Paus Severinus
Paus Severinus adalah Paus Gereja Katolik Roma yang menjabat dari tahun 638 hingga 640. Masa kepausannya relatif singkat, tetapi ditandai oleh peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Gereja, khususnya terkait dengan kontroversi doktrinal tentang kehendak Kristus dalam Monotelitisme. Ia adalah seorang imam yang dikenal karena kesalehan dan komitmennya terhadap doktrin ortodoks. Latar BelakangSeverinus lahir di Roma pada abad ke-6, meskipun tidak banyak catatan yang mendokumentasikan kehidupan awalnya. Ia adalah putra Gereja yang setia dan melayani sebagai seorang imam di Roma sebelum diangkat menjadi Paus. Kesetiaannya pada ajaran ortodoks membuatnya dihormati oleh para uskup Roma lainnya. Pemilihan sebagai PausSeverinus terpilih sebagai Paus setelah wafatnya Paus Honorius I pada Oktober 638. Namun, pelantikannya sebagai Paus ditunda selama hampir dua tahun akibat perselisihan dengan Kaisar Bizantium Heraklius terkait Monotelitisme. Pada masa itu, Monotelitisme—ajaran yang menyatakan bahwa Yesus Kristus memiliki satu kehendak ilahi—menjadi isu kontroversial di Kekaisaran Bizantium. Heraklius mendukung Monotelitisme sebagai upaya untuk menyatukan wilayah Kekaisaran yang terpecah. Namun, Gereja Roma tetap menolak ajaran tersebut, dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus memiliki dua kehendak—ilahi dan manusiawi—sesuai dengan doktrin Konsili Kalsedon. Severinus menolak menandatangani Ekthesis, sebuah edik yang dikeluarkan oleh Heraklius yang mendukung Monotelitisme. Penolakan ini menyebabkan Kaisar menunda konfirmasi resmi atas pemilihan Severinus sebagai Paus. Masa KepausanSetelah melalui berbagai negosiasi dan tekanan dari pihak Kekaisaran, Severinus akhirnya diangkat sebagai Paus pada Mei 640. Ia segera menyatakan penolakannya terhadap Monotelitisme dan menegaskan ajaran ortodoks Gereja. Salah satu tindakan pertama Severinus sebagai Paus adalah mengadakan konsili kecil di Roma, di mana ia mengutuk Monotelitisme dan menegaskan ajaran dua kehendak Kristus. Konsili ini menegaskan kembali posisi Gereja Roma sebagai penjaga doktrin ortodoks di tengah tekanan politik dan teologis dari Kekaisaran Bizantium. Pada masa kepemimpinannya, Severinus juga memperhatikan kesejahteraan umat di Roma. Ia memperkuat tembok-tembok Basilika Santo Petrus di Vatikan dan memberikan perhatian khusus pada pelayanan terhadap kaum miskin. Akhir Hidup dan WarisanPaus Severinus wafat pada 2 Agustus 640, hanya tiga bulan setelah pelantikannya. Meskipun masa kepausannya singkat, kontribusinya dalam mempertahankan ajaran ortodoks Gereja di tengah tantangan Monotelitisme dianggap sebagai salah satu pencapaian penting dalam sejarah Gereja Katolik. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus, Roma, dan dikenang sebagai seorang pembela iman yang gigih. Warisannya terletak pada keteguhannya dalam mempertahankan doktrin dua kehendak Kristus, yang kemudian dikukuhkan dalam Konsili Lateran III pada tahun 649. Kanonisasi dan PenghormatanMeskipun Severinus tidak secara resmi dikanonisasi, ia dihormati sebagai seorang Paus yang kudus dan setia. Namanya sering disebut dalam daftar para Paus yang mempertahankan ajaran ortodoks Gereja di tengah tantangan teologis dan politik. Lihat pula
Referensi
|