Antibodi anti-nukleus (ANA, Anti-nuclear antibodies) atau dikenal juga sebagai Faktor anti-nukleus (ANF, Anti-nuclear factor) adalah antibodi yang timbul lebih tinggi ketika terjadi penyakit autoimun. Uji ANA mengukur pola dan jumlah dari autoantibodi yang dapat merusak jaringan tubuh bila jaringan tersebut dianggap sebagai benda asing. Setiap individu memiliki autoantibodi dalam jumlah yang sedikit, tetapi sekitar 5% dari populasi terdapat autoantibodi yang meningkat. Setengah dari 5% tersebut menderita penyakit autoimun.
Antibodi anti-nukleus adalah antibodi yang tak biasa, dapat dideteksi di darah, memiliki kemampuan untuk mengikat struktur tertentu pada nukleus sel. Nukleus menganduk DNA, materi genetika. ANA ditemukan pada pasien dengan sistem imun yang telah tertekan faktor predisposisi dan akhirnya terkena radang serta merusakan jaringan tubuh sendiri.
Dengan ditemukannya titer ANA yang tinggi (1:160 misalnya), berbagai subtipe ANA dapat dibedakan.[1] Berikut adalah subtipe pada sel HEp-2, misalnya:
^Kavanaugh A, Tomar R, Reveille J, Solomon DH, Homburger HA. Guidelines for clinical use of the antinuclear antibody test and tests for specific autoantibodies to nuclear antigens. American College of Pathologists. Arch Pathol Lab Med 2000;124:71-81. PMID 10629135.