Makalah ini menerangkan tentang ideologi yang terkandung dalam teks panggil hujan. Sejalan dengan situasi tadah hujan, teks panggil hujan menjadi harapan bagi keberlangsungan mata pencaharian petani. Ideologi teks diteropong dari sudut pandang konteks situasi. Pada aspek medan terdapat etika bahwa teks ritual tidak boleh diwarnai dengan gurauan atau homor. Stuktur percakapan ditata secara sederhana, tanpa proses berbantahan. Pada aspek pelibat, ketua pamangku berfungsi sebagai partisipan kunci. Hal itu sejalan dengan dinamika kekuasaan yang terkandung dalam suatu praktik sosial. Bagaimana struktur ideologi yang dikandung teks panggil hujan sehingga teks dapat berfungsi secara signifikan dalam pemeliharaan hidup petani? Paper ini mengulas ideologi dari tiga metafungsi yang berbeda versi Sistemik dikombinasikan dengan tinjauan dari sudut pandang wacana. Â