Angin menurut Islam dapat menyebabkan rahmat maupun azab. Al-Qur'an menggunakan dua kata untuk menyebut angin, yaitu al-rih atau al-riyah. Angin merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki banyak fungsi bagi kehidupan di dunia. Dalam pengisahan, angin dingin yang mematikan orang-orang beriman akan menjadi salah satu tanda akan dimulainya hari kiamat.
Penyebutan
Penyebutan kata angin di dalam Al-Qur'an terdapat sebanyak 14 kali di dalam 14 surah yang berbeda. Kata yang digunakan ialah al-rih atau al-riyah.[1] Penyebutan angin dalam bentuk tunggal menggunakan kata al-rih, sementara penyebutannya dalam bentuk jamak menggunakan kata al-riyah. Kata al-rih digunakan untuk angin yang menyebabkan kerusakan, kebinasaan dan azab. Sementara kata al-riyah digunakan untuk sekumpulan angin yang membawa rahmat berupa hujan.[2]
Lokasi
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 164, Allah menyatakan bahwa angin dikendalikan di antara langit dan Bumi. Pengendalian angin bersamaan dengan awan.[3]
Fungsi
Penyerbukan tumbuhan
Dalam Surah Al-Hijr ayat 22, Allah menyatakan bahwa angin berhembus untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan.[4] Ayat ini menjelaskan mengenai proses penyerbukan pada tumbuhan.[5]
Pergerakan awan dan terjadinya hujan
Angin merupakan pembawa berita gembira sebelum terjadinya hujan yang merupakan rahmat dari Allah. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Surah Al-A'raf ayat 57.[6] Peran angin dalam pembentuk awan dan hujan disebutkan dalam Surah Al-Hijr ayat 22.[7] Ayat ini menyatakan bahwa Allah merupakan pembuat angin yang menyebabkan hujan.[8] Dalam Surah Ar-Rum ayat 48, Allah menjelaskan awan bergerak karena hembusan angin yang mengenainya.[9] Angin ini merupakan kiriman dari Allah.[10] Pergerakan angin membuat bentuk awan membentang dan menggumpal atas izin Allah. Gumpalan awan ini yang kemudian membentuk awan hujan.[11]
Pelayaran
Di dalam Al-Qur'an, angin dinyatakan mampu membantu manusia dalam menggerakkan kapal-kapal menuju ke negeri-negeri lain melalui jalur laut. Pernyataan ini ada di dalam Surah Yunus ayat 22 dan Surah Saba ayat 12.[12]
Tunggangan
Fungsi angin sebagai tunggangan pernah diberikan oleh Allah kepada Nabi Sulaiman. Allah menjadikan angin sebagai salah satu makhluk yang menjadi bagian dari tentara Nabi Sulaiman. Penetapan angin sebagai tunggangan Nabi Sulaiman merupakan hasil dari permohonan ampunnya kepada Allah karena kecintaannya terhadap kuda sebagai tunggangannya.[13]
Pengisahan
Pembinasaan kaum 'Ad
Allah menyatakan dalam Surah Az-Zariyat ayat 41 bahwa angin yang membinasakan dikirim oleh-Nya untuk membinasakan kaum 'Ad.[14] Kisah pembinasaan kaum 'Ad oleh Allah disebutkan dalam Surah Fusilat ayat 15–16. Alasan pembinasaan kaum ini karena menyombongkan diri dengan menyatakan kebesaran kaumnya dan mengingkari kebesaran Allah sebagai pencipta mereka. Angin yang menimpa kaum 'Ad datang dengan suara gemuruh. Angin ini menimpa kaum 'Ad selama beberapa hari.[15]
Tanda dimulainya hari kiamat
Hembusan angin dingin yang sangat gemulai pergerakannya dan segar rasanya merupakan salah satu tanda akan terjadinya hari kiamat. Angin ini dikirim oleh Allah untuk mematikan orang-orang yang beriman kepada Allah. Hembusan ini datang dari negeri Syam dan Yaman dan mengenai siapapun yang beriman meski keimanannya pada tingkatan yang terendah sekalipun. Akhirnya, di Bumi hanya tersisa manusia-manusia yang hanya berbuat kejahatan. Merekalah yang kemudian akan merasakan hari kiamat dengan tandanya yang terakhir. Tanda ini berupa api yang keluar dan mengurung mereka hingga sangkakala ditiup.[16]
Referensi
- ^ Thayyarah, Nadiah (2014). Buku Pintar Sains dalam Al-Qur'an. Diterjemahkan oleh Arifin, M. Z., dkk. Jakarta: Zaman. hlm. 506. ISBN 978-602-17743-3-5.
- ^ Muthahhari, Murtadha (2001). Pelajaran-Pelajaran Penting dari Al-Qur'an Buku Kedua. Diterjemahkan oleh Bafagih, Muhammad Jawad. Jakarta: Lentera. hlm. 252. ISBN 979-8880-92-7.
- ^ Sahil, Azharuddin (Desember 2007). Indeks Al-Quran: Panduan Mudah Mencari Ayat dan Kata dalam Al-Quran. Bandung: Mizan. hlm. 41. ISBN 979-433-412-X.
- ^ al-Azizi, Abdul Syukur (2018). Yudi, ed. Islam Itu Ilmiah. Yogyakarta: Laksana. hlm. 11. ISBN 978-602-407-245-2.
- ^ Jazuli, Ahzami Samiun (2006). Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur'an. Depok: Gema Insani. hlm. 57. ISBN 979-56-0125-3.
- ^ Allam, A. K., dkk. Al-Qur'an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan. Diterjemahkan oleh Mukti, Abd. Rohim. Jakarta: Gema Insani. hlm. 89. ISBN 979-561-990-X.
- ^ Pasya, Ahmad Fuad (2004). Al-Qois, C., dan Hasim, F. L., ed. Dimensi Sains Al-Qur'an: Menggali Ilmu Pengetahuan dari Al-Qur'an. Diterjemahkan oleh Arifin, Muhammad. Solo: Penerbit Tiga Serangkai. hlm. 170. ISBN 979-668-562-0.
- ^ Maghfirah, Nurul (Juni 2015). 99 Fenomena Menakjubkan dalam Al-Qur'an. Bandung: Penerbit Mizania. hlm. 130. ISBN 978-602-1337-61-5.
- ^ Sani, Ridwan Abdullah (Juli 2020). Hastuti, Sri Budi, ed. Al-Quran dan Sains. Jakarta: Amzah. hlm. 148. ISBN 978-602-0875-97-2.
- ^ Chirzin, Muhammad. Kamus Pintar Al-Qur'an: 1000 Kata Kunci dalam Al-Qur'an beserta Rujukan Ayat-ayatnya. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 33.
- ^ Sani, Ridwan Abdullah (2021). Hastuti, Sri Budi, ed. Fisika Berbasis Al-Quran. Jakarta: Amzah. hlm. 179. ISBN 978-602-0875-86-6.
- ^ Rahman, Afzalur (Oktober 2007). Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah dalam Al-Qur'an. Diterjemahkan oleh Rahman, Taufik. Bandung: Penerbit Mizania. hlm. 248.
- ^ Halim, Adil Musthafa Abdul (2007). Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an. Diterjemahkan oleh Al-Katani, A. H., dan Wardie, F. Depok: Gema Insani. hlm. 120.
- ^ Al-Basyuni, Hamid Ahmad Ath-Thahir (2008). Syafrudin, Pardan, ed. Kisah-Kisah dalam Al-Qur'an. Diterjemahkan oleh Rida, M. M., dan Al-Sharih, M. K. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 179–180. ISBN 978-979-592-459-3.
- ^ TAufiq, Muhammad Izzuddin. Dalil Afaq Al-Quran dan Alam Semesta: Memahami Ayat-Ayat Penciptaan dan Syubhat. Solo: Tiga Serangkai. hlm. 184.
- ^ Hakim, Manshur Abdul (2006). Kiamat, Tanda-tandanya menurut Islam. Diterjemahkan oleh Al-Kattani, A. H., dan Attaqi, U. Depok: Gema Insani. hlm. 190. ISBN 979-56-0106-7.