Yayasan Ar Raihan didirikan dengan tujuan ikut berkontribusi dalam mencerdaskan manusia Indonesia. Eksistensi lembaga ini diawali dengan pendirian lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu TPA Ar Raihan, KBIT Ar Raihan, dan Raudhatul Athfal Ar Raihan. Kemudian, pada tahun 2001 Yayasan Ar Raihan merintis berdirinya SDIT Ar Raihan. Sekolah ini secara resmi mendapat izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan—sekarang bernama Dinas Pendidikan Dasar—Kabupaten Bantul pada tahun 2003.[5]
Di bawah kepemimpinan Slamet, S.Ag., M.Si.,[6] Yayasan Ar Raihan mengembangkan sayapnya dengan merintis berdirinya SMPIT Ar Raihan. SMPIT Ar Raihan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2013/2014 dengan kepala sekolah Early Utami, S.Psi., Psi., M.A.[7] Sebagai seorang psikolog sekaligus kepala sekolah, Early Utami memiliki perhatian yang besar atas perkembangan anak didiknya.[7] Selain menunjukkan perhatian atas perkembangan akademis dan psikologis anak, Early Utami juga memiliki perhatian atas lingkungan. Oleh karena itu, di bawah kepemimpinannya, SMPIT Ar Raihan dirintis menjadi Sekolah Berwawasan Lingkungan.
Mengembangkan program sekolah siaga bencana
Lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Ar Raihan berada di wilayah Kabupaten Bantul yang merupakan bagian dari wilayah Daerah Istimwea Yogyakarta. Seperti yang umum diketahui, daerah ini merupakan daerah rawan bencana dengan dua jenis bencana alam utama, yaitu letusan gunung berapi dan gempa bumi. Hingga tahun 2014, telah terjadi sepuluh letusah hebat Gunung Merapi, yaitu letusan sekitar abad 9-11 M, tahun 1672, 1822-1823, 1832-1836, 1946-1948, 1849, 1872-1873, 1930-1931, 2010, dan 2014.[8][9] Sementara itu, untuk gempa bumi yang merusak, dari taun 1800-an, tercatat dua belas kali gempa bumi, yakni tahun 1840 dan 1859 yang juga terjadi tsunami, 1867 (5 meninggal dan 327 rumah roboh), 1875, 1937 (2.200 rumah roboh), 1943 (250 orang meninggal, 28 ribu rumah roboh), 1957, 1981, 1992, 2001, 2004, serta 2006 lalu.[10]
Oleh karena beroperasi di daerah rawan bencana alam, unit-unit usaha Yayasan Ar Raihan dididik untuk siaga bencana.[11] Pada tahun 2014, satu di antara unit usaha Yayasan Ar Raihan, yaitu SDIT Ar Raihan, dirintis untuk menjadi program percontohan Sekolah Siaga Bencana di Kabupaten Bantul.[11]
Program Sekolah Siaga Bencana dilaksanakan oleh SDIT Ar Raihan atas kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara teknis, pelaksanaan program ini didampingi oleh BPBD Kabupaten Bantul. Peresmian program ini dilakukan oleh BupatiBantulHj. Sri Surya Widati pada 18 Maret 2015. Pada peresmian tersebut, civitas akademika SDIT Ar Raihan menyosialisasi program mitigasi bencana di SDIT Ar Raihan sekaligus menyimulasikan program menghadapi darurat bencana gempa bumi di hadapan tamu undangan.[12][13]
Program sedekah dan sekolah sampah
Tahun 2015 Yayasan Ar Raihan menggagas program sedekah sampah di unit-unit yang berada di bawah naungannya. Progam ini dalam rangka (1) menumbuhkan kepedulian anak terhadap sampah, (2) menumbuhkan rasa tanggung jawab atas kebersihan lingkungan, (3) menumbuhkan persepsi positif atas sampah, serta (4) mendayagunakan sampah dengan memanfaatkan kembali, mengolah, atau menyedekahkannya. Untuk mewujudan program tersebut, Yayasan Ar Raihan menyelenggarakan (1) pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, (2) pembiasaan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan sendiri, (3) sedekah sampah setiap Jumat, (4) pengolahan sampah menjadi barang ekonomis, (5) operasi semut setiap melakukan aktivitas yang menimbulkan sampah, dan (6) penyediaan tempat sampah yang memadai. Selain program tersebut, Yayasan Ar Raihan juga mencanangkan program reduce, reuse, recycle, dan repair.[14]
Tahun 2019, Yayasan Ar Raihan meresmikan Sekolah Sampah Ar Raihan. Lembaga ini bergerak dalam bidang pendidikan dan pelatihan tentang pemanfaatan sampah di Kabupaten Bantul.[15]