Invictus (film)
Invictus adalah sebuah film drama biografi tahun 2009 yang disutradarai oleh Clint Eastwood serta diperankan oleh Morgan Freeman dan Matt Damon. Cerita film ini didasarkan pada buku karya John Carlin yang berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game That Made a Nation yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Afrika Selatan sebelum dan selama berlangsungnya Piala Dunia Rugbi 1995. Springboks, tim rugby Afrika Selatan, diperkirakan tidak akan tampil dengan baik, sebab mereka baru saja kembali bermain dalam kompetisi internasional bergengsi setelah dihapusnya sistem apharteid—negara tersebut menjadi tuan rumah, oleh karena itu Afrika Selatan dapat ikut serta dalam Piala Rugby 1995.Dalam film ini, Freeman dan Damon masing-masing berperan sebagai Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan François Pienaar, kapten tim uni rugbi Afrika Selatan, Springboks. Invictus dirilis di Amerika Serikat pada 11 Desember 2009. Judul tersebut, yang merujuk pada julukan Dewa bangsa Romawi, Invictus, dapat juga diterjemahkan dari bahasa Latin sebagai "tak terkalahkan" atau "tak tertaklukkan", dan juga merupakan judul dari sebuah puisi oleh penyair Inggris William Ernest Henley (1849-1903).Film ini mendapat kritikan positif dan mendapat nominasi Academy Award untuk Freeman (Aktor Terbaik) dan Damon (Aktor Pendukung Terbaik). SinopsisPada tanggal 11 Februari 1990, Nelson Mandela dibebaskan dari Penjara Victor Verster setelah menghabiskan waktu selama 27 tahun di penjara tersebut. Empat tahun kemudian, Mandela dipilih sebagai Presiden Afrika Selatan berkulit hitam pertama. Kepresidenannya menghadapi banyak tantangan era pasca-apartheid, termasuk kemiskinan dan kriminalitas yang merajalela, dan Mandela sangat prihatin terhadap perbedaan ras antara orang Afrika Selatan yang berkulit hitam dan putih, yang dapat menyebabkan kekerasan. Rasa sakit hati yang dimiliki oleh masing-masing ras tersebut terhadap satu sama lain dapat dilihat bahkan dari pengamannya sendiri, di mana hubungan antara petugas berkulit putih, yang tadinya mengawal pendahulu Mandela, dan pengawal tambahan ANC berkulit hitam, yang sangat dingin dan ditandakan dengan rasa saling tidak percaya. Saat menghandiri permainan antara Springboks, tim uni rugbi negaranya, dan Inggris, Mandela melihat bahwa orang-orang yang berkulit hitam mendukung Inggris, karena Springboks yang bermayoritas kulit putih menggambarkan apartheid di dalam benak mereka; ia berkata bahwa ia juga melakukan hal yang sama selama ia dipenjara di Pulau Robben. Mengetahui bahwa Afrika Selatan merupakan tuan rumah Piala Dunia Rugbi 1995 dalam waktu satu tahun, Mandela membujuk Komite Olahraga Afrika Selatan baru yang didominasi oleh orang berkulit hitam dalam rapat mereka untuk mendukung Springboks. Setelah itu dia bertemu dengan kapten tim rugbi Springboks, François Pienaar, dan mengatakan bahwa kemenangan Springboks dalam Piala Dunia akan menyatukan dan menginspirasikan negaranya. Mandela juga berbagi dengan François sebuah puisi Inggris, "Invictus", yang telah menginspirasinya selama ia dipenjara. François dan timnya berlatih. Banyak orang Afrika Selatan, baik yang berkulit hitam maupun putih, ragu kalau rugbi dapat menyatukan sebuah negara yang terbelah selama hampir 50 tahun oleh ketegangan rasial, karena untuk kebanyakan orang kulit hitam, terutama para radikal, Springboks menggambarkan supremasi putih. Tetapi, Mandela dan Pienaar tetap berdiri teguh pada teori mereka bahwa permainan tersebut dapat menyatukan negara Afrika Selatan. Hal-hal mulai berubah setelah para pemain berinteraksi dengan para fans dan memulai pertemanan dengan mereka. Selama permainan pembuka, dukungan untuk Springboks mulai bertumbuh di dalam penduduk berkulit hitam. Pada permainan kedua, seluruh negeri berkumpul bersama untuk mendukung Springboks dan usaha Mandela. Tim keamanan Mandela juga mulai bertumbuh dekat setelah mereka saling menghormati dedikasi dan profesionalisme satu sama lain. Springboks melampaui berbagai haramapn mereka dan masuk ke dalam final melawan All Blacks - pesaing Afrika Selatan. Selandia Baru dan Afrika Selatan dianggap secara universal sebagai dua negara rugbi terhebat, dengan Springboks adalah satu-satunya tim yang punya rekor kemenangan terhadap All Blacks sampai saat ini. Seri tes pertama antara kedua negara pada tahun 1921 merupakan awal permusuhan kuat, dengan berbagai emosi yang tinggi kapanpun kedua negara tersebut bertemu di lapangan rugbi. Sebelum permainan tersebut, tim Springboks datang ke Pulau Robben, di mana Mandela menghabiskan 18 dari 27 tahun ia dipenjara. Di sana, Pienaar terinspirasi oleh hasrat Mandela dan penguasaan diri di dalam "Invictus". François menyatakan ketakjubannya bahwa Mandela "dapat menghabiskan waktu selama tiga puluh tahun di sel kecil, dan keluar bersedia untuk memaafkan orang-orang yang menaruhnya di sana". Didukung oleh kerumunan besar dari berbagai ras, Pienaar memotivasi timnya. Pengaman Mandela takut ketika, sebelum pertandingan dimulai, pesawat penumpang jet Boeing 747 milik South African Airways terbang rendah di atas stadium. Itu bukan upaya pembunuhan, melainkan penunjukkan rasa patriotisme, dengan pesan "Good Luck, Bokke" (Semoga Berhasil, Bokke) - Nama panggilan Springboks dalam bahasa Afrikaans - dicat di bagian bawah sayap pesawat tersebut. Springboks memenangkan pertandingan dengan drop-kick jauh di dalam waktu yang ditambah oleh fly-half Joel Stransky, dengan skor 15-12. Mandela dan Pienaar bertemu di lapangan bersama-sama untuk merayakan kemenangan yang tak disangka dan mustahil. Mobil Mandela lalu berkendara di dalam jalanan yang macet sambil meninggalkan stadium. Selama Mandela melihat para orang Afrika Selatan merayakan bersama dari mobilnya, suaranya terdengar membaca sebuah bagian dari puisi "Invictus". Pemeran
ProduksiFilm ini didasarkan dari buku Playing the Enemy: Mandela and the Game that Made a Nation oleh John Carlin. Para pembuat film ini bertemu dengan Carlin untuk seminggu di rumahnya di Barcelona, berdiskusi bagaimana mengubah bukunya menjadi sebuah skenario. Morgan Freeman adalah aktor pertama untuk menjadi pemeran, sebagai Mandela. Matt Damon lalu diberikan peran sebagai kapten tim François, walaupun ia lebih kecil darinya secara singnifikan dan lebih kecil dari anggota regu Springboks sekarang. Ia diberikan pelatihan intensif oleh Carl Cox, bintang lain di tim 1995, di Gardens Rugby League Club. Syuting dimulai pada bulan Maret 2009 di Cape Town. "Dalam hal mutu dan bintang-bintang, ini sudah pasti adalah salah satu film terbesar yang pernah dibuat di Afrika Selatan," kata Laurence Mitchell, kepala Komisi Cape Film. Pada 18 Maret 2009, Scott Eastwood diberi peran sebagai flyhalf Joel Stransky (yang di dalam drop goalnya memberikan kesempatan Springboks untuk menang di dalam final tahun 1995). Selama Natal tahun 2008, audisi-audisi dibuat di London untuk mencari aktor Inggris terkenal untuk berperan sebagai ayah Pienaar, tetapi di bulan Maret, diputuskan bahwa peran tersebut akan diberikan pada aktor Afrika Selatan yang lebih tidak terkenal. Mantan pemain Bath Rugby Zak Feaunati diberikan peran sebagai pemain Selandia Baru Jonah Lomu. Syuting utama di Afrika Selatan diselesaikan pada Mei 2009. Grant L. Roberts diberikan peran sebagai Ruben Kruger, yang merupakan pemula flanker Springboks lainnya pada tahun 1995. Chester Williams juga dimasukkan ke dalam proyek tersebut untuk mengajarkan rugbi kepada para pemeran yang belum pernah bermain sebelumnya, sementara Freeman dan Williams juga menjadi terlibat dalam film ESPN 30 For 30 The 16th Man, dokumenter film Invictus. RilisInvictus dimainkan di 2.125 bioskop yang terdapat di Amerika Utara dengan urutan #3 dan dengan US$8.611.147, pembukaan terbesar untuk film bertema rugbi. Film ini bertahan baik dan mendapat pendapatan sebesar $37.491.364 di dalam negeri dan $84.742.607 di luar negeri dengan total pendapatan $122.233.971, melebihi pengeluarannya sebesar $60 juta. Rilis home mediaFilm ini dirilis pada 18 Mei 2010 di DVD dan Disk Blu-ray. Fitur khusus termasuk:
Versi rilis Blu-ray termasuk kopi digital dan fitur khusus yang ditambahkan:
KritikFilm ini mendapat ulasan yang cukup positif. Pengumpul ulasan Rotten Tomatoes melaporkan bahwa 76% kritik telah memberi film ini komentar positif didasarkan pada 218 komentar, dengan skor rata-rata 6,6/10. Konsensus kritisnya adalah: "Dibawakan dengan ketelitian yang biasanya mewah oleh sutradara Clint Eastwood, Invictus mungkin tidak cukup meriah untuk beberapa penonton, tetapi Matt Damon dan Morgan Freeman memerankan karakter kehidupan nyata mereka dengan cukup mengagumkan." Kritikus David Ansen menulis:
Roger Ebert dari Chicago Sun-Times memberikan film ini tiga setengah bintang dan menulis:
Jake Tomlinson dari Shave Magazine menulis:
Todd McCarthy dari Variety menulis:
Orang-orang yang terlibatDon Beck, yang membantu tim rugbi tersebut menang pada tahun 1995 sebagai teman dekat dan penasihat pelatih Kitch Christie dan kapten tim François Pienaar, menemukan bahwa film ini setia terhadap kisah nyatanya. Dia berkata: "Menurutku film ini memang mantap dan seimbang." Penghargaan dan kehormatan
Soundtrack
Referensi
Pranala luar
|