Slerok, Tegal Timur, Tegal
Slerok merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, provinsi Jawa Tengah. Kelurahan ini memiliki Luas Wilayah 139,250ha Kondisi DemografisKondisi Demografis di Kelurahan Slerok diambil dari Data Monografi Semester 1 Tahun 2024 Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Tegal, Kelurahan Slerok memiliki Jumlah Penduduk sebanyak 19.237 jiwa dengan rincian jumlah Laki-Laki sebanyak 9.682 jiwa dan Perempuan sebanyak 9.555 jiwa . [1] Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga sebanyak 6,361 yang rinciannya yaitu 4.943 Kepala Keluarga Laki Laki dan 1.418 Kepala Keluarga Perempuan. Pekerjaan yang dominan di Kelurahan ini yaitu Wiraswasta sebanyak 6.436jiwa dan bermayoritas beragama Islam dengan jumlah 18.834 jiwa. Kondisi GeografisKondisi Geografis di Kelurahan Slerok OrbitrasiBeberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Kelurahan Slerok adalah sebagai berikut:
Batas WilayahSecara administratif, Kelurahan Slerok memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Penggunaan LahanPenggunaan lahan di Kelurahan Slerok sesuai dengan peruntukannya, yakni terdiri dari permukiman, perkebunan dan sawah. Daftar Nama Kepala Desa dan Lurah SlerokDaftar Nama Kepala Desa dan Lurah :
Daftar Pegawai ASN dan NON ASN Kelurahan Slerok 2024
Jumlah RT dan RW
Total 6 RW dan 46 RT di Kelurahan Slerok Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. Sejarah Kelurahan SlerokDikutip PORTAL BREBES dari laman resmi website kelslerok.tegalkota.go.id, sebelumnya wilayah Kelurahan Slerok adalah sebuah tlatah pedukuhan. Ada 4 Pedukuhan besar yang namanya sampai kini masih melekat di kehidupan masyarakat Slerok. Empat Pedukuhan itu antara lain, Pedukuhan Depok sekarang adalah wilayah RW 1, 2 dan 3. Kedua adalah Pedukuhan Beji, lokasi sekarang di kawasan RW 4. Ketiga adalah Pedukuhan Kemeduran lokasinya di kawasan RW 6 dan terakhir Pedukuhan Langon, yaitu di kawasan RW 5 dan sebagian RW 4. Lalu sebenarnya kata Slerok itu diambil dari bahasa atau serapan bahasa mana? Ternyata, ada sebuah peristiwa heroik yang melatar belakangi terbentuknya kata Slerok yang kemudian menjadi nama Pedukuhan dan selanjutnya menjadi nama Kelurahan. Dikisahkan, pada zaman pendudukan tentara penjajah Belanda di negeri ini, digulirkan lah program kerja paksa yang disebut Rodi. Program kerja paksa itu diterapkan kepada penduduk pribumi Indonesia. Salah satu agenda kerja paksa itu adalah pembuatan akses jalan dari Anyer- Banten sampai Pasuruan- Jatim. Sehubungan jenderal Belanda yang memerintah membuat jalan itu bernama Deandles, maka pembuatan jalan dari Anyer sampai Pasuruan, Jatim, dikenal dengan Jalan Deandles. Saat pembuatan Jalan Deandles itu sampai di wilayah Tegal, pihak Belanda ingin agar di pertigaan Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Diponegoro ditembuskan langsung ke timur yaitu ke arah Pendopo Balaikota Tegal (dulu Pendopo Kabupaten Tegal). Kebijakan itu membuat rakyat Tegal bergejolak lalu melakukan perlawanan terhadap Belanda. Perlawanan rakyat Tegal yang dipimpin oleh Raden Mas Cilik ( Berandal Mas Cilik - versi pihak Belanda) membuat marah pihak Belanda. Raden Mas Cilik berhasil menekan pihak pejabat yang memimpin pembuatan Jalan Deandles itu agar membelokan rute nya ke utara, yaitu ke Jalan Gajam ( Gadjah Mada). Itulah mengapa sampai sekarang pertigaan Jalan Jenderal Sudirman di bagian timur itu dinamai Gili Tugel ( Jalan Putus). Aksi perlawanan Raden Mas Cilik itu membuat marah Belanda. Pertempuran rakyat dengan tentara Belanda pun tak dapat dicegah. Perlawanan sengit itu dimenangkan oleh pihak rakyat dan pimpinan pasukan Belanda saat itu dipimpin oleh orang Indonesia yang menjadi antek penjajah Belanda. Tentara Belanda kocar kacir, pemimpinnya yang terbunuh oleh Raden Mas Cilik ternyata masih Pamannya sendiri. Pergolakan rakyat berakhir, persenjataan pasukan Raden Mas Cilik seperti golok, parang, pedang, tombak dan lainnya dikumpulkan di suatu lahan bernama tanah depok. Di dalam bahasa Jawa Tegal kurang lebih begini "Kabeh gaman dislorok-slorokna dikumpulna dadi siji nang latar Depok". Dari kata slorok itulah akhirnya ke 4 Pedukuhan besar menyatu dengan nama Slerok. Hingga pada akhirnya menjadi Desa (sekarang Kelurahan) Slerok yang dipimpin oleh Bekel. pada jaman dulu sering digunakan untuk tempat perhelatan desa seperti perayaan sedekah bumi dan pagelaran wayng kulit guna menyambut tahun baru Syura. Sekarang tanah tersebut sudah dimanfaatkan untuk membangun Gedung Pintar dan Perpustakaan Kelurahan. Mata PencaharianTingkat kesejahteraan masyarakat di kelurahan Slerok cukup baik karena ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai dan pendapatan perkapita yang lumayan tinggi. Mayoritas penduduk kelurahan Slerok adalah bermatapencaharian sebagai wiraswasta, petani dan pedagang, adapun mata pencaharian lainnya adalah sebagai peternak, sopir, guru, buruh bangunan, buruh pabrik, dokter, perawat, bidan, penjahit, pegawai negeri sipil, polisi, dan penjahit. BahasaSecara umum, masyarakat kelurahan Slerok menggunakan bahasa Tegal dalam berinteraksi sehari-hari. Adapun selebihnya menggunakan bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. AgamaMasyarakat kelurahan Slerok mayoritas memeluk agama Islam. Mereka sangat religius dalam menjalankan agamanya dan selain itu mereka memiliki sikap terbuka dan toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama lainnya. Sehingga, hal tersebut tak pernah terjadi konflik agama di kelurahan ini. Sarana dan PrasaranaInfrastruktur Pendidikan :
Infrastruktur Perkantoran :
Infrastruktur Kesehatan :
Infratruktur Perekonomian :
Infrasturuktur Hiburan :
Infrastruktur Peribadatan:
Kompleks PemakamanKompleks Pemakaman di Kelurahan Slerok terdapat 4 tempat, yaitu :
Potensi Wisata
Prestasi dan Penghargaan
Organisasi KemasyarakatanOrganisasi Kemasyarakatan di Kelurahan Slerok terdapat antara lain : Kelompok Swadaya Masyarakat :
Kelompok Sosial
Kelompok Ekonomi
Peta Wilayah
|