105 mm T8
105mm T8 adalah sebuah meriam antitank yang dikembangkan di Amerika Serikat pada pertengahan 1940-an. Rancangan meriam ini dipengaruhi oleh meriam antitank Jerman 88 mm Pak 43/41 yang dirampas oleh Angkatan Darat AS di Prancis. Pengembangan T8 dimulai pada Oktober 1944. Meriam ini mencapai tahap uji coba pada Februari 1946. Tak lama setelahnya proyek ini dibatalkan.[1] DesainPada Desember 1942, pasukan Sekutu melaporkan bahwa rancangan tank baru Jerman tahan terhadap meriam antitank 57 mm, meriam antitank terbesar Sekutu yang ada pada saat itu. US Ordnance Department memulai studi pendahuluan pada sebuah meriam dengan desain yang mirip dengan meriam antipesawat 88 mm Pak 43/41 Jerman yang saat itu suksus digunakan sebagai meriam antitank. Pengajuan pertama ialah menggabungkan meriam 90 mm M1 dengan mekanisme rekoil M2 dari meriam M2A1 105 mm howitzer. Contohnya dinamakan meriam antitank 90 mm T8 pada rangka pembawa T5.[2] Kereta pembawa T5 terbukti tidak dapat diterima karena penemuan kelemahan struktur saat menariknya di lintas alam. Setelah dua buah rangka pembawa yang dirancngulang, T5E2 diklasifkasikan sebagai standar terbatas. Setelah uji tambahan di Aberdeen Proving Grounds, meriam T8 dinilai terlalu berat. Kereta pembawa alternatif diujikan, tanpa ada yang lolos pengujian. Dua buah meriam dan rangka pembawa baru diajukan dan diujikan. Desain akhir yang dipilih adalah meriam T20E1 pada rangka pembawa T15. Tiga buah meriam T8 selesai dibuat pada 1944, dan pembuatan sejumlah 400 unit dipesan. Satu dari tiga meriam dikirim ke Eropa bersama misi Zebra pada February 1945. Tim Zebra dikirim ke ETO untuk merespon kritik mengenai minimnya kemampuan meriam antitank saat itu. Pada awal 1945 keseluruhan produksi meriam antitank diperiksa ulang untuk mengevaluasi kebutuhan akan meriam antitank berkaliber besar, karena kebutuhan di Pasifik nihil sebab tank Jepang dapat dengan mudah ditembus meriam 37 mm dan 57 mm M1. Tank Panzerkampfwagen Tiger Ausf. B (King Tiger) dan Panzerjäger Tiger Ausf. B (Jagdtiger) dinilai memiliki perisai baja yang melampaui kemampuan meriam antitank yang ada saat itu, atau bahkan yang masih dirancang. Pekerjaan dimulai pada versi 105 mm T8 yang menggunakan rangka pembawa kaki-belah T19 pada Oktober 1944. Meriam antitank T8 105 mm berbobot delapan ton. Meriam ini memiliki rangka pembawa kaki-belah dan roda magnesium dengan ban karet sintetis. Saat dipindahkan, dudukannya dapat dirotasi 180 derajat untuk mengurangi panjang keseluruhan meriam. Meriam ini menebakkan sebuah peluru AP seberat 17.7 kg (39 lbs) dengan kecepatan 945 m/s (3,100 ft/s), menghasilkan penetrasi baja hingga 210 mm (8.26 in) pada jarak 1.000 m (1.093 yds), 0 derajat terhadap sasaran. PenampilanLihat jugaReferensiCatatan
|