Angka lempeng totalAngka Lempeng Total (ALT) merupakan angka yang menunjukkan jumlah koloni bakteri aerob mesofilik yang terdapat pada per gram ataupun per milliliter sampel uji.[1]Prinsip ALT ialah metode yang dimaksudkan untuk menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel ditanam pada lempeng media padat dengan cara tuang (poure plate) yang selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-37°C. Dipilihnya suhu 35-37°C karena menurut Cappucino (2008) bakteri aerob mesofilik dapat tumbuh dengan baik pada suhu tersebut.[2] Media Pengujian ALTPada pengujian mikrobiologi, bakteri dibiakkan pada bahan berisi nutrisi yang disebut media. Media bisa berupa cairan seperti kaldu serta dapat pula berupa padatan seperti agar dan gelatin. Fungsi dari media sendiri yaitu untuk menunjang pertumbuhan bakteri yang memiliki persyaratan nutrisi yang rumit agar dapat tumbuh dengan optimal. Adapun media yang digunakan pada pengujian ALT ialah PCA (Plate Count Agar). Masa inkubasi yang berisi biakan dilakukan dengan cara cawan petri dibalik. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan yang disebabkan oleh suhu inkubator. Apabila pada cawan hingga terdapat air yang jatuh maka akan merusak pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji nantinya. Cara inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati pertumbuhan bakteri aerob mesofil tersebut akan berada dipermukaan lempeng agar, dikarenakan pertumbuhannya yang mencari oksigen. Dengan demikian, pada pengamatan angka lempeng total ini, koloni bakteri yang dicari atau dihitung yakni yang tumbuh di permukaan lempeng agar. Penggunaan Media PCA untuk uji ALT ini terlebih dahulu ditambahkan TTC 0.5 % (trifeniltetrazolium klorida). Pengunaan TTC pada PCA ini biasanya ditambahkan sebanyak 1 ml dalam 1000 ml media PCA. TTC ini berfungsi sebagai indikator yang akan direduksi sehingga memberikan warna pada koloni bakteri yang akan diamati, dengan demikian hal tersebut dapat membedakan antara koloni bakteri dengan kotoran yang bisa saja berasal dari residu sampel yang dapat mengganggu pengamatan koloni bakteri.[3] Metode Pengujian ALTPengujian ALT melewati dua tahap penting yaitu tahap pengenceran dan tahap pencawanan. Tahan pengenceran biasanya dilakukan secara desimal, yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat, 0.85% NaCl atau larutan ringer.[3] Selanjutnya pada tahap pencawanan, metode yang sering digunakan yaitu metode hitung cawan. Prinsip dari metode ini ialah sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, kemudian sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat secara visual dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop (Waluyo, 2016).[4] Metode hitung cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebaran (spread plate).[5] Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Counts (SPC) yaitu sebagai berikut.
Kelebihan dan Kelemahan ALTKelebihan dari uji ALT dengan metode hitung cawan, yakni metode ini sensitif untuk menghitung mikroba, karena hanya sel hidup yang dihitung. Selain itu beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus serta dapat digunakan untuk isolasi dan Identifikasi mikroba sebagai koloni yang terbentuk dapat berasal dari mikroba yang memiliki kenampakan tertentu (Waluyo, 2016).[5] Selain memiliki kelebihan, adapun kelemahan dari metode uji angka lempeng total antara lain sebagai berikut:[6]
Referensi
|