Pemilihan umum Singapura 2020
Pemilihan umum Singapura 2020 diadakan pada tanggal 10 Juli 2020 dan merupakan pemilihan umum ke-14 pasca-kemerdekaan Singapura. Dari total 95 kursi parlemen, 93 kursi terbuka dipertandingkan oleh peserta pemilihan umum, sementara 2 kursi non-konstituen lainnya diberikan kepada partai politik yang kalah dalam pemilu dengan persentase suara terbaik. Pemilihan umum ini menggunakan sistem pemenang undi terbanyak, dan warga Singapura berusia 21 tahun ke atas diwajibkan memilih.[7][8] Dalam pemilu ini, partai pemerintah Partai Tindakan Rakyat (PAP) berhasil menang untuk ke-15 kalinya, sehingga berhak membentuk pemerintahan selanjutnya. Terdapat 192 calon anggota parlemen (termasuk 73 calon baru dan 1 calon bebas) dari 11 partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum, termasuk jumlah calon perempuan yang mencapai 40 orang, memecahkan rekor sepanjang sejarah Singapura.[9] Pemilihan umum ini merupakan pemilu kedua sejak tahun 2015 tanpa peserta tunggal pada daerah pemilihan tertentu.[10] Partai pemenang PAP berhasil meraih 83 kursi parlemen, sementara Partai Buruh (WP) meraih 10 kursi lainnya. WP berhasil mempertahankan kemenangan di daerah pemilihan Aljunied, Hougang, serta berhasil merebut daerah pemilihan Sengkang yang baru terbentuk, sehingga berhasil menempatkan anggota oposisi terpilih terbanyak sejak tahun 1996.[11] Persentase total suara PAP yang hanya mencapai 61,24% menjadi yang terendah sejak pemilihan umum Singapura tahun 2011. 6 peserta pemilu yang kalah kehilangan uang jaminan karena gagal mencapai ambang batas suara minimal. Sebagai partai yang kalah namun dengan persentase tertinggi dibandingkan partai kalah lainnya, dua kursi non-konstituen akan diberikan kepada peserta dari Partai Kemajuan Singapura yang maju dari daerah pemilihan West Coast.[12] Latar belakangMenurut Pasal 65 ayat 4 Konstitusi Singapura, masa jabatan anggota Parlemen Singapura dibatasi selama 5 tahun dari tanggal pelantikan setelah pemilihan umum, setelah itu dibubarkan oleh hukum. Namu, Perdana Menteri Singapura boleh menasehati Presiden Singapura untuk membubarkan parlemen kapapun dalam masa jabatan 5 tahun tersebut.[13][14][15][16] Pemilihan umum harus dilaksanakan dalam jangka waktu maksimal 3 bulan setelah pembubaran parlemen. Departemen Pemilihan Umum (ELD) bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu, yang melaporkan kepada Kantor Perdana Menteri.[17] Di Parlemen Singapura, kursi parlemen anggota terpilih terbagi menjadi 14 daerah pemilihan perseorangan (SMCs) dan 17 Daerah pemilihan perwakilan kelompok (GRCs). Setiap SMC diwakili oleh seorang anggota parlemen dengan sistem pemilihan pemenang suara terbanyak, sementara setiap GRC diwakili oleh sekelompok anggota parlemen dengan sistem pemilihan pemungutan suara blok partai, dimana salah satu calon anggota harus berasal dari suku minoritas Singapura, yakni Melayu, India, dan suku minoritas lainnya. Sekelompok kandidat yang ingin mencalonkan diri dalam pemilu di GRC harus merupakan anggota partai politik yang sama, atau sekelompok kandidat independen, sehingga menghasilkan situasi di mana partai pemenang memperoleh 100% kursi di GRC tertentu. Usia minimum pemilih di Singapura adalah 21 tahun, dengan dengan kelayakan bagi pemilih yang lahir sebelum 1 Maret 1999. Pada 23 Juni 2020 pukul 16:00 waktu setempat, Perdana Menteri Lee Hsien Loong disiaran televisi mengumumkan bahwa Presiden Halimah Yacob telah membubarkan Parlemen Singapura ke-13 pada hari yang sama dan telah mengeluarkan surat perintah pemilihan dengan pencalonan yang akan diadakan seminggu kemudian pada tanggal 30 Juni 2020.[18][19][20][21][22][23][24][25] Pejabat retur pemilihan umum kali ini merupakan Tan Meng Dui, seorang mantan wakil sekretaris di Kementerian Pembangunan Nasional dan CEO di Badan Lingkungan Hidup Nasional. Ini adalah pemilihan umum pertamanya sebagai pejabat retur, menggantikan Ng Wai Choong di pemilihan umum sebelumnya. Partai politikSejak tahun 1959, Partai Tindakan Rakyat telah menguasai pemerintahan Singapura dan kini dipimpin oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Pemimpin oposisi berasal dari Partai Pekerja yang dipimpin oleh Pritam Singh. Selain kedua partai tersebut, ada 10 partai luar parlemen yang akan menantang partai pemerintahan.[26]
Anggota Parlemen Non-KonstituenPada 27 Januari 2016, Konstitusi Singapura diamandemenkan untuk meningkatkan jumlah anggota oposisi dari tiga menjadi 12. Ini adalah peningkatan jumlah oposisi pertama sejak pemilihan umum Singapura 2011, saat itu anggota oposisi bertambah dari tiga menuju sembilan.[27] Seperti hasil pemilihan umum sebelumnya, Anggota Parlemen Non-Konstituen (NCMP) akan diberikan kepada calon anggota parlemen yang kalah dengan kinerja suara terbaik, dengan jumlah NCMP ditentukan berdasarkan berapa anggota oposisi yang berhasil dipilih. Jika ada 12 anggota oposisi yang berhasil menang, maka kursi NCMP akan ditiadakan seperti pada pemilihan umum Singapura 1991. Perkembangan politikPartai Tindakan RakyatPada 13 Maret 2016, anggota PAP dari Bukit Batok SMC David Ong mengundurkan diri atas kecerobohan pribadi dengan aktivis akar rumput partai. Dalam pemilihan sela Bukit Batok yang diselenggarakan kemudian, kandidat PAP yang sebelumnya berkontestasi di Aljunied GRC Murali Pillai maju dan mengalahkan partai oposisi SDP yang mencalonkan Chee Soon Juan untuk merebut kursi kembali ke pangkuan PAP.[28] Ketua Parlemen Singapura dan anggota dari Marsiling-Yew Tee GRC Halimah Yacob mengundurkan diri menjelang pemilihan umum Presiden Singapura 2017. Ia mengundurkan diri dari PAP agar dapat mencalonkan diri sebagai Presiden Singapura yang secara peraturan perundang-undangan tidak boleh berasal dari partai manapun.[29] Karena ia telah mengosongkan kursinya di Parlemen, ada seruan untuk mengadakan pemilihan sela, meskipun Pengadilan Banding akhirnya memutuskan bahwa "tidak ada kewajiban untuk mengadakan pemilihan sela ketika ada satu lowongan yang muncul di GRC".[30] Pada 23 November 2018, Heng Swee Keat dan Chan Chun Sing dipilih sebagai wakil sekretaris jenderal di Dewan Pimpinan Pusat Partai Tindakan Rakyat.[31] Pemilihan kedua wakil sekretaris jenderal tersebut memberikan indikator politik bahwa Lee Hsien Loong sedang mencari penerusnya, mencuatkan kemungkinan bahwa pemilihan umum kali ini merupakan pemilihan umum terakhir yang akan diikuti oleh Lee.[32] Setelah muncul pengumuman bahwa Heng Swee Keat akan menjadi Wakil Perdana Menteri Singapura tunggal pada 1 Mei 2019 menggantikan Teo Chee Hean dan Tharman Shanmugaratnam, mantan anggota parlemen Inderjit Singh menyatakan bahwa PAP bermaksud untuk menunjukkan kenaikan Heng ke jabatan teratas dan menghilangkan rumor tentang kejutan apa pun dalam suksesi kepemimpinan.[33][34] Partai PekerjaPada tanggal 3 November 2017, sekretaris jenderal saat itu dan anggota parlemen petahana Aljunied GRC Low Thia Khiang mengumumkan dalam pidatonya pada peringatan 60 tahun partai tersebut bahwa ia tidak akan mengikuti pemilihan partai berikutnya.[35] Dalam pemilihan DPP Partai Buruh 2016, Chen Show Mao mengajukan tantangan yang mengejutkan untuk jabatan kepemimpinan tetapi kalah dalam pemilihan dari Low dengan suara 41-65. Dalam pemilihan kepemimpinan pada 8 April 2018, Pritam Singh terpilih tanpa lawan sebagai penerus Low sebagai sekretaris jenderal partai yang baru.[36] Pengamat menilai bahwa absennya persaingan dalam pemilihan ketua umum adalah tanda yang bagus bagi persatuan partai, dan partai tersebut bisa membentuk mandat yang multi-etnis karena ketua umum baru mereka adalah non-Tionghoa untuk pertama kalinya sejak 2001 dimana Joshua Benjamin Jeyaretnam memimpin partai tersebut.[37] Pada 30 April 2020, Low Thia Khiang dilarikan ke rumah sakit karena cedera kepala dan ia keluar dari rumah sakit pada 21 Mei.[38][39] Pada 25 Juni, saat Low menjalankan rehabilitasi, Partai Pekerja mengumumkan bahwa Low dan beberapa elit lainnya (Png Eng Huat dan Chen Show Mao) tidak akan berpartisipasi dalam pemilihan umum. Low tidak akan mencalonkan diri untuk pertama kalinya setelah 32 tahun aktif di politik, namun ia tidak memberi indikasi bahwa ia ingin pensiun.[40] Dalam sebuah wawancara, Low menyatakan bahwa ia puas dengan kepemimpinan partai, menyatakan bahwa "Saya merasa bahwa pekerjaan saya telah selesai".[41][42][43] Pemilihan umum ini merupakan pemilihan umum terakhir dimana Low Thia Khiang masih aktif sebelum ia mengumumkan kepensiunannya pada 7 Desember 2024.[44][45] Hasil pemilihan umum
Kejadian pasca-pemiluTanggapan Partai Tindakan RakyatDalam konferensi pers pada dini hari tanggal 11 Juli setelah pemilihan umum, Lee Hsien Loong menyatakan bahwa hasil 61,24% suara bagi PAP adalah hasil yang "terhormat" dan merefleksikan "dukungan akar rumput luas untuk PAP" tetapi "mandatnya tidak sekuat yang diharapkannya". Dia berjanji untuk menggunakan “mandat yang jelas” secara bertanggung jawab untuk membawa Singapura “dengan aman melewati krisis (COVID-19) dan seterusnya”. Lee juga mengakui bahwa ada “keinginan yang jelas” untuk mendapatkan suara alternatif di parlemen terutama dari para pemilih muda dan pemula dan menyebut hilangnya tiga pemegang jabatan petahana di Sengkang sebagai “kerugian besar” bagi timnya. Dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, ia mengumumkan bahwa ia akan mengangkat Pritam Singh sebagai Ketua Oposisi dan "akan diberikan dukungan staf dan sumber daya yang sesuai" untuk menjalankan perannya.[46][47][48] Lee juga menyatakan bahwa 24 kader PAP yang dipilih ke parlemen untuk pertama kalinya akan "mendukung proses regenerasi". Lee menambahkan bahwa dia “bertekad” untuk menyerahkan kepemimpinan baru kepada tim yang berfungsi dengan baik setelah krisis COVID-19 teratasi. Terakhir, PM Lee juga menyatakan bahwa gangguan yang disebabkan oleh pemutus arus listrik dan pembatasan jarak aman sebelum pemilu yang menyebabkan hilangnya pendapatan dan pekerjaan tercermin dalam hasil pemilu.[49] PM Lee menambahkan bahwa peninjauan menyeluruh terhadap pelaksanaan pemilu akan dilakukan, dan mengakui bahwa pengaturan tersebut "seharusnya dapat dilakukan dengan lebih baik" menyusul laporan tentang antrean panjang di TPS yang disebabkan oleh pengaturan tambahan untuk COVID-19.[50] Berbicara di kemudian hari sambil berterima kasih kepada para pemilih atas tim suksesnya di Nee Soon GRC, Menteri Hukum dan Dalam Negeri K. Shanmugam mengatakan "banyak pencarian jiwa dan refleksi" diperlukan untuk memahami pesan yang dikirim oleh para pemilih yang menentang PAP. Saat ditanya pandangannya atas pernyataan PAP yang mempertanyakan calon WP GRC Sengkang Raeesah Khan mengenai apakah ia "layak dipertimbangkan sebagai anggota parlemen" yang dikatakan telah menjadi bumerang dan menghasilkan kemenangan WP, Shanmugam menyarankan agar generasi tua Singapura mengambil pendekatan yang berbeda dengan generasi muda mengenai bagaimana ras dan agama dibahas di Singapura. Shanmugam menambahkan “perlu ada cara untuk menyikapi sudut pandang generasi muda Singapura”.[51] Dalam interview siaran radio Money FM 89.3 pada 28 Juli, Shanmugam menyebut bahwa hasil pemilu mencerminkan tekanan pada perekonomian di tengah COVID-19, dan ia menambahkan bahwa ia sangat menyadari keinginan para pemilih, terutama generasi muda, terhadap keberagaman keterwakilan di Parlemen, dengan perbedaan antara persepsi dan kenyataan.[52] Mantan Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong menyatakan bahwa PAP memiliki "mandat jelas" dan langkah PM Lee Hsien Loong mengangkat Pritam Singh sebagai Ketua Oposisi sebagai "langkah signifikan". Dia menambahkan bahwa anggota parlemen oposisi dan NCMP sekarang harus “melakukan lebih dari sekadar berfungsi sebagai pengawas dan penyeimbang” dan “mengajukan kebijakan dan solusi alternatif mereka” kepada warga Singapura.[53] Pada 17 Juli, Lawrence Wong menyebutkan pada konferensi virtual terpisah untuk gugus tugas multi-tugas yang berkaitan dengan jarak sosial di Hougang Avenue 5 setelah jam pemungutan suara berakhir yang menampilkan sekelompok besar pendukung WP melakukan kontak dekat meskipun mengenakan masker dan menjaga jarak yang aman, sehingga menghasilkan upaya menjaga jarak yang aman. risiko yang dilakukan oleh individu. Wong mengatakan bahwa warga Singapura tidak boleh berpuas diri dan menambahkan peringatan bahwa "siapa pun yang memutuskan untuk tidak berhati-hati, berpikir bahwa, 'Tidak apa-apa'" dapat "menimbulkan risiko bagi seluruh negara". Meskipun sudah diperingatkan, tidak ada perubahan dalam penegakan hukum dan Wong percaya bahwa pemungutan suara dilakukan di ruang terbuka dan tidak ada kontak dekat dalam hal menyentuh dan berbicara, dan telah mengatur protokol keselamatan yang berbeda bagi pemilih saat mereka memberikan suara.[54][55] Pada 19 Juli, Menteri Senior dan Menteri Koordinator Kebijakan Sosial Tharman Shanmugaratnam menyebutkan bahwa politik telah berubah secara permanen setelah pemilu, satu dengan mandat yang kuat dan satu lagi untuk daerah pemilihan yang berganti, menambahkan fakta tentang hasil yang “juga baik untuk politik oposisi”, terutama kinerja WP dan “mencerminkan a masyarakat yang cerdas dan budaya politik yang menjadi pertanda baik bagi Singapura." Tharman bertujuan untuk mencapai keseimbangan dan melakukan debat yang "penuh semangat dan terinformasi" antara PAP dan oposisi di pemerintahan mendatang untuk meningkatkan efisiensi dan demokrasi.[56] Tanggapan partai oposisiKetua umum Partai Pekerja Pritam Singh menyatakan bahwa ia sangat "mensyukuri" dan "rendah hati" atas dukungan yang diterima partainya, menambahkan bahwa ia tidak merasa "euforis sama sekali" dan mengakui bahwa banyak yang harus dikerjakan. Dia mengingatkan para kandidat yang berhasil untuk tetap “berpijak teguh” setelah WP mengamankan GRC kedua di Sengkang dan mempertahankan Aljunied dan Hougang dengan margin yang lebih besar.[57] Dalam postingan Facebook, Pritam Singh menyatakan bahwa ia berharap untuk melakukan yang terbaik sebagai Ketua Oposisi.[58] Ketua umum Partai Kemajuan Singapura Tan Cheng Bock menyatakan bahwa ia bangga dengan hasil yang diraih dalam pemilu yang diikuti pertama kali tersebut walaupun partainya baru berdiri setahun. Ia menyambut hasil ini sebagai "membuka lembaran baru terhadap sejarah partai" dan percaya bahwa "gerakan" yang ia tumbuhkan akan terus berkembang. Ia menambahkan bahwa PSP akan melakukan diskusi internal mengenai siapa yang akan menerima 2 kursi NCMP tersebut di Parlemen Singapura.[59] Alokasi NCMPMenurut konstitusi Singapura, oposisi akan digaransi mendapatkan 12 kursi parlemen yang dapat terdiri dari anggota parlemen (MP) terpilih dari tim oposisi dan kandidat yang gagal dalam pemilu ini dari partai atau partai oposisi yang kalah dengan kinerja terbaik. Jumlah NCMP yang ditawarkan akan dikurangi 12 jumlah anggota parlemen terpilih; ada 10 anggota oposisi terpilih dan dengan demikian dua NCMP akan ditawarkan setelah pemilu. Aturan tambahan juga menyatakan mungkin ada hingga dua NCMP dari GRC dengan kinerja terbaik dan satu dari SMC dengan kinerja terbaik. Karena Partai Kemajuan Singapura pimpinan Tan Cheng Bock yang berkontestasi di West Coast GRC merupakan oposisi yang memiliki kinerja terbaik dengan meraih 48.13% suara sah, 2 kursi NCMP akan diberikan kepada PSP.[60] PSP pada 14 Juli mengumumkan bahwa dua kursi tersebut akan diduduki oleh Hazel Poa dan Leong Mun Wai, membuat mereka menjadi anggota NCMP ketiga dan keempat yang bukan berasal dari Partai Pekerja. Kehadiran mereka juga membuat sebuah parlemen yang memiliki tiga partai untuk pertama kalinya sejak Parlemen ke-12. Ini juga merupakan kali pertama bahwa kursi NCMP tidak diberikan kepada Partai Pekerja sejak 2001.[61][62] Keanggotaan Hazel Poa dan Leong Mun Wai dikukuhkan oleh Petugas Retur Tan Meng Dui pada 16 Juli.[63] Pembentukan kabinet Lee VKabinet baru diumumkan melalui siaran televisi oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong di The Istana pada Sabtu, 25 Juli pada pukul 14:30 waktu setempat di halaman Facebook pribadinya, dan juga dari CNA, CNA938, dan Youtube.[64] Walaupun tidak ada banyak perubahan portfolio, Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat diberikan jabatan kementerian baru sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi. Ong Ye Kung menjadi Menteri Perhubungan, Lawrence Wong menjadi Menteri Pendidikan, Desmond Lee menjadi Menteri Pembanguna Nasional dan juga ditunjuk sebagai menteri yang bertanggung jawab untuk integrasi layanan sosial; Masagos Zulkifli menjadi Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga dan Menteri Kedua untuk Kesehatan sementara memberikan jabatan Menteri Lingkungan Hidup kepada Grace Fu; Indranee Rajah diberikan portfolio pembangunan nasional sementara memberikan portfolio pendidikan kepada Lawrence Wong, sementara tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Menteri di Kantor Perdana Menteri. Lee menyebutkan bahwa tidak mengubah sebagian besar portofolio yang ada adalah untuk mendorong kesinambungan dan mendesak perlunya menteri-menteri berpengalaman untuk memberikan bantuan dan pendampingan kepada para menteri yang lebih muda, terutama selama krisis COVID-19 yang sedang berlangsung. 8 anggota parlemen diangkat sebagai menteri, diantara lain Menteri Negara Senior Edwin Tong dan Maliki Osman diangkat masuk ke kabinet sebagai Menteri Budaya, Masyarakat dan Pemuda dan Menteri Hukum Kedua, dan Menteri di Kantor Perdana Menteri dan Menteri Pendidikan Kedua dan Menteri Luar Negeri; Rahayu Mahzam dari bangku belakang parlemen dipindahkan ke depan sebagai Sekretaris Parlemen untuk Kementerian Kesehatan yang akan berlaku pada 1 September 2020; Menteri Negara untuk Tenaga Kerja Zaqy Mohamad diangkat sebagai Menteri Negara Senior dan juga memegang portfolio Pertahanan. Sekretaris Parlemen senior Low Yen Ling, Faishal Ibrahim, dan Sun Xueling diangkat sebagai Menteri Negara dan diberikan portfolio baru (Low di Budaya, Masyarakat dan Pemuda, beserta Perdagangan & Industri, Faishal di Dalam Negeri dan Pembangunan Nasional, dan Sun di Pendidikan dan Pembangunan Sosial dan Keluarga); Alex Yam diangkat sebagai wali kota Dewan Pembangunan Komunitas Barat Laut menggantikan Teo Ho Pin. Pada hari yang sama kemudian, Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein di Jalan Layang Johor–Singapura[65] dalam konferensi pers yang berbeda menyatakan bahwa penyusunan kabinet baru adalah "kesatuan utuh" yang menyeimbangkan komponen kesinambungan, paparan, dan pembaruan, serta mendukung kepemimpinan Heng untuk kabin "generasi keempat" (4G).[66] Ujaran kebencianPolisi menangkap Sirajudeen Abdul Majeed, 52, atas ucapan rasisnya yang diterima di grup pesan WhatsApp, PSP MM Ground Group. Beberapa minggu menjelang pemilu tanggal 12 Juni, kelompok tersebut digunakan untuk berbagi informasi terkait pemilu, namun Sirajudeen konon menerima gambar berisi informasi pemilih kelompok ras yang tinggal di Marymount SMC, yang ia pelajari tanpa memverifikasi datanya dengan pejabat mana pun. sumber. Departemen Pemilihan Umum mengungkapkan bahwa distribusinya tidak dipublikasikan secara publik dan batas daerah pemilihan yang digambarkan dalam gambar tidak akurat. Keesokan harinya pada pukul 13.50, Sirajudeen membagikan gambar tersebut kepada tiga pria dan mendorongnya untuk membagikannya, dengan berkomentar "PAP ingin menjadikan komunitas Melayu sebagai sub-minoritas. Namun orang Melayu adalah penduduk asli Singapura." dan komentar lain yang juga mencakup imigran asing. Salah satu orang yang menerima pesan tersebut, Mohammad Azri,[67] segera mengajukan laporan polisi, yang dia jelaskan bahwa hal itu "menciptakan kesadaran akan apa yang dia anggap sebagai strategi". Sirajudeen kembali dipanggil oleh polisi pada bulan Agustus karena kasus ketidaksenonohan rasial lainnya, kali ini melibatkan perselisihan dengan tetangganya. Sebagai imbalannya, ia mengajukan dua laporan polisi dengan alasan "pelecehan kriminal" dan menyebut orang Melayu "tidak profesional" dalam hal memasuki pasukan elit seperti Angkatan Udara Singapura. Wakil Jaksa Penuntut Umum Ng Yiwen dan Tessa Tan, sepanjang penyelidikan, menyebutkan bahwa tindakan Sirajuddeen adalah "untuk memicu ketakutan bahwa Pemerintahan PAP berusaha meminggirkan masyarakat Melayu di negara tersebut dengan mengizinkan lebih banyak imigran masuk ke negara tersebut", dan menambahkan bahwa hal tersebut telah diposting di saat yang kritis dan penyebaran rasa takut dapat mempengaruhi landasan multi-rasisme. Sirajudeen memohon belas kasihan dan keringanan hukuman, sambil menambahkan bahwa dia adalah satu-satunya pencari nafkah keluarganya dan memiliki seorang anak berkebutuhan khusus; sebagai imbalannya, para hakim memutuskan bahwa pernyataan tersebut dapat menciptakan gesekan dan konflik antar ras yang berbeda di Singapura, dan hal ini tidak dapat dianggap enteng dalam iklim keamanan saat ini. Dokumen pengadilan juga memutuskan tidak menyebutkan apakah PSP mengacu pada Partai Kemajuan Singapura, yang juga digugat oleh partai tersebut Marymount SMC.[68] Pada tanggal 8 Februari 2021, pengadilan memutuskan Sirajudeen bersalah atas tuduhan niat buruk dan memfitnah kelompok ras yang bermaksud menyakiti perasaan rasial dan dipenjara selama dua minggu serta denda S$7.000; Sirajudeen mengambil jaminan $5.000 dan diperkirakan akan mulai dipenjara sebelum 22 Februari. Dua tuduhan yang mendorong permusuhan saat ini sedang dipertimbangkan.[69] Hukuman berdasarkan Pasal 298A KUHP untuk permusuhan rasial dapat diancam dengan hukuman penjara paling lama tiga tahun atau denda, atau keduanya.[70] ReaksiAsia-Pasifik
Lihat pulaReferensi
|