya bahan yang tersedia untuk mereka pergunakan dalam proses bertahan hidup. Cabang ilmu ini berguna ketika artefak yang dibuat oleh manusia tidak dapat ditemukan dalam situs tersebut, atau di beberapa kasus, adanya pengaruh gerakan bumi, seperti erosi, yang mungkin mengubur artefak dan fitur lainnya.[2] Cabang ilmu lainnya seperti bioarkeologi dan geoarkeologi dibatasi dan didefinisikan oleh material yang mereka pelajari, sedangkan 'lingkungan' digunakan untuk mendeskripsikan tema yang dipelajari dalam bidang ilmu arkeologi.[4] Tokoh yang terkenal pada bidang ilmu ini adalah Karl Butzer, yang telah menyumbang 275 karya ilmiah dan 15 buku mengenai arkeologi lingkungan dan cabang ilmu yang terkait dengannya.[5] Lihat pulaPranala luar
Referensi
|