Penelitian ini mengangkat tentang tato tradisional Suku Mentawai. Tato adalah sebuah karya seni yang memiliki nilai dan makna dari setiap gambar atau motifnya. Penelitian tentang makna tato Mentawai penting untuk dilakukan karena sejauh ini tidak banyak penelitian mengenai makna pada tato masyarakat Mentawai. Praktik tato sendiri sudah dijalankan mulai Sebelum Masehi tepatnya pertama kali di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Dari tahun ke tahun peminatan tato tradisional ini mulai menurun karena dianggap sudah kuno dan ketinggalan zaman. Data hasil penelitian diambil dari wawancara dengan tiga narasumber yang pernah tinggal di Mentawai serta dokumentasi, guna mendapatkan data yang bisa dipercaya. Data yang didapat akan dibedah dengan Teori Semiotika Model Charles Sanders Pierce yang memakai segitiga makna untuk menganalisa data dan bertujuan untuk mengetahui arti dan kegunaan dari tato yang dipakai oleh suku Mentawai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah suku Mentawai mengganggap tato merupakan sebuah hal yang sakral karena berhubungan dengan alam dan arwah. Dari hasil penelitian ada delapan jenis tato antara lain sarepak abak dan sibalubalu. Setiap tato yang dipakai oleh suku Mentawai juga memiliki makna yang berbeda dari setiap motifnya.