Albert Sang Beruang (bahasa Jerman: Albrecht der Bär; kira-kira 1100 – 18 November 1170) adalah Margrave Brandenburg pertama (dengan nama Albert I) dari tahun 1157 hingga kematiannya. Ia juga merupakan Adipati Saxony pada periode tahun 1138 hingga 1142.
Kehidupan
Albert adalah anak satu-satunya dari pasangan Otto, Count Ballenstedt dan Eilika (putri Magnus Billung. Ia mewarisi sebagian wilayah utara Saxony dari ayahnya pada tahun 1123. Dan setelah kematian ibunya, ia juga mewarisi wilayah milik wangsa Billung. Albert adalah pengikut setia dari, Lothair III, Kaisar Romawi Suci. Karena hal ini, ia menerima wilayah Margraviat Lusatia pada tahun 1123. Pada tahun 1126 Setelah Lothair menjadi Raja Jerman, ia menemaninya dalam perjalanan ke Bohemia, dimana dalam perjalanan tersebut ia mengalami pemenjaraan singkat.
Posisi Albert di Saxony membendung keinginannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Setelah kematian dari saudara iparnya, Henry II, seorang margrave dari wilayah kecil di Elba yang disebut March Utara Saxon. Pada tahun 1128, Albert kecewa atas tidak diberikannya wilayah peninggalan Henry II kepadanya. Untuk melampiaskan kekecewaannya, ia lalu menyerang Udo. Karena hal ini Kaisar Lothair mencabut hak-hak kekuasaan Albert. Ia lalu pergi ke Italia pada tahun 1132.
Ia lalu benar menjadi penguasa di March Utara. Namun, ia tetap tidak puas dengan wilayah yang dikuasainya karena hanya memiliki sedikit penduduk. Ia lalu bergabung dalam peperangan melawan komunitas Wends. Usaha diplomatis dilakukannya, hingga kemudian saat kematian Paangeran Bradenburg terakhir, Pribislav dari Hevelli pada tahun 1150, Albert dapat mengambil alih wilayah ini. Ia lalu menyandang gelar "Margrave Brandenburg". Setelah itu ia gencar menekan pertahanan terakhir komunitas Wends, memperbanyak migrasi orang Jerman ke wilayah ini, mendirikan beberapa keuskupan dalam perlindungannya, dan menyatakan diri sebagai pendiri Margraviate Brandenburg pada tahun 1157, dengan keturunannya kelak akan menjadi anggota Wangsa Ascania. Hal ini berlanjut hingga kepunahan garis keturunan pada tahun 1320.
Pada tahun 1164, Albert bergabung pada aliansi para pangeran untuk melawan Henry Sang Singa. Perlawanan ini terjadi hingga terjadi perjanjian damai pada tahun 1169. Albert lalu membagi wilayah yang dikuasainya kepada enam orang putranya. Ia meninggal pada tahun 13 November1170. Lokasi meninggalnya diperkirakan berada di Stendal. Jasadnya lalu dimakamkan di Ballenstedt.
Julukan
Ia mendapat julukan sebagai Sang Beruang. Julukan ini tidak berasal dari keadaan fisiknya yang tinggi dan tampan, tetapi karena kemampuannya untuk mempertahankan wilayah, memiliki kemampuan untuk mengambil jalan paling mudah dalam masalah yang pelik, dan juga ia adalah tokoh paling cemerlang di zamannya. Demikian Thomas Carlyle menggambarkan sosok Albert. Oleh beberapa penulis ia juga disebut Sang Tampan.