Agustinus Pak Chong-won (1793–1840) adalah seorang martir Katolik Korea. Ia adalah suami dari martir Barbara Ko. Dia lahir di Seoul.
Sejak dia ditinggalkan ayahnya, ketika dia masih kecil, dia hidup dalam kemiskinan, namun dia tidak mengeluh. Dia taat kepada ibunya, dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan setia. Dia menikah dengan Barbara Ko. Dia mengajar dan memberikan dorongan kepada umat Katolik sebagaimana kepada para katekumen. Dia membaptis anak-anak yang dalam bahaya maut. Dia pernah berkata: “Seperti Yesus mengasihi saya, saya harus mengasihi Dia. Seperti Dia menderita bagi saya, saya harus menderita.” Dia memiliki keinginan kuat untuk menjadi martir.
Agustinus berusaha untuk menasihati orang lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Dia menunjukkan kesedihan dalam wajahnya ketika dia melihat seseorang yang dalam keadaan berdosa. Orang-orang pernah berkata: “Kami tidak pernah melihat Agustinus marah.” Agustinus mengambil inisiatif dalam situasi yang sulit. Dia berusaha keras dalam membawa para misionaris ke Korea. Bakat dan kebajikannya diakui oleh Uskup Imbert, yang mengangkat dia menjadi seorang katekis. Agustinus menjalankan tugasnya sebagai katekis.
Ketika penganiayaan terjadi, Agustinus meninggalkan rumahnya dan kemudian merawat teman-teman Katoliknya selama delapan bulan, terutama mereka yang ada di penjara. Akhirnya dia ditangkap pada tanggal 26 Oktober 1839. Dia diinterogasi dan disiksa berkali-kali dan sangat kejam sehingga dia tidak dapat menggerakkan tangan dan kakinya, tetapi dia tidak menunjukkan rasa sakitnya. Dagingnya terkoyak, namun dia bahagia untuk menderita bagi Allah.
Menurut laporan pemerintah, Agustinus menjelaskan tentang surga dan neraka dengan jelas dan menolak untuk memberikan persembahan kepada leluhurnya.
Agustinus dibawa ke Tang-kogae di dekat Seoul, dan dipenggal di sana bersama dengan lima orang Katolik lainnya pada tanggal 31 Januari 1840 pada usia 48 tahun.[1]
Referensi