Yoyada menjadi kakak ipar dari Raja Ahazia dari pernikahannya dengan Yoseba (= Yosabat), adik perempuan Ahazia.[1]
Ahazia dan Yoseba adalah anak-anak Raja Yoram dari Yehuda. Ahazia meninggal setahun setelah naik tahta, dan tahta itu kemudian dirampas oleh ibunya, Atalya, yang memerintahkan pembunuhan semua anggota keluarga kerajaan.
Yoseba dan Yoyada menyelamatkan seorang cucu Atalya, Yoas, yang berumur satu tahun, dari pembantaian itu. Selama enam tahun, mereka menyembunyikan satu-satunya pewaris tahta itu dalam Bait Suci.
Peranan dalam pemerintahan
Yoyada berperan dalam pelaksanaan kudeta yang menggulingkan dan membunuh Atalya.[2] Di bawah pimpinan Yoyada, ibadah terhadap Baal ditinggalkan dan mezbah serta kuil Baal dihancurkan.
Yoyada ini juga dicatat mengenai perjanjian nasional yang dibuatnya "antara dia dan semua orang, dan raja, bahwa mereka harus menjadi umat TUHAN" (2 Tawarikh 23:16). Yoyada hidup sampai usia 130 tahun dan dimakamkan sangat terhormat di antara para raja di kota Daud. Putra Yoyada, Zakharia, kemudian menjadi martir, dibunuh oleh Raja Yoas.
Imam atau Imam Besar?
Nama Yoyada tidak tertera dalam daftar para Imam Besar dinasti Zadok pada 1 Tawarikh 5:30–40 (6:4-15 dalam terjemahan lain).
Yosefus menyebutkan Yoyada sebagai "Imam Besar dalam Antiquitates Iudaicae Buku 9, Bab 7,"[3] "Bagaimana Atalya memerintah atas Yerusalem selama lima [enam] tahun, ketika imam besar Yoyada membunuh dia." Namun, Yosefus tidak menyebutkan Yoyada dalam daftar para Imam Besar (Antiquitates Iudaicae 10:151-153).
Menurut kitab tawarikh Abad Pertengahan, Seder Olam Zutta (804 M), Yoyada adalah Imam Besar.
^Bench, Clayton H. The Coup of Jehoiada and the Fall of Athaliah: The Discourses and Textual Production of 2 Kings 11. Piscataway: Gorgias Press, 2016.
^The Complete Works of Flavius Josephus - Page 237 William Whiston
