Padang Laweh, Sungai Pua, Agam
Gerbang Nagari Padang Laweh terletak di Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Bukittinggi dengan Kota Padang Panjang. Berjarak 2 km dari Ibu Kota Kecamatan dan waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan sekitar 15 menit, sedangkan jarak ke Ibu kota Kabupaten sekitar 88 km dan waktu tempuh 3 jam sedangkan jarak ke Ibukota Propinsi (Kota Padang) sekitar 89 km dengan waktu tempuh 2 jam.[1] Nagari Padang laweh terdiri dari 4 Jorong : Sejarah Nagari Padang LawehNagari Padang Laweh pada awalnya adalah bagian dari Kanagarian Batu Palano pada Tahun 1946 Nagari Padang Laweh memisahkan diri dengan Batu Palano dan dengan Wali Nagari pertama Rahmad A. Malano semenjak itu Kenagarian Padang Laweh telah diakui keberadaannya oleh Pemerintah dengan keputusan Gubernur Batas Wilayah Nagari Padang LawehDengan batas-batas nagari sebagai berikut:
Geografis Nagari Padang LawehBerdasarkan topografi Nagari Padang Laweh mempunyai topografi yaitu kemiringan, ketinggian dan morfologi daratan, wilayah pegunungan, daratan tinggi. Nagari Padang Laweh terletak pada ketinggian 985 – 1505 m di atas permukaan laut, beriklim tropis dengan suhu rata-rata 16 °C - 25 °C dan kelembaban udara berkisar antara 80 - 90%. Curah hujan yang cukup tinggi yaitu 12.521 mm/tahun tanpa bulan kering. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan November sekitar 1.647 mm dan curah hujan terendah terjadi sekitar bulan Juli 74 mm. Kondisi Curah hujan ini berpengaruh terhadap aktifitas penduduk. Jenis tanah yang ada di Kenagarian Padang Laweh adalah jenis Tanah Andosol atau tanah gembur yang sangat cocok untuk pertanian dan perkebunan[1] Kesenian daerahMasyarakat Padang Laweh juga terkenal dengan kesenian daerah yang tetap dijaga, seperti Randai dan Tari kesenian daerah minangkabau. Salah satu tarian kesenian yang berasal dari Nagari Padang Laweh adalah Tari Alang Suntiang Pangulu Pranala luar
|