Shaykh Dr. Aaidh ibn Abdullah al-Qarni (juga disebut al-Qarnee dan ʻĀʼiḍ Quranī), (kelahiran 1 Januari 1959), adalah seorang sarjana, pengarang dan aktivis Islamis Muslim Saudi.[1][2]
Al-Qarni paling dikenal karena buku pertolongan diri buatannya La Tahzan (Jangan Bersedih), yang ditujukan bagi kalangan Muslim maupun non-Muslim. Al Qarni terbukti melakukan plagiarisme. Pada 2012, ia dinyatakan bersalah menjiplak karya penulis perempuan Salwa Aededan, buku al Qarni La Tayass (Jangan Putus Asa) dicekal dan dimasukan daftar hitam oleh otoritas Saudi. al-Qarni memblea diri bahwa ia mengikuti praktik plagiarisme dari sarjana-sarjana Islamis lainnya.[3] Samir Faraj, seorang penyair Mesir, juga mengklaim bahwa al-Qarni menjiplak bukunya Shuara Katalhom Shirahom (Penyair-Penyair yang Dibunuh oleh Puisi-Puisi Mereka) dan menerbitkannya dengan nama Kasaid Katalat Ashabaha (Puisi-Puisi Yang Membunuh Penulis-Penulis Mereka).[3][4]
Al-Quarni masuk daftar dilarang terbang di Amerika Serikat dan dilarang masuk pada 2012 dan 2015 untuk menghadiri sebuah konvensi di Chicago.[5]
Buku & Kumpulan Puisi
- أسعد امرأة في العالم (Anda Dapat Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia (Sebuah Peti Harta Karun dari Para Pengingat))[6]
- "La Tahzan (Jangan Bersedih)"[7]
- Taj Al Mada'ih (Puisi dari Al Qarni)[2]
- L Alah Al Allh[8]
- Mamlakat Al Bayan[9]
- Masareh Al Ushaq[10]
- Mojtama Al Muthol[11]
- Muhamad Kanak tara[12]
- سلعة الله غالية[13]
- Qisat Al Tamooh[14]
- Siyat Al Qoloob[15]
- Taj Al Madaeh[16]
- Tohaf Nabawiya[17]
- Torjuman Al Sunnah[18]
- على مائدة القرآن[19]
- Wa Jaat Sakarat Al Mawet[20]
- Walaken Konoo Rabaniyin[21]
Upaya pembunuhan
Pada 1 Maret 2016, Al-Qarni ditembak dan terluka dalam sebuah upaya pembunuhan di Kota Zamboanga di Filipina, dimana ia mengadakan sebuah ceramah di sebuah auditorium dari Universitas Negara Bagian Mindanao Barat.[22] Ia ditembak oleh seorang pria yang mengenakan seragam sekolah dari kolese teknik institusi ketika penceramah tersebut meninggalkan auditorium tersebut setelah ceramah.[23][24]
Penembak tersebut ditembak mati dan otoritas menemukan sebuah lisensi pengemudi dari pelajar tersebut dan sebuah kartu identitas pemerintah lokal sebagai orang Filipina berusia 21 tahun.
J M Berger dari Program tentang Ekstrimisme di Universitas George Washington menduga bahwa upaya pembunuhan tersebut memiliki hubungan dengan kelompok militan, Negara Islamis sejak Al-Qarni dimasukkan sebagai target pembunuhan dalam majalah kelompok tersebut Dabiq.[25][26] Otoritas kemudian mengkonfirmasi bahwa penembak tersebut merupakan seorang penganut Muslim Sunni.[27]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|