Malang Stoomtram Maatschappij
Malang Stoomtram Maatschappij, N.V. (MS) adalah salah satu perusahaan kereta api yang dahulu mengoperasikan jalur kereta api di wilayah Malang Raya, Jawa Timur. Fokus perusahaan ini adalah pengangkutan penumpang dan komoditas berupa gula dan hasil bumi, umpamanya sayur-sayuran dan buah-buahan pegunungan. Saat ini lahan eks-MS yang seluruhnya sudah nonaktif termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya. Perusahaan ini mengusung lebar sepur 1.067 mm. SejarahAsal usul perusahaan ini sangat jarang dibahas dalam literatur mana pun, apalagi dalam bahasa Belanda. Sejak dibangunnya jalur kereta api Malang–Bangil pada tahun 1879, perekonomian Malang Raya menjadi semakin melesat. Orang Belanda menjadi tertarik untuk tinggal di Malang karena hawanya yang sejuk dan diapit oleh jajaran pegunungan. Di samping itu, juga banyak objek wisata terutama wisata alam, sejarah, dan budaya juga membuat orang Belanda betah dan memilih mendirikan rumah atau penginapan di Malang. Oleh karena itu, kebutuhan akan transportasi sangatlah fundamental dan harus segera dipenuhi. Salah satu transportasi yang dikembangkan adalah trem.[1] Dalam Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië, MS dibentuk di Amsterdam berdasarkan Gouvernement Besluit tertanggal 28 Mei 1894 dan diberi penugasan untuk membangun jaringan jalur trem wilayah Malang Raya. Dengan melihat prospek bisnis trem uap ringan yang lebih mudah menjangkau rakyat pedesaan, MS kemudian mengincar daerah-daerah subur di wilayah Malang Raya sehingga rakyat pribumi dapat menjual dagangannya ke kota tanpa membutuhkan waktu lama.[2][3] Untuk menunjang operasionalnya, jalur MS dibagi menjadi dua jenis, yaitu jalur trem yang terdiri atas rute Malang Kotalama–Jagalan–Alun-alun Malang–Kayutangan–Celaket–Lowokwaru–Blimbing. Dari Blimbing bercabang dua, satu menuju Singosari, satunya lagi menuju Tumpang. Kedua adalah jalur kereta api yaitu Kepanjen–Gondanglegi dan Malang Kotalama–Dampit.[3] Operasional angkutan barang didominasi oleh tebu dan gula dari Pabrik Gula Kebonagung dan Pabrik Gula Krebet.[1][4] Untuk menunjang operasional dibangun stasiun antarmoda dengan kereta api rel berat milik Staatsspoorwegen. Ada empat stasiun antarmoda yang dibangun oleh MS, yaitu Stasiun Malang Kotalama, Blimbing, Singosari MS, dan Kepanjen MS. Stasiun Malang Jagalan ditetapkan sebagai stasiun utama untuk MS.[4]
Pasca-kemerdekaan dan penutupanPasca-kemerdekaan, operasional trem Malang berada di bawah Djawatan Kereta Api. Khusus untuk jalur kereta api Kepanjen–Gondanglegi merupakan satu-satunya jalur kereta api MS yang dinonaktifkan pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1943.[7][8] Trem terus beroperasi pada masa-masa indah PNKA hingga PJKA dan dinonaktifkan pada tahun 1978 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Sebelumnya, jalur menuju Tumpang lebih dahulu ditutup, yaitu pada tahun 1968.[9] Tidak ada reaktivasi untuk jalur-jalur MS. ArmadaBerikut adalah tabel daftar armada lokomotif yang pernah dioperasikan oleh perusahaan ini;
Galeri
Referensi
Daftar pustaka
|