Daerah Belait
Distrik Belait (bahasa Melayu: Daerah Belait; Jawi: دأيره بلأيت), atau hanya Belait (Melayu: [bəlait] ⓘ) adalah daerah atau distrik terbesar sekaligus paling barat di Brunei Darussalam. Distrik ini memiliki luas wilayah 2.727 kilometer persegi (1.053 mil persegi) dan jumlah penduduk 69.062 jiwa pada tahun 2016.[2] Kota administratifnya adalah Kuala Belait, yang terletak di muara Sungai Belait. Distrik ini umumnya dikaitkan dengan industri minyak dan gas negara tersebut, yang sebagian besar terkonsentrasi di dekat kota Seria. EtimologiDistrik Belait dinamai berdasarkan suku Belait, penduduk asli utama yang secara tradisional menetap di dekat muara Sungai Belait.[3] GeografiDistrik ini berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan di utara, daerah Tutong di Brunei Darussalam di timur, dan negara bagian Sarawak di Malaysia di selatan dan barat.[4] Distrik ini meliputi wilayah seluas 2.727 kilometer persegi (1.053 mil persegi),[1] yang merupakan sekitar setengah dari luas wilayah seluruh negara. Bentang alam distrik ini bervariasi dari rawa gambut dan hutan dataran rendah di dekat pantai hingga hutan hujan pegunungan di bagian pedalaman distrik. Hutan Rawa Belait telah diidentifikasi oleh BirdLife International sebagai Kawasan Burung Penting. Sungai Belait mengalir melalui Belait dan merupakan sungai terpanjang di Brunei. Sungai Belait, bersama dengan anak-anak sungainya mengalirkan air ke distrik tersebut – distrik Belait secara kasar sesuai dengan daerah aliran Sungai Belait.[5] AdministrasiDistrik ini dikelola oleh Pejabat Daerah Belait, sebuah departemen pemerintah di bawah Kementerian Dalam Negeri. Distrik ini dibagi menjadi 8 mukim, yaitu:[6]
Kemudian dibagi lagi menjadi 83 Kampung (Desa).[9] Berdasarkan Konstitusi, distrik tersebut aan diwakili di Dewan Legislatif, badan legislatif negara bagian, oleh maksimal 3 anggota.[10] Pada tahun 2017, dua anggota telah ditunjuk untuk mewakili distrik tersebut di badan legislatif.[11] DemografiDistrik Belait adalah distrik terpadat kedua di Brunei. Menurut pembaruan sensus 2016,[12] populasinya adalah 69.062 dan merupakan sekitar 16,6% dari total populasi negara tersebut. 52,2% adalah laki-laki dan 47,8% adalah perempuan. Susunan rasnya adalah sebagai berikut: 65,7% adalah Melayu, 10,3% adalah Tionghoa, dan 24% adalah mereka yang bukan ras yang disebutkan di atas. Dalam hal status kependudukan, 63,3% adalah warga negara, 18,9% adalah penduduk tetap dan 17,8% adalah penduduk sementara. Dalam hal agama yang dianut, 66,9% adalah Muslim, 11,6% adalah Kristen, 12,8% adalah Buddha, dan 8,8% menganut agama selain yang disebutkan di atas atau tidak beragama. Kelompok usia tersebut adalah sebagai berikut: 20,1% berusia 14 tahun ke bawah, 16,2% berusia 15 hingga 24 tahun, 57,1% berusia 25 hingga 64 tahun, dan 6,5% berusia 65 tahun ke atas. Populasi tersebut sebagian besar tinggal di perkotaan, dengan 79,4% tinggal di daerah perkotaan, sedangkan 20,6% tinggal di daerah pedesaan. Sensus juga mencatat 13.513 rumah tangga yang tinggal di 13.130 rumah tangga di distrik tersebut.[12] Pada tahun 2020, jumlah penduduk distrik ini diperkirakan meningkat menjadi 74.800 jiwa.[2] Suku Belait secara tradisional merupakan penduduk asli yang dominan. Kelompok etnis asli lainnya termasuk suku Iban dan Penan. Suku Tionghoa merupakan minoritas etnis utama. Ada juga komunitas ekspatriat yang besar (Kaukasia, India, Filipina, Jawa) yang sebagian besar bekerja atau terkait dengan industri minyak dan gas. Secara statistik, distrik ini memiliki kepadatan penduduk terendah karena wilayahnya yang luas. Populasinya sebagian besar ditemukan di daerah pesisir, di sekitar kota distrik Kuala Belait dan Seria. Sebagian besar wilayahnya tidak berpenduduk atau sangat jarang penduduknya.[12] PendidikanPada tahun 2019, terdapat 37 sekolah di Distrik Belait di bawah Kementerian Pendidikan, yang mana 24 sekolah negeri dan 13 sekolah swasta. Jumlah guru tercatat sebanyak 1.371, yang mana 67,8% mengajar di sekolah negeri dan 32,2% di sekolah swasta. Jumlah siswa tercatat sebanyak 13.514, yang mana 57% terdaftar di sekolah negeri dan 43% di sekolah swasta. Untuk pendidikan agama Islam formal yang berada di bawah Kementerian Agama, terdapat 19 sekolah agama (12% dari total sekolah di negara ini), yang mempekerjakan 214 guru dan mendaftarkan 4.847 siswa.[13] TransportasiJalanPada tahun 2022, jaringan jalan di distrik ini terdiri dari 923,16 kilometer (573,63 mil), yang 90,8% diantaranya sudah beraspal.[13] Distrik ini terhubung dengan jalan pintas Seria/Lumut ke jalan raya Muara-Tutong di sebelah timur dan Jembatan Rasau ke Sungai Tujoh dan Miri di sebelah barat. Jalan-jalan di dekat pantai, khususnya di daerah perkotaan Kuala Belait, Seria dan Sungai Liang sebagian besar sudah diaspal dan dalam kondisi baik. Jalan-jalan ke arah pedalaman – Labi, Melilas dan Sukang – sebagian sudah diaspal, tetapi dapat mengalami kerusakan akibat banjir dan tanah longsor selama musim hujan. Kereta apiJepang membangun satu set rel kereta api kayu dari Badas ke pantai selama Perang Dunia Kedua. Rel ini tidak lagi digunakan dan sudah rusak. Pelabuhan dan feriPelabuhan Kuala Belait adalah salah satu dari tiga pelabuhan di Brunei.[14][15] Pelabuhan ini terletak di sungai Belait dan melayani kapal-kapal kecil.[16] Layanan feri melintasi muara Sungai Belait yang menghubungkan Kuala Belait ke Kampung Sungai Teraban. (Layanan ini telah dihentikan sejak tahun 2005).[16] UdaraTerdapat satu lapangan terbang Anduki, pinggiran kota Seria. Lapangan terbang ini terutama digunakan oleh Shell untuk mengangkut personel perusahaan ke rig dan anjungan lepas pantai.[17] Desa-desa pedalaman Sukang dikunjungi oleh layanan medis terbang reguler.[17] Tidak ada penerbangan komersil yang masuk dan keluar dari distrik tersebut.[17] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Belait.
|