Abstrak Pragmatisme, barangkali inilah racun yang sedang menjangkiti umat Islam. Tidak terkecuali para ilmuwannya, termasuk di dalamnya ilmuwan Falak. Apa yang sudah diletakkan dasar-dasarnya secara massif oleh salafus salih seakan hilang atau tidak mampu kita warisi. Sehingga Ilmu Falak hanya mengkaji waktu ibadah, yang itupun masih jauh dari kemaslahatan umat karena masih banyak menyisakan persoalan dalam penyatuan waktu ibadah umat Islam. Lebih parah lagi yang terjadi di Indonesia, sebuah metode bisa berubah menjadi aliran yang menjadi penciri dari organisasi kemasyarakatan. Sehingga gesekan antar ormas-pun sulit dihindari akibat perbedaan tersebut. Maka sudah waktunya kita kembalikan Ilmu Falak pada khittah asalnya, sehingga terbebas dari reduksi-reduksi yang tidak menguntungkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pereduksian bidang kajian Ilmu Falak tidak membuat pemahaman terhadap ilmu ini semakin baik, tapi hanya mengarahkan kepada pragmatism berfikir dan mengkotak-kotak umat. Maka semangat integrasi keilmuan  dan unity of science yang diusung UIN, kita jadikan pijakan untuk mengembalikan Ilmu Falak kepada konsep awal yang digagas para pendahulu. Untuk mencapai hal tersebut, ada 2 hal yang harus segera dipersiapkan, yakni kurikulum dan sarana teknologi untuk menopangnya.Kata Kunci: ilmu falak, kauniyah, integrasi