Alat tangkap Bagan digunakan untuk menangkap ikan phototaxis positif. Lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan pada bagan dianggap tidak efektif dan efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan ikan. Apabila masalah tersebut dibiarkan maka dapat berdampak terhadap peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi lampu. Penambahan atraktor cumi (fish aggregating device) pada bagan merupakan solusi dalam operasi penangkapan. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan atraktor cumi terhadap hasil tangkapan Bagan tancap (lift net) diperairan Jepara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pengulangan sebanyak 16 kali. Jumlah hasil tangkapan Bagan tancap yang tanpa menggunakan atraktor cumi adalah Cumi (38,55 kg), Ikan Teri (22,55 kg), Kepiting (2,3 kg) dan Udang (2,03 kg). Sedangkan pada Bagan tancap yang menggunakan atraktor cumi hasil tangkapannya adalah Cumi (46,62 kg), Teri (40,82 kg), Kepiting (4,5 kg) dan Udang (1,2 kg). Common fishing gear who uses to catch positive phototaxis fish is Lift Net. The lamp was no longer used as the fish aggregating device for lift net because it was ineffective and inefficient to gathered fish target. If the problem still continued it can increased fuels consumption for lamp attractor. Another fish aggregating device “Squid Attractor” was a solution for lift net operation. The objective of this research was to analyze Squid Attractor's effect of Lift Net catch in Jepara seawaters. The Method used in this research is experimental fishing with 16 repetitions. This research showed Lift Nets catch without  Squid Attractors is less than Lift Nets with Squid Attractor's, there is 38.55 kg of squid, 22.55 kg of anchovies, 2.3 kg of crabs and 2.03 of shrimps. Whereas Lift Net with squid attractor got bigger catch such as 46.62 kg of squid, 40.82 kg of anchovie,s 4.5 kg of crabs and 1.2 kg of shrimps. Â