Aborigin Tasmania (pengucapan bahasa Inggris: [æbɵˈrɪdʒɨniːz], nama Aborigin: Palawa) adalah penduduk asli negara bagian Tasmania, Australia.
Perkiraan populasi Aborigin Tasmania pada era kolonisasi Britania tahun 1803 bervariasi antara 2000 hingga 8000, dengan rata-rata perkiraan 4000 hingga 5000 yang diterima secara luas. Pada pertengahan hingga akhir tahun 1830-an, jumlah mereka berkurang menjadi beberapa ratus. Beberapa sejarawan menyatakan bahwa penyebab utama berkurangnya populasi Aborigin Tasmania adalah konflik antara penetap dan Aborigin. Beberapa sejarawan lain menyatakan bahwa Aborigin Tasmania telah digenosida. Sejarawan lainnya menyatakan bahwa penyebab utama kehancuran Aborigin Tasmania adalah penyakit yang dibawa pendatang, dengan kekerasan sebagai penyebab kedua.
Atas usaha George Augustus Robinson, pada tahun 1833 sekitar 220 Aborigin Tasmania dipindah dengan jaminan mereka akan dilindungi. Mereka dipindah ke Pulau Flinders, dimana penyakit yang dibawa pendatang terus mengurangi jumlah mereka. Pada tahun 1847, 47 Aborigin Australia di Flinders terakhir dipindah ke Oyster Cove, selatan Hobart. Salah satu dari Palawa terakhir, perempuan yang bernama Trugernanner, meninggal pada tahun 1876.[1]
Semua bahasa asli Tasmania telah hilang. Kini terdapat usaha merekonstruksi bahasa dari catatan yang ada. Beberapa ribu orang yang tinggal di Tasmania dan tempat lain memiliki keturunan Palawa, karena beberapa perempuan Palawa diculik dan diperdagangkan. Mereka yang memiliki keturunan Palawa tidak memiliki kebudayaan Palawa tradisional.