Nama Aemilia berasal dari nama marganya (nomen), gens Aemilia menjadi satu dari lima keluarga Patrician yang paling penting. Wanita Romawi di Republik Tengah biasanya menanggung nama marga ayahanda mereka dan kadang-kadang dibedakan dengan urutan kelahiran mereka. Seperti pria bernama Quintus ("yang Kelima") atau Sextus ("yang Keenam"), sebuah nama seperti Tertia mungkin tidak selalu berarti seorang wanita memiliki dua saudari. Valerius Maximus[3] menyebut namanya sebagai Tertia Aemilia, "istri Scipio Afrikanus dan ibunda Cornelia."[4] Aemilia tidak diketahui memiliki saudari, tetapi adik perempuan kadang-kadang lebih terkenal dengan catatan sejarah daripada yang lebih tua. Putri-putri Aemilia adalah Cornelia Africana Major dan Cornelia Africana Minor, yang lebih muda jauh mebih terkenal daripada ibundanya atau kakak perempuannya.
Pernikahan dengan Scipio
Pernikahan Aemilia Tertia dengan Scipio Afrikanus berlangsung tidak lebih dari tahun 215 SM.[5] Kehidupan pernikahan mereka sangat bahagia, menurut Livy, Polibios, dan sejarahwan klasik lainnya. Mereka memiliki dua orang putra dan dua orang putri, yang lebih muda adalah Cornelia, yang terkenal, ibunda Gracchi.
Kematian Scipio dan akibat
Scipio meninggal karena penyakit yang tersisa pada tahun 183 SM setelah pensiun ke kampung halamannya di Liternum pada tahun 185 SM. Selama tahun-tahun terakhirnya, ia menulis memoarnya di dalam bahasa Latin dan Yunani, tetapi semuanya itu telah lenyap, bahkan kehidupan Plutarkhos pun hilang. Ia meninggalkan jandanya dan empat orang anak; saudaranya Lucius Cornelius Scipio Asiaticus juga tetap hidup meski dalam aib politik.
Menurut Polibios, Scipio membuat ketentuan yang murah hati untuk jandanya untuk memastikan bahwa ia akan mempertahankan gaya hidup yang sama seperti yang biasa ia lakukan sebagai istrinya. Ia juga menjanjikan lima puluh talenta perak kepada masing-masing putrinya, yang merupakan mahar yang sangat besar dengan standar zaman itu.
Aemilia sebagai seorang janda
Aemilia Tertia hidup lebih lama dari suaminya dan kedua putranya. Ia memiliki dua orang putri yang hidup lebih lama darinya, ia meninggal pada sekitar tahun 163 SM dan oleh 162 SM.
Ia melanjutkan gaya hidupnya yang mewah meskipun telah menjadi janda, mungkin dengan mendapatkan banyak uang dari wasiat suaminya. Namun karena Lex Voconia (yang melarang wanita mewariskan banyak atau akrena menyerahkan kekayaan mereka sendiri kepada wanita-wanita) diserahkan pada tahun 169 SM, ia tidak dapat membuang harta miliknya sesuka hatinya. Pada kematiannya, pewarisnya dengan otomatis cucu adopsinya, Scipio Africanus II, atau Scipio Muda (lebih dikenal orang Romawi sebagai Scipio Aemilianus). Ia memberinya kepada ibundanya Papiria Masonis, yang telah putus hubungan dengan ayahanda kandungnyaL. Aemilius selama lebih dari dua dekade.[6] Pada saat kematiannya, ia menyerahkan harta yang sama kepada dua saudari kandungnya - Aemilia Paulla Prima, istri Marcus Porcius Cato Licinianus dan Aemilia Paulla Secunda, istri Quintus Aelius Tubero. (Polibios, Buku 31: 28, Plutarkhos. Aem. 2; Liv. xxxviii. 57).
Keturunan
Aemilia Tertia dan Scipio Afrikanus memiliki empat orang anak, dua orang putra dan dua orang putri.
^Dixon, Suzanne. "Polybius on Roman Women and Property, " The American Journal of Philology, Vol. 106, No. 2 (Summer, 1985), pp. 147-170.[1]. Google reference, not full article, retrieved 7 June 2007. The Dixon article claims that Aemilia died in 162 BC per her reading of Polybius. In Polybius The Histories Fragments of Book XXXI: 26-28, Aemilia's death and funeral, and Scipio Aemilianus's disposition of her effects are discussed, but no year is given for her death. However, her brother Lucius Aemilius Paulus Macedonicus is known to have died in 160 BC, and two years earlier, Scipio Aemilianus gave the remaining 50 talents owed the husbands of his adoptive paternal aunts. That transfer took place ten months after Aemilia's death, at which point he had given Aemilia's finery to his own mother. If Aemilius Paullus died in 160 BC, the money transfers took place in 162 BC and Aemilia died ten months earlier, either that year or in 163 BC.[2]
^Scipio Africanus: Soldier and Politician by H. H. ScullardCornell University Press Ithaca, New York 1970 printed in England. Standard Book Number 8014-0549-1; Library of Congress Catalog Card Number 76-98158 H. H. Scullard, Scipio Africanus: Soldier and Politician, Thames and Hudson, London, 1970. ISBN0-500-40012-1; page 196
^Boccaccio, in On Famous Women, also refers to her as Tertia Aemilia, and in the biography as just "Tertia" (in Virginia Brown's translation, Harvard University Press, 2001, pp 153 - 154; ISBN0-674-01130-9).
^Her second son Lucius was praetor in 174 BC. A praetor at this time must be at least 39 years old, so he was born no later than 213 BC.
^Scipio Africanus: Soldier and Politician by H. H. ScullardCornell University Press Ithaca, New York 1970 printed in England. Standard Book Number 8014-0549-1; Library of Congress Catalog Card Number 76-98158 H. H. Scullard, Scipio Africanus: Soldier and Politician, Thames and Hudson, London, 1970. ISBN0-500-40012-1; page 238
Referensi
Sumber pertama
Valerius Maximus, Factorum et dictorum memorabilium libri vi.7.1