Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi perhatian utama di dunia. WHO tahun 2012 menyatakan bahwa angka kejadian hipertensi mencapai 50% dari total penduduk di dunia. Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 menyatakan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi di Indonesia mulai dari angka 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi yaitu usia sehingga hipertensi sering dijumpai pada lansia. Tindakan untuk mengatasi hipertensi dapat mengunakan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi selain memberikan efek terapi juga dapat memberikan efek samping yang dapat merugikan tubuh sedangkan terapi non farmakologi tidak memberikan efek samping pada tubuh. Terapi non farmakologi antara lain slow deep breath dan rendam kaki air hangat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas tehnik rendam kaki air hangat dan tehnik Slow Deep Breath terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi diposyandu lansia Dahlia Arjasa Jember. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan pendekatan Nonequivalent Control Group Design yaitu terdapat 2 kelompok, kelompok dengan perlakuan SDB dan kelompok dengan perlakuan rendam kaki air hangat. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 populasi yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) di Posyandu lansia Dahlia Arjasa Jember dan sampel sebanyak 20 responden dengan teknik pengambilan sample menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada perubahan perbedaan efektifitas tehnik SDB dan tehnik rendam kaki air hangat dengan hasil analisis bivariat dengan uji mannwhitney didapatkan p value sistol sesudah perlakuan SDB dan rendam kaki air hangat sebesar 0,017 (<0,05) dan p value diastole sesudah perlakuan SDB dan rendam kaki air hangat sebesar 0,001 (<0,05) dimana dari nilai mean dua perlakuan tersebut didapatkan bahwa rendam kaki air hangat lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah