Kisah Para Rasul 18
Kisah Para Rasul 18 (disingkat "Kis 18") adalah bagian Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2] Teks
Waktu
TempatPeristiwa-peristiwa yang dicatat dalam pasal ini terjadi di beberapa tempat mengikuti perjalanan Saulus (Paulus) dan Silas di wilayah Yunani, yaitu Atena, Korintus (di Akhaya) sampai kembali ke Yerusalem dan langsung memulai perjalanan lagi di Galatia dan Frigia. StrukturPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 2
Ayat 3
Paulus melakukan pekerjaan lain di samping memberitakan Injil; dia seorang "tukang kemah", serta mencari nafkah dengan cara ini sepanjang perjalanannya atau ketika tinggal di suatu tempat (Kis 20:34; 1Tes 2:9; 2Tes 3:8). Dari teladan Paulus jelaslah bahwa hamba-hamba Tuhan yang harus bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga tidak melakukan hal yang salah. Alkitab dan para rasul telah memberi contoh lebih dahulu tentang hal merangkap pekerjaan.[5] Ayat 4
Ayat 5
Ayat 7
Ayat 8
Krispus merupakan salah satu dari segelintir orang yang dibaptis langsung oleh Paulus di Korintus, menurut penuturan Paulus sendiri dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus.[10] Satu setengah tahun kemudian jabatan kepala rumah ibadat ini tertulis diduduki oleh Sostenes yang juga seorang Kristen.[11] Ayat 9-10
Dengan perlakuan keras yang diterimanya di tempat lain, penghiburan dari Tuhan Yesus pasti melegakan hati Paulus, karena dapat bekerja dengan tenang, tanpa takut dianiaya.[13] Ayat 12-17Setelah Galio menjadi gubernur (prokonsul) di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan di kota Korintus. Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat." Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian." Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.[14] Galio adalah abang filsuf terkenal Romawi, Seneca Muda, yang sangat menghormatinya dan menyebutnya dalam sejumlah karyanya. Ia juga merupakan sahabat kaisar Romawi Klaudius dan Nero. Kaisar Klaudius menyebutnya "sahabatku dan prokonsul" dalam Inskripsi Delphi yang dibuat sekitar tahun 52 M. Masa jabatan Galio dapat ditetapkan secara akurat di sekitar tahun 51-52 M[15] sehingga peristiwa di pasal ini dapat dipastikan dan menjadi penentuan waktu yang paling akurat dalam sejarah hidup Paulus.[16] Para prokonsul biasanya mulai menjabat pada tanggal 1 Juli, sehingga Galio diyakini menjabat prokonsul di Akhaya mulai tanggal 1 Juli 51. Menurut catatan Romawi, Galio hanya menjabat sebagai prokonsul di Akhaya dalam waktu singkat, dari tanggal 1 Juli 51 sampai 1 Juli 52, diakhiri oleh serangan penyakit malaria.[17] Dengan demikian Paulus berada di Korintus sejak musim gugur tahun 50 sampai musim semi tahun 52. Selanjutnya, pelayanan Paulus di Efesus (yaitu setelah berangkat dari Korintus, Paulus cepat-cepat pergi mengunjungi Antiokhia dan kemudian ke Efesus) berlangsung dari musim gugur tahun 52 sampai pertengahan tahun 55.[18] Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|