Koes Bersaudara
Koes Bersaudara adalah sebuah grup musik yang pernah berdiri di Indonesia yang dibentuk pada tahun 1958. Grup musik ini terdiri dari empat saudara laki-laki anak-anak dari pasangan R. Koeswoyo dan Rr. Atmimi, yang berasal dari Tuban, Jawa Timur dan kemudian pindah ke Jakarta. Penggunaan nama "Koes" dalam grup musik ini sendiri bermakna bahwa semua anggotanya adalah anak-anak dari Koeswoyo. Pada awalnya, pembentukan "Koes Bersaudara" ini disebut-sebut terinspirasi dari grup musik luar negeri yang mengusung konsep duet seperti Kalin Twins dan The Everly Brothers dan pada awalnya juga membawakan lagu-lagu barat. Dalam perkembangannya, Koes Bersaudara kemudian mampu mengarang dan membawakan lagu-lagu karangan sendiri. Koes Bersaudara kemudian sempat vakum pada akhir era 1960-an karena kesibukan sebagian anggotanya, grup musik ini kemudian berganti nama menjadi Koes Plus yang beranggotakan anak-anak Koeswoyo yang tetap aktif bermusik ditambah orang luar yang bukan keluarga Koeswoyo. Walau begitu, Koes Bersaudara sempat aktif lagi pada tahun 1977 dan era 1980-an, serta pada awal era 2000-an, sampai akhirnya satu-persatu para anggotanya meninggal dunia dan kini tersisa seorang saja, yaitu Koesroyo atau lebih terkenal dengan nama "Yok Koeswoyo", yang paling bungsu diantara saudara-saudaranya. Sejarah
"Koes Bersaudara" berawal dari lima saudara kakak-beradik laki-laki yang merupakan anak-anak dari pasangan R. Koeswoyo dan Rr. Atmimi yang berasal dari Tuban, Jawa Timur, mereka berlima membentuk sebuah grup musik pada tahun 1958 yang anggotanya terdiri dari mereka sendiri, yaitu:
Grup musik mereka awalnya diberi nama "Koes Brothers" dan disebut terinspirasi dari grup musik luar negeri terutama Kalin Twins, Everly Brothers, dan kemudian The Beatles, "Koes Brothers" juga sempat melibatkan personel bukan anggota keluarga seperti Jan Mintaraga dan Tommy Darmo sampai akhirnya keduanya mengundurkan diri pada tahun 1963, lalu disusul John Koeswoyo selaku kakak tertua dan pemain kontra-bass yg mengundurkan diri pada tahun 1964, nama grup musik kemudian diganti menjadi "Koes Bersaudara".[1][2] Era Orde LamaPada tahun 1965, Tonny Koeswoyo dan kedua adiknya, Yon, dan Yok, ditangkap oleh aparat keamanan dan dipenjara, mereka dituduh memopulerkan lagu-lagu bernuansa barat atau oleh rezim Presiden Soekarno disebut "ngak ngik ngok" yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Ketika itu, sentimen anti-barat sedang menguat di Indonesia dan pemerintah mencurigai segala sesuatu yang dianggap kebarat-baratan. Nomo yang baru saja berkelana dan mendengar ketiga saudaranya ditahan pun menyerahkan dirinya sebagai bentuk solidaritas. Akan tetapi, mereka berempat hanya ditahan beberapa waktu sampai akhirnya dibebaskan sehari sebelum terjadinya G30S-PKI tanpa alasan yang jelas. Belakangan ini, terungkap melalui pengakuan Yok Koeswoyo, satu-satunya anggota "Koes Bersaudara" dan "Koes Plus" yang tersisa saat ini, bahwa penahanan mereka sebenarnya hanyalah bagian dari strategi rezim Orde Lama menentang apa yang mereka sebut "Kolonialisme dan Imperialisme Gaya Baru".[3] Setelah dibebaskan dari penjara, Tonny dan ketiga adiknya pun kembali berkarya melanjutkan grup musik mereka dan pada akhirnya mampu menghasilkan sukses album "To the So Called "the Guilties"", tetapi sayangnya begitu meledak di pasaran, piringan hitam pertama mereka sempat ditolak beberapa penjual musik, lagu-lagu mereka terutama "Di Dalam Bui" dan "To The So Called The Guilties" bahkan akhirnya sukses. Setelah sukses album "To The So Called The Guilties" dipasaran pada tahun yang sama, Koes Bersaudara segera berkarya dan menghasilkan album kedua, "Djadikan Aku DombaMu" tetapi sayangnya tidak mendapat perhatian, piringan hitam pertama mereka sempat ditolak beberapa penjual musik, lagu-lagu mereka terutama "Jadikan Aku Dombamu", "Balada Kamar 15" dan "Rasa Hatiku" bahkan lagunya sukses di pasar. Dari Koes Bersaudara menjadi Koes PlusWalau berhasil bangkit dan sukses menghasilkan lagu-lagu populer, tetapi Koes Bersaudara tetap mengalami kesulitan ekonomi. Nomo Koeswoyo selaku pemain drum dan pendiri band juga menekuni bisnis atau usaha sampingan untuk menunjang kehidupannya, tetapi hal ini ditentang oleh Tonny yang menganggap bahwa musik harus ditekuni secara serius dan totalitas. Tonny tegas memberi 2 pilihan pada Nomo, apakah tetap konsisten bermusik atau mengundurkan diri, Nomo pun memutuskan mengundurkan diri dan memilih berbisnis. Sikap tegas Tonny ini mendapat tentangan keras dari adik bungsunya, Yok Koeswoyo, ia pun memilih keluar juga dari keanggotaan band sebagai bentuk solidaritas terhadap kakaknya, Nomo. Tonny kemudian mencari dan merekrut dua orang dari luar keluarga Koeswoyo untuk mengisi kekosongan pemain bass dan drum, posisi pemain bass kemudian diisi oleh seorang musisi bernama Adji Kartono atau dikenal dengan nama Totok Adji Rachman, yang merupakan pemain gitar, vokalis, pendiri dan pemimpin band Phillon sekaligus adik kandung dari 2 personel grup musik Dara Puspita, Titiek A.R. dan Lies A.R.. Sedangkan posisi pemain drum diisi oleh Kasmuri atau lebih dikenal dengan nama Murry, pemain drum asal Surabaya yang sebelumnya bergabung dalam grup band Patas. Dengan bergabungnya Totok dan Murry sebagai personel dari luar keluarga Koeswoyo, nama grup musik kemudian diubah menjadi Koes Plus dan dalam perkembangannya menjadi salah satu grup musik paling sukses di Indonesia. Reuni Koes BersaudaraPada tahun 1977, Tonny, Yon, dan Yok yang sebelumnya aktif sebagai "Koes Plus" menghidupkan kembali "Koes Bersaudara" bersama Nomo dan sukses menghasilkan album, salah satu lagu ciptaan mereka berjudul "Kembali" pun meledak menjadi salah satu lagu hits paling populer, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu "lagu wajib"nya para penggemar Koes Plus/Bersaudara. Kebersamaan dan kesuksesan Koes Bersaudara era ini juga didukung penuh oleh keluarga, ayah mereka R. Koeswoyo atau juga dikenal sebagai "Koeswoyo Senior" ikut menyumbangkan lagu berjudul "Demi Cinta", kakak tertua John Koeswoyo juga berkontribusi bersama keempat adiknya dalam mengarang lagu berjudul "Haru dan Bahagia". Kesuksesan album reuni pertama ini kemudian berlanjut dengan dirilisnya 4 album berikutnya hingga tahun 1978. Dalam formasi era ini, seluruh personel menyumbangkan lagu dan sebagian menyanyikan sendiri lagu-lagu ciptaannya. Koes Bersaudara mulai era ini mencirikan setiap personelnya membuat lagu dan umumnya menyayikan sendiri lagu ciptaannya. Sayangnya, Koes Bersaudara era ini tidak mampu meraih popularitas tinggi seperti Koes Plus sebelumnya, Tonny, Yon, dan Yok lalu membentuk kembali Koes Plus bersama Murry. Sekitar tahun 1979 - 1980, Koes Bersaudara sempat kembali aktif dan sukses menghasilkan 2 buah album. Dukungan keluarga bahkan terlihat dengan adanya sumbangan beberapa lagu dari adik bungsu mereka yakni Ninoek Koeswoyo. Namun penjualan album-album ini tak begitu sukses di pasaran. Grup ini pun kembali vakum selama beberapa tahun kemudian. Tonny, Yon, dan Yok kembali melanjutkan Koes Plus, sedangkan Nomo berkarier sebagai penyanyi solo dan menekuni bisnisnya yang cukup sukses di kala itu. Koes Bersaudara kembali aktif sekali lagi pada tahun 1986 dan sukses menghasilkan 6 buah album pada tahun 1987, mereka sempat meraih kesuksesan dengan salah satu lagu berjudul "Kau Datang Lagi" dari salah satu album. Sayangnya kebersamaan ini tidak berlangsung lama karena pada akhirnya, Tonny Koeswoyo selaku penggagas "Koes Bersaudara" maupun "Koes Plus" meninggal dunia pada tahun yang sama. Sepeninggal Tonny, Koes Bersaudara masih sempat berkarya dan menghasilkan 8 buah album pada tahun 1988, serta 2 buah album pada tahun 2000. Koes Bersaudara sekarangSepeninggal Tonny Koeswoyo pada tahun 1987, personel aktif Koes Bersaudara hanya terdiri dari Nomo, Yon, dan Yok, mereka masih sempat tampil dalam beberapa kesempatan dan menghasilkan beberapa album, Yon dan Yok sendiri juga tetap aktif di Koes Plus bersama Murry dan personel tambahan yang berganti-ganti. Setelah reformasi, Yok dan Nomo lebih memilih beristirahat dari dunia panggung, Yok sempat bermukim dan menjadi petani di daerah Banten sementara Nomo bermukim di Kota Magelang, Jawa Tengah, adapun John Koeswoyo selaku kakak tertua diketahui tinggal di Surabaya. Diantara saudara-saudaranya yang masih hidup, Yon Koeswoyo menjadi satu-satunya anggota keluarga yang terus aktif bermusik sampai akhir hayatnya, bersama Koes Plus formasi terakhir atau disebut "Koes Plus Pembaruan". Satu-persatu anggota Koes Bersaudara kini telah meninggal dunia, Yon meninggal dunia pada awal Januari 2018, lalu John Koeswoyo selaku kakak tertua meninggal dunia bulan Desember 2022, kemudian disusul Nomo yang meninggal dunia pada bulan Maret 2023. Kini hanya tersisa Yok Koeswoyo sebagai satu-satunya anggota Koes Bersaudara sekaligus Koes Plus yang masih hidup, ia pun mendapat julukan sebagai The Last Man Standing-nya Koes Bersaudara sekaligus Koes Plus. Anggota Band
DiskografiKoes Bersaudara
Referensi
Pranala luar
|