Wangsa Mataram (bahasa Jawa : ꦮꦁꦯꦩꦠꦫꦴꦩ꧀ , translit. wangsa mataram , pengucapan bahasa Jawa: [wɔngˈsɔ mat̪aram] , dikenal juga sebagai Catur Sagotra ) atau Dinasti Mataram adalah sebutan bagi wangsa atau keluarga bangsawan yang memerintah di tiga kerajaan yaitu Mataram Islam , Surakarta , dan Yogyakarta , serta di dua kadipaten yaitu Mangkunagaran dan Pakualaman . Setelah Perang Takhta Jawa Ketiga hingga saat ini, wangsa Mataram masih memerintah monarki-monarki pecahan Mataram Islam (Catur Sagotra ).
Sejarah
Wangsa Mataram merupakan dinasti terakhir yang berkuasa di Pulau Jawa . Wangsa ini memerintah negara yang juga memiliki nama yang sama dengan nama keluarga besarnya, Mataram , sebuah negara yang bermula di daerah bekas reruntuhan kerajaan Mataram Kuno dan meluas hampir menguasai seluruh tanah Jawa, Madura, dan sebagian daerah di pulau disekitarnya.
Berdasarkan sejarahnya, penguasa Mataram adalah keturunan dari Ki Ageng Sela (Sela adalah sebuah desa dekat Demak ). Salah satu keturunan Ki Ageng Sela yaitu Ki Ageng Enis memiliki putra bernama Ki Ageng Pamanahan , mereka merupakan perintis dan pendiri wangsa Mataram bersama tokoh dari Sela lainnya yaitu Ki Juru Martani dan Ki Panjawi .
Para penguasa dari wangsa Mataram umumnya menggunakan gelar-gelar yang diambil dari beberapa bahasa, utamanya dari bahasa Jawa dan Arab . Di antara gelar-gelar yang mereka sandang, sunan dan sultan adalah gelar yang paling umum diketahui.
Daftar penguasa
Naskah Perjanjian Giyanti , yang membagi wilayah Mataram menjadi dua kekuasaan, Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta .
Periode Mataram :
Panembahan Senapati (Danang Sutawijaya) 1586 – 1601
Susuhunan Anyakrawati (Raden Mas Jolang) 1601 – 1613
Sultan Agung Anyakrakusuma (Raden Mas Jatmika) 1613 – 1645
Susuhunan Amangkurat I (Raden Mas Sayyidin) 1646 – 1677
Susuhunan Amangkurat II (Raden Mas Rahmat) 1677 – 1703
Susuhunan Amangkurat III (Raden Mas Sutikna) 1703 – 1705
Susuhunan Pakubuwana I (Raden Mas Darajat) 1704 – 1719
Susuhunan Amangkurat IV (Raden Mas Suryaputra) 1719 – 1726
Susuhunan Pakubuwana II (Raden Mas Prabasuyasa) 1726 – 1742 (Periode I)
Susuhunan Amangkurat V (Raden Mas Garendi) 1742 – 1743
Susuhunan Pakubuwana II (Raden Mas Prabasuyasa) 1743 – 1745 (Periode II)
Keraton Surakarta , istana resmi para Susuhunan (Sunan) Surakarta.
Periode Surakarta :
Susuhunan Pakubuwana II (Raden Mas Prabasuyasa) 1745 – 1749 (Periode III)
Susuhunan Pakubuwana III (Raden Mas Suryadi) 1749 – 1788
Susuhunan Pakubuwana IV (Raden Mas Subadya) 1788 – 1820
Susuhunan Pakubuwana V (Raden Mas Sugandi) 1820 – 1823
Susuhunan Pakubuwana VI (Raden Mas Sapardan) 1823 – 1830
Susuhunan Pakubuwana VII (Raden Mas Malikis Solikin) 1830 – 1858
Susuhunan Pakubuwana VIII (Raden Mas Kuseini) 1858 – 1860
Susuhunan Pakubuwana IX (Raden Mas Duksina) 1860 – 1893
Susuhunan Pakubuwana X (Raden Mas Sayyidin Malikul Kusna) 1893 – 1939
Susuhunan Pakubuwana XI (Raden Mas Antasena) 1939 – 1945
Susuhunan Pakubuwana XII (Raden Mas Suryo Guritno) 1945 – 2004
Susuhunan Pakubuwana XIII (Raden Mas Suryo Partono) 2004 – Petahana
Keraton Yogyakarta , istana resmi para Sultan Yogyakarta.
Periode Yogyakarta :
Sultan Hamengkubuwana I (Raden Mas Sujana) 1755 – 1792
Sultan Hamengkubuwana II (Raden Mas Sundara) 1792 – 1810 (Periode I)
Sultan Hamengkubuwana III (Raden Mas Suraja) 1810 – 1811 (Periode I)
Sultan Hamengkubuwana II (Raden Mas Sundara) 1811 – 1812 (Periode II)
Sultan Hamengkubuwana III (Raden Mas Suraja) 1812 – 1814 (Periode II)
Sultan Hamengkubuwana IV (Raden Mas Ibnu Jarot) 1814 – 1822
Sultan Hamengkubuwana V (Raden Mas Gatot Menol) 1822 – 1826 (Periode I)
Sultan Hamengkubuwana II (Raden Mas Sundara) 1826 – 1828 (Periode III)
Sultan Hamengkubuwana V (Raden Mas Gatot Menol) 1828 – 1855 (Periode II)
Sultan Hamengkubuwana VI (Raden Mas Mustaja) 1855 – 1877
Sultan Hamengkubuwana VII (Raden Mas Murteja) 1877 – 1921
Sultan Hamengkubuwana VIII (Raden Mas Sujadi) 1921 – 1939
Sultan Hamengkubuwana IX (Raden Mas Dorodjatun) 1940 – 1988
Sultan Hamengkubuwana X (Raden Mas Herjuno Darpito) 1989 – Petahana
Pura Mangkunegaran , istana resmi para Adipati Mangkunegara.
Periode Mangkunagaran Surakarta :
Adipati Mangkunegara I (Raden Mas Said) 1757 – 1795
Adipati Mangkunegara II (Raden Mas Sulama) 1795 – 1835
Adipati Mangkunegara III (Raden Mas Sarengat) 1835 – 1853
Adipati Mangkunegara IV (Raden Mas Sudira) 1853 – 1881
Adipati Mangkunegara V (Raden Mas Sunita) 1881 – 1896
Adipati Mangkunegara VI (Raden Mas Suyitna) 1896 – 1916
Adipati Mangkunegara VII (Raden Mas Surya Suparta) 1916 – 1944
Adipati Mangkunegara VIII (Raden Mas Hamidjoyo Saroso Notosuparto) 1944 – 1987
Adipati Mangkunegara IX (Raden Mas Sudjiwo Kusumo) 1988 – 2021
Adipati Mangkunegara X (GPH. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo) 2022 – Petahana
Pura Pakualaman , istana resmi para Adipati Paku Alam.
Periode Pakualaman Yogyakarta :
Adipati Paku Alam I (BPH. Natakusuma) 1813 – 1829
Adipati Paku Alam II (Raden Tumenggung Natadiningrat) 1892 – 1858
Adipati Paku Alam III (GPH. Sasraningrat) 1858 – 1864
Adipati Paku Alam IV (Raden Mas Nataningrat) 1864 – 1878
Adipati Paku Alam V (KPH. Suryadilaga) 1878 – 1900
Adipati Paku Alam VI (KPH. Natakusuma) 1900 – 1902
Dewan Perwalian Pakualaman 1902 – 1906
Adipati Paku Alam VII (Raden Mas Arya Surarja) 1906 – 1937
Adipati Paku Alam VIII (Raden Mas Arya Sularsa Kunta Suratna) 1937 – 1998
Adipati Paku Alam IX (Raden Mas Haryo Ambarkusumo) 1999 – 2015
Adipati Paku Alam X (Raden Mas Wijoseno Haryo Bimo) 2016 – Petahana
Pemakaman
Para penguasa pertama Mataram sebelum Sultan Agung dimakamkan di Pasarean Mataram . Setelah pembangunan Astana Pajimatan Himagiri di Bantul pada tahun 1632 , Sultan Agung dan penguasa Mataram setelahnya (Surakarta dan Yogyakarta) juga dimakamkan di sana.
Sementara untuk penguasa Mangkunagaran dimakamkan di Astana Utara di Surakarta , serta Astana Mangadeg dan Astana Girilayu di Karanganyar . Kemudian untuk penguasa Pakualaman dimakamkan di Astana Giriganda di Kulon Progo .
Pahlawan Nasional Indonesia
Catur Sagotra
Catur Sagotra merupakan penyatuan empat entitas yang masih memiliki akar tunggal tali kekerabatan. Hal ini merujuk pada keluarga kerajaan penerus wangsa Mataram. Kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesunanan Surakarta , Kesultanan Yogyakarta , Kadipaten Mangkunagaran , dan Kadipaten Pakualaman .
Guna mempererat hubungan baik antar empat entitas pecahan Mataram, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan ) rutin menyelenggarakan festival Catur Sagotra setiap tahunnya. Festival ini diikuti oleh perwakilan dari keempat wilayah pecahan Mataram. Keempat istana akan menampilkan mahakarya seni dan budaya sesuai dengan gaya masing-masing.
Lihat pula
Referensi