Amos Yong (lahir 26 Juli 1965) adalah seorang profesor teologi dalam bidang sistematika asal Malaysia yang juga mengajar di Universitas Regent.[1] Ia menjadi seorang teolog Pantekosta yang mendalami studi teologi agama-agama.[2] Pada tahun 2003-2004, Yong menjadi anggota dari proses konsultasi mengenai pluralitas agama yang diadakan oleh Dewan Gereja-gereja se-Dunia.[1] Saat ini Yong menjabat sebagai pendeta di Pentecostal Assemblies of God Church.[1]
Riwayat Hidup
Yong lahir dalam sebuah keluarga Kristen di Malaysia yang kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat.[2] Orangtua Yong bernama Joseph dan Irene Yong.[2] Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Alma dan memiliki tiga orang anak yang bernama: Annalisa, Alyssa, dan Aizaiah.[2] Gelar sarjana ia dapatkan dari Bethany College dan ia melanjutkan pendidikan masternya di dua tempat, yaitu di Western Evangelical Seminary dan Portland State University.[2] Pendidikan terakhir dijalaninya di Universitas Boston untuk meraih gelar doctornya.[2]
Pemikirannya
Teologi menurut Yong merupakan sebuah proses pencarian intelektual untuk memahami Allah dan relasi antara Allah dan dunia, dan sejauh fenomena agama adalah satu dimensi dari pengalaman hidup manusia.[2] Allah adalah pencipta dan penopang dunia ini, dan manusia sendiri menerima dan mengalami bagaimana Allah berelasi dengan mereka dan dunia.[3] Teologi agama-agama menjadi salah satu usaha iman Kristen untuk merefleksikan relasi antara Allah dan fenomena agama-agama yang lain.[2]
Yong mempopulerkan pendekatan ‘’pneumatological’’ atau melalui peran Roh Kudus dalam kerangka trinitarian untuk membangun relasi dan pemahaman agama Kristen terhadap agama-agama lain.[1] Pada awalnya, Yong hendak menyelidiki sumbangsih yang bisa diberikan oleh aliran Pantekosta dan Karismatik terhadap teologi agama-agama dan berlanjut pada pemahaman tentang cara Allah berada di dalam dunia dan tentang manusia yang beragama dan memiliki spiritualitas.[4] Penyelidikan ini dilakukan oleh Yong di dalam disertasinya yang diterbitkan dengan judul: Discerning the Spirit(s).[4] Pendekatan pneumatology ini juga dipakai oleh Yong dalam mengeksplorasi teologi hospitality atau teologi keramahtamahan.[1] Hospitality juga diartikan dengan kerelaan menerima tamu.[5]
Baginya Roh Allah menggambarkan tentang keramah-tamahan Allah, yang perlu diperluas oleh gereja kepada dunia, termasuk dunia dari agama-agama lain melalui sebuah interaksi yang penuh dengan keramahtamahan.[1] Ia melihat Yesus sebagai paradigma dari keramahtamahan karena Ia merepresentasikan keramahtamahan Allah.[1] Yong, melalui lensa keramahtamahan itu mencoba melihat hubungan antara umat Allah dan orang asing/pendatang yang terdapat pada cerita narasi Alkitab.[1] Menurutnya, agama lain bukanlah sebuah objek untuk konversi, tetapi tetangga yang kepadanya hospitality harus diberikan dan diterima.[1] Sebelum ia mempopulerkan pendekatan pneumatological dalam teologi keramahtamahan, ia terlebih dahulu membangun sebuah teologi tafsir yang trinitarian dan metodenya yang berangkat dari pendekatan pneumatological.[3]
Publikasi
- Hospitality & The Other, 2008
- Spirit-Word-Community, 2002
- Beyond the Impasse, 2003
- Discerning the Spirit(s), 2000
Referensi
- ^ a b c d e f g h i (Inggris) Amos Yong. 2008. Hospitality & the Other. Maryknoll, NY: Orbis Books.
- ^ a b c d e f g h (Inggris) Amos Yong. 2003. Beyond the Impasse. Grand Rapids, Michigan: BAker Academic.
- ^ a b (Inggris) Amos Yong. 2002. Spirit-Word-Community. Burlington, USA: Ashgate.
- ^ a b (Inggris) Amos Yong. 2000. Discerning the Spirit(s). Sheffield, England: Sheffield.
- ^ Michele Hershberger. 2009. Hospitalitas: Orang Asing Teman atau Ancaman?. Jakarta: BPK Gunung Mulia.