Wakasihu adalah negeri di Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia.
Kelembagaan
Negeri ini masih menggunakan sistem pemerintahan adat, dengan kepala pemerintahan yang bergelar "raja". Raja Wakasihu saat ini adalah H. Ahmad Polanunu Bin H. Abdul Basir Polanunu, yang dikukuhkan secara adat pada 26 Juli 2019 di baileo Teuna Senggelisa.[1] Pelantikan secara kenegaraan oleh Bupati Maluku Tengah dilakukan sehari sesudah pengukuhan adat, pada 27 Juli 2019. Pelantikan ini dihadiri oleh Raja Hatu dan Raja Eti, masing-masing bertindak sebagai saksi dari pihak pela dan gandong, dengan tamu dari kalangan raja-raja se-Leihitu.[2]
Demografi dan budaya
Bahasa daerah
Masyarakat Wakasihu memiliki bahasa daerah yang dikenal sebagai bahasa Larike-Wakasihu,[3] yang kadang digolongkan sebagai bahasa Tana atau bahasa kampung. Bahasa Tana atau bahasa kampung merupakan istilah yang merujuk pada bahasa-bahasa asli yang dituturkan di Maluku bagian tengah, berkebalikan dengan bahasa Melayu Ambon yang saat ini menjadi lingua franca, yang merupakan varian bahasa Melayu Pasar yang datang ke Maluku seiring meningkatnya kontak dagang dengan masyarakat luar. Saat ini, bahasa daerah di Wakasihu tengah mengalami kemunduran dan berada dalam tahap memprihatinkan. Oleh karenanya, pemerintah negeri dan Kantor Bahasa Maluku tengah bekerja sama dan berusaha untuk melakukan pemertahanan terhadap bahasa Wakasihu.[4] Menurut Ethnologue, bahasa Wakasihu masih dipakai oleh semua orang dewasa di negeri tersebut. Namun, terjadi kegagalan transmisi dan jarang dituturkan oleh kaum muda. Selain itu, bahasa ini juga tidak diajarkan di sekolah atau pendidikan resmi.[3]
Agama
Penduduk Wakasihu semuanya beragama Islam. Terdapat sebuah masjid besar di pesisir Wakasihu yang bernama Masjid Cakmarussalam.[5] Pada Juli 2023, Wakasihu dan negeri tetangga, Larike menjadi tuan rumah ajang MTQ se-Kabupaten Maluku Tengah.[6] Pembukaan ajang tersebut dilakukan di masjid Wakasihu.[7]
Hubungan sosial
Wakasihu terikat pela dengan Hatu[8] dan memiliki hubungan gandong dengan Eti.[1]
Referensi