Algoritme Euklides muncul dalam buku Elemen Euklides sekitar tahun 300 SM, menjadikannya salah satu algoritme numerik yang tertua dan masih digunakan secara luas.
Diberikan dua bilangan asli dan , periksa apakah adalah nol.
Jika ya, adalah FPB. Jika tidak, ulangi langkah pertama dengan menggunakan sebagai yang baru dan sisa setelah dibagi oleh sebagai yang aru.
Contoh
Sebagai contoh, FPB dari 1071 dan 1029 yang dihitung dengan menggunakan algoritme ini adalah 21, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a
b
sisa setelah a dibagi oleh b
1071
1029
42
1029
42
21
42
21
0
21
0
Dengan mencatat hasil bagi (yang merupakan bilangan bulat) selama menjalankan algoritme, kita juga dapat menentukan bilangan bulat p dan q di mana ap + bq = fpb(a, b). Hal ini dikenal sebagai perluasan algoritme Euklides.
Bukti kebenaran
Misalkan dan adalah bilangan yang FPB-nya akan ditentukan. Dan misalkan sisa dari pembagian dari oleh adalah . Maka di mana adalah hasil bagi (yang merupakan bilangan bulat) dari pembagian tersebut. Sekarang, setiap pembagi dari dan juga dapat habis membagi (karena dapat ditulis sebagai ). Dengan cara yang sama, setiap pembagi dari dan juga akan habis membagi . Maka faktor persekutuan terbesar dari dan adalah sama dengan FPB dari dan . Oleh karena itu, kita cukup meneruskan proses tadi dengan dan saja. Karena lebih kecil dalam nilai mutlak dari , kita akan mencapai setelah sejumlah langkah.
Implementasi
Algoritme ini dapat dinyatakan dengan menggunakan rekursi kanan:
function fpb(a, b)
if b = 0
return a
elsereturn fpb(b, a modulus b);
Secara iteratif, fungsi ini dapat ditulis sebagai:
function fpb(a, b)
while b ≠ 0
var t:= b
b:= a modulus b
a:= t
return a
Euklides pada mulanya merumuskan masalah ini secara geometri, sebagai masalah untuk mencari "satuan" yang dapat dipakai untuk panjang dari dua buah garis, dan algoritmanya berlangsung dengan mengulangi pengurangan dari sisi yang lebih pendek dari sisi yang lebih panjang. Implementasi ini sama dengan implementasi berikut ini, yang cukup tidak efisien dibandingkan dengan cara yang telah dijelaskan di atas:
function fpb(a, b)
while a ≠ b
if a > b
a:= a - b
else
b:= b - a
return a
Efisiensi algoritme
Efisiensi komputasional algoritme Euklides telah dipelajari secara menyeluruh.[1] Efisiensi ini bisa diartikan sebagai banyak langkah pembagian yang perlu dilakukan algoritme, dikali dengan harga komputasi setiap pembagian. Analisis tertua yang diketahui tentang algoritme Euklides berasal dari A. A. L. Reynaud pada tahun 1811,[2] yang menunjukkan bahwa banyak langkah pembagian yang dilakukan dengan masukan tidak mungkin lebih dari ; dia kemudian memperbaiki batas ini menjadi . Kemudian, pada tahun 1841, P. J. E. Finck menunjukkan[3] bahwa banyak langkah pembagian tidak mungkin lebih tinggi dari , dan artinya algoritme Euklides berjalan dalam waktu polinomial dari ukuran masukannya.[4]Émile Léger, pada tahun 1837, mempelajari kasus terburuknya, yaitu ketika masukannya adalah bilangan Fibonacci yang bersebelahan.[4] Analisis Finck kemudian diperbaiki oleh Gabriel Lamé pada tahun 1844,[5] yang menunjukkan bahwa banyak langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan algoritme tidak pernah lebih dari lima kali banyak digit bilangan yang lebih kecil .[6][7]
^Lamé, G. (1844). "Note sur la limite du nombre des divisions dans la recherche du plus grand commun diviseur entre deux nombres entiers". Comptes Rendus Acad. Sci. (dalam bahasa Prancis). 19: 867–870.
^Grossman, H. (1924). "On the Number of Divisions in Finding a G.C.D". The American Mathematical Monthly. 31 (9): 443. doi:10.2307/2298146. JSTOR2298146.