MarsionismeMarsionisme adalah ajaran yang dianggap sesat oleh Gereja-gereja resmi pada Abad kedua, didirikan oleh seseorang yang bernama Marsion atau Marcion.[1][2] Ajarannya yang paling ditentang oleh banyak tokoh pada waktu itu adalah mengenai pemisahan Allah Perjanjian Lama dan Allah Perjanjian Baru.[1] Allah Perjanjian Lama, menurutnya Allah yang adil, kurang sempurna, kejam dan tidak berpengasihan, gemar menghukum dengan Hukum Taurat yang diturunkan kepada Musa.[1] Ajarannya lebih mirip pada Teologi Kristen tentang Gnostisisme.[1] Baginya, hukum-hukum yang terdapat dalam Perjanjian Lama terlalu berat untuk dilaksanakan manusia.[1] Dialah Allah yang berkata, "Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu";[3] mata ganti mata, gigi ganti gigi.".[1] Sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang baik, mahamurah, penyayang yang tampak dalam diri Yesus.[1] Allah Perjanjian Baru ini diperkenalkan oleh Yesus Kristus, yang mengutus-Nya untuk menyelamatkan manusia dan menebus dosa-dosanya dengan membawa Injil tentang cinta kasih kepada manusia.[1] Biografi singkat MarsionMarsion sendiri hidup di Sinope, Pontus, Asia Kecil pada tahun 70-150.[4] Walau bukan seorang gnostik, tetapi pandangannya banyak dipengaruhi oleh gnostisisme.[1] PemikiranMarsion diketahui hanya memakai Injil Lukas dalam meletakkan pandangannya.[5][6] Pandangan lain dari Marsion adalah mengenai Kristus yang mengajarkan bahwa Kristus tidak sungguh-sungguh mati.[1] Kristologi Marsion disebut doketisme: Kristus tiba-tiba turun di atas kota Kapernaum pada tahun ke-15 pada masa Tiberius, lalu Kristus membuang Allah Perjanjian Lama ke Hades dan menebus jiwa-jiwa umat manusia dari kuasa Allah yang tidak adil itu..[1] Dalam etika dia menetapkan hidup askese, berpantang makan daging, minum anggur dan menikah, tetapi dia tetap menerima pengikut pasangan suami istri.[1] Selain itu adalah dia melakukan pembabtisan orang mati, dan ditolak oleh Gereja resmi.[1] Pengikutnya sendiri tersebar di Itali, Mesir, Afrika Utara, Siprus dan Siria.[1] Pandangan Marsion ini juga dicatat memiliki peran (persiapan) dalam pembuatan Surat-surat Paulus[6] pada abad kedua di Yunani: Galatia, I dan II Korintus, Roma, I dan II Tesalonika, Efesus, Kolose, Filipi, dan Filemon.[2] Teks-teksnya juga disesuaikan dengan pandangan khusus Marsion.[2] Maka Polikarpus dari Smyrna memperingatkan Jemaat di Filipi untuk mewaswpadai pandangan Marsion ini, Marsion dijuluki sebagai the first born of satan dan antichrist[4] PengaruhPengaruh Marsionisme tampak dalam diri Tertulianus, tetapi ditentang oleh Ireneus, dalam beberapa seri buku-buku mereka tampak berdebatan pandangannya tentang kekristenan.[6] Namun pada masa modern ini pandangannya sudah ditinggalkan orang karena bersifat elusif atau tidak konstruktif terhadap sejarah Yesus.[6] Referensi
|