Eskatologi Buddhisme
Oleh karena bumi terbentuk dari perpaduan unsur maka eksistensi atau keberadaan bumi ini juga mengalami perubahan, tidak kekal dan suatu saat pasti akan mengalami pelapukan dan akhirnya hancur. Namun, kehancuran bumi ini bukan berarti akhir dari segalanya, bukan akhir dari alam semesta dan bukan akhir dari kehidupan di alam semesta seperti dalam pengertian kiamat dalam kepercayaan lain. Kehancuran bumi ini hanyalah merupakan salah satu mata rantai dari siklus keberadaan bumi. Sebelum bumi ini ada, pada waktu lampau yang sangat lama, telah ada “bumi-bumi” lain yang terbentuk, berlangsung dan kemudian hancur. Dan setelah bumi ini hancur, dalam waktu yang sangat lama akan terbentuk kembali sebuah planet yang akan dihuni kembali oleh kehidupan manusia. Dengan kata lain, sebelum dan sesudah keberadaan bumi ini, telah ada dan akan ada “bumi-bumi” lainnya dengan kondisi yang berbeda-beda. Berdasarkan kepustakaan Buddhis yaitu Aggañña Sutta (Digha Nikaya 27) yang terdapat di dalam Kanon Pali, dibabarkan oleh Sang Buddha bagaimana bumi ini terbentuk yang di dahului oleh musnahnya bumi lain yang ada sebelum bumi ini.[1][2] Tidak di tetapkan secara pasti tanggal ataupun hari dari berlangsungnya kehancuran bumi. Kepustakaan Buddhis, hanya menyampaikan bahwa kehancuran bumi akan terjadi di waktu mendatang yang sangat lama dengan menggunakan ukuran waktu yang disebut dengan Kappa/Kalpa yang berarti waktu yang sangat panjang sekali.[note 1] Dan kehancuran tersebut berlangsung secara bertahap dalam waktu yang lama. Masa menuju kehancuran bumi akan didahului oleh tanda-tanda, salah satunya adalah kemerosotan moral manusia yang parah yang menyebabkan menurunnya usia-rata-rata manusia menjadi 10 tahun. Dalam Sattasuriya Sutta (Anguttara Nikaya 7.62),[3] Sang Buddha membabarkan bagaimana bumi ini pada waktu yang sangat lama di masa depan akan hancur diawali dengan tanda datangnya musim kemarau yang tidak menurunkan hujan sama sekali. Berselang waktu yang sangat panjang dari peristiwa tersebut, akan muncul matahari ke-2, dan berselang waktu yang sangat panjang kemudian matahari ke-3 muncul, demikian seterusnya setiap peristiwa berselang waktu yang sangat panjang hingga munculnya matahari ke-7. Saat kemunculan matahari ke-7 inilah bumi akan musnah. Jadi, menurut pandangan agama Buddha, berdasarkan tanda-tanda yang disebutkan, kehancuran bumi tidaklah datang dalam waktu dekat ini. Catatan
Referensi
Sumber |