Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai produsen minyak sawit dunia.  Salah satu produk samping tanaman perkebunan sawit yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah limbah pelepah kelapa sawit.  Kendala utama dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit adalah sifat fisiknya yang keras sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan untuk pakan ternak,  Sehingga diperlukan teknologi pengolahan pelepah kelapa sawit agar bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, salah satunya dengan teknologi cacahan (chopping). Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung telah memodifikasi dan membuat alat Mesin pencacah (Chopper) Tipe TEP-1 yang digunakan untuk mencacah pelepah kelapa sawit sebagai bahan baku pakan ternak.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kecepatan putar mesin pencacah (chopper) tipe TEP-1 terhadap kapasitas kerja, susut bobot, dan keberagaman cacahan pelepah kelapa sawit.  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2017, di Desa Batuliman Indah, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.   Penelitian ini dilakukan dalam 6 tahap (1) persiapan alat dan bahan.  (2) pencacahan pelepah kelapa sawit.  (3) pengukuran hasil cacahan. (4) penghalusan yang dilakukan 1 kali pada setiap perlakuan (5)  penimbangan.  (6) analisis data.  Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah waktu kerja pencacahan (t), kapasitas kerja (ka), susut bobot (sb), dan keberagaman cacahan (kc).  Penelitian ini, pelepah kelapa sawit diambil dari kebun kelapa sawit milik warga.  Berdasarkan penelitian dan pengamatan, diambil kesimpulan Kecepatan putar (RPM) berpengaruh terhadap kapasitas kerja, susut bobot, keberagaman cacahan, dan konsumsi bahan bakar, Kecepatan putar pencacah terbaik berkisaran antara 1200 – 1600 Rpm. Kata Kunci :  Pelepah kelapa sawit; mesin pencacah Tipe TEP-1; Kecepatan putaran.