Zeng Qinghong (lahir 30 Juli 1939) adalah pensiunan politikus Tiongkok. Dia adalah anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok, dewan kepemimpinan tertinggi Tiongkok, dan anggota tingkat atas Sekretariat Pusat Partai Komunis Tiongkok antara tahun 2002 dan 2007. Zeng Qinghong menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Rakyat Tiongkok dari tahun 2003 hingga 2008.
Selama tahun 1990-an, Zeng merupakan sekutu dekat Sekretaris Jenderal Partai Jiang Zemin, dan berperan penting dalam mengonsolidasikan kekuatan Jiang. Selama bertahun-tahun, Zeng menjadi kekuatan utama di balik organisasi dan personel partai.
Meninggalkan gelanggang politik
Pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-17 yang diadakan pada tahun 2007, Zeng mengundurkan diri dari Komite Pusat, Politbiro dan Komite Tetap Politbiro.[1] Kepergiannya itu, yang dianggap pensiun karena faktor usia, berarti dia tidak bisa lagi bertugas di sekretariat Partai Komunis atau mengawasi organisasi partai. Jabatannya sebagai Wakil Presiden berakhir pada Maret 2008 saat digelar Kongres Rakyat Nasional ke-11. Namun, sebelum pensiun, Zeng menggunakan kekuatan politiknya untuk mengamankan pengangkatan Xi Jinping dan Zhou Yongkang dalam Komite Tetap Politbiro.[2] Xi, yang menggantikan Zeng sebagai wakil presiden dan sekretaris eksekutif Sekretariat, kemudian menjadi pewaris menggantikan Hu Jintao sebagai pemimpin tertinggi Tiongkok. Sedangkan Zhou, yang merupakan bawahan terdekatnya di 'Klik Minyak', menjadi Sekretaris Komisi Pusat Politik dan Hukum yang paling berkuasa.[3] Sejak itu Zeng hanya tampil di depan umum pada beberapa acara seremonial, seperti peringatan 30 tahun Plenum Ketiga Komite Sentral ke-11 pada tahun 2008.[4]
Kekayaan putranya
Pada tahun 2008, putra Zeng, Zeng Wei (曾伟), membeli properti mewah seharga A$32 juta (~US$24 juta) yang berlokasi di Sydney, Australia, yang pada saat itu diberitakan sebagai transaksi properti termahal ketiga di Australia.[5] Dia kemudian membuat kontroversi dengan rencana untuk menghancurkan dan membangun kembali properti tersebut.[6] Pada tahun 2007, majalah keuangan Caijing menuduh Zeng Wei, melalui serangkaian perusahaan yang kompleks, telah menyelesaikan pembelian raksasa pembangkit listrik Shandong Luneng senilai 70 miliar yuan (~$10 miliar) di bawah nilai pasar, dan bahwa Zeng Wei adalah pemilik perusahaan yang sebenarnya, meskipun namanya tidak tercantum dalam dokumen perusahaan.[7]
Referensi