Agresi elektronik
Agresi elektronik adalah berbagai bentuk agresi yang dilakukan melalui teknologi, seperti mengganggu dan menindas (mengejek, berbohong, menyindir, berkata kasar, menyebarkan isu, membuat komentar yang agresif dan mengancam) yang dilakukan melalui e-mail, chat room, SMS, situs online (termasuk blog), gambar, dan rekaman yang diunggah ke situs daring atau dikirim melalui telepon seluler.[1] Agresi elektronik merupakan istilah universal untuk menyebutkan berbagai perilaku permusuhan yang dilakukan dengan bantuan teknologi atau media komunikasi, termasuk istilah electronic bullying, cyberbullying, internet bullying, internet harassment, dan online harassment.[2]
Karakteristik
Istilah agresi elektronik muncul karena terdapat beberapa karakteristik yang membedakannya dengan agresi secara langsung. Pyżalski (2011) melakukan analisis pada tiga karakteristik yang dipersepsi sebagai atribut agresi elektronik yaitu anonimitas, ketidaksengajaan, dan kontinuitas.[3]
- Anonimitas artinya hilangnya isyarat nonverbal dalam komunikasi verbal yang dapat mengubah hal yang paling sederhana sekalipun menjadi masalah serius.
- Ketidaksengajaan berarti pelaku yang tidak menyadari akan dampak dari perilakunya karena tidak adanya reaksi emosi dari korbannya yang berfungsi sebagai pengendali perilaku.
- Kontinuitas berarti bahwa agresi elektronik menjadi fenomena yang dapat terjadi dan berdampak secara terus menerus tanpa batas jarak dan waktu karena konten berbentuk agresi elektronik akan tetap ada, mudah diperbanyak, dan mudah ditemukan.
Tipe
Bennett, Guran, Ramos, & Margolin (2011) mengatakan bahwa agresi elektronik memiliki empat tipe meliputi permusuhan, pengusikan, penghinaan, dan pengucilan.[4]
- Permusuhan dalam agresi elektronik adalah berbagai bentuk perilaku yang bermaksud mengekspresikan pesan yang menyakitkan dan mengancam secara langsung kepada orang lain. Perilaku tersebut dapat berupa pesan singkat atau status media sosial yang berniat menghina atau mengancam orang lain.
- Pengusikan dalam agresi elektronik adalah berbagai bentuk perilaku yang menggunakan media elektronik untuk mengawasi, memeriksa, atau memperdaya orang lain untuk mendapatkan informasi pribadi di internet. Perilaku itu dapat berupa telepon atau pesan yang mengganggu, mengancam, atau perilaku stalking, dan mencuri kata sandi orang lain serta menggunakan akun orang lain untuk hal buruk.
- Penghinaan dalam agresi elektronik adalah berbagai bentuk perilaku yang mempublikasikan foto, video, atau komentar yang mempermalukan atau menghina orang lain dalam media elektronik. Perilaku tersebut dapat berupa unggahan video yang memalukan bagi orang lain, atau komentar yang mengejek foto orang lain.
- Pengucilan dalam agresi elektronik adalah berbagai bentuk perilaku yang bertujuan menghilangkan atau memblokir seseorang dalam komunikasi elektronik. Perilaku tersebut dapat berupa menghapus kontak orang lain, memblokir akun orang lain, atau melaporkan konten orang lain, sehingga tidak terlihat lagi.
Daftar pustaka
- ^ David-Ferdon, C., & Hertz, M. F. (2009). Electronic Media and Youth Violence: a CDC Issue Brief for Researchers. Atlanta (GA): Centers for Disease Control. Retrieved March 4, 2017 from http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED511647.pdf
- ^ David-Ferdon, C., & Hertz, M. F. (2007). Electronic Media, Violence, and Adolescents: An Emerging Public Health Problem. Journal of Adolescent Health, 41, S1-S5. doi:10.1016/j.jadohealth.2007.08.020
- ^ Pyżalski, J. (2011). Electronic Aggression among Adolescents: An Old House with a New Facade (or Even a Number of Houses). In E. Dunkels, G.-M. Frånberg, & C. Hällgren, Youth Culture and Net Culture: Online Social Practices (pp. 278-295). Hershey, United States: Information Science Reference. Retrieved March 29, 2017, from http://repozytorium.amu.edu.pl/bitstream/10593/5741/1/pyzalski%20chap_dunkels%20book.pdf
- ^ Bennett, D. C., Guran, E. L., Ramos, M. C., & Margolin, G. (2011). College Students’ Electronic Victimization in Friendships and Dating Relationships: Anticipated Distress and Associations With Risky Behaviors. Violence and Victims, 26(4), 410-429. doi:10.1891/0886-6708.26.4.410
|
|